Mendorong Minat UMKM Menggunakan QRIS: Peran UTAUT dan Kepercayaan

Mendorong Minat UMKM Menggunakan QRIS: Peran UTAUT dan Kepercayaan_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Peran UTAUT pada UMKM di Surabaya Raya mengungkap bahwa fasilitas kondisi, harapan kinerja, dan kepercayaan berpengaruh besar terhadap minat penggunaan QRIS.

Digitalisasi sistem pembayaran di Indonesia terus mengalami percepatan dalam beberapa tahun terakhir. Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) menjadi salah satu inovasi penting yang dikembangkan oleh Bank Indonesia. QRIS bertujuan menyatukan berbagai metode pembayaran non-tunai melalui satu kode QR nasional yang dapat diterima oleh berbagai penyedia jasa pembayaran. Inovasi ini mampu mengatasi kerumitan akibat banyaknya aplikasi dompet digital yang tidak saling terintegrasi.

Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia merupakan kelompok strategis dalam penerapan QRIS. Wilayah Surabaya Raya yang meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik memiliki jumlah pelaku UMKM yang besar dengan infrastruktur ekonomi yang berkembang pesat. Meskipun pertumbuhan jumlah merchant QRIS cukup signifikan, tingkat adopsi aktif QRIS dalam transaksi harian masih belum optimal. Kondisi ini menunjukkan perlunya pemahaman mengenai faktor-faktor yang memengaruhi minat penggunaan QRIS oleh pelaku UMKM.

Faktor Pendorong Minat Penggunaan QRIS

Penelitian ini mengidentifikasi 4 faktor utama yang memengaruhi minat penggunaan QRIS oleh pelaku UMKM. Keempat faktor tersebut adalah fasilitas kondisi, harapan kinerja, pengaruh sosial, dan ekspektasi usaha. Seluruh variabel tersebut dianalisis dengan pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), model populer yang dikembangkan oleh Venkatesh et al. (2003) untuk menjelaskan adopsi teknologi.

Fasilitas kondisi berkaitan dengan tersedianya sarana pendukung seperti smartphone, akses internet, dan bantuan teknis. Harapan kinerja merujuk pada keyakinan bahwa QRIS dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam transaksi usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua variabel ini memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat penggunaan QRIS. Pelaku UMKM yang merasa didukung oleh infrastruktur digital dan melihat manfaat nyata dari QRIS cenderung memiliki minat yang tinggi untuk mengadopsinya.

Peran Kepercayaan dalam Adopsi Teknologi

Selain variabel UTAUT, kepercayaan menjadi salah satu faktor penting yang dimasukkan ke dalam model penelitian ini. Kepercayaan terhadap sistem pembayaran digital mencakup persepsi terhadap keamanan data, keandalan sistem, dan perlindungan oleh regulator. QRIS sebagai sistem yang berada di bawah pengawasan langsung Bank Indonesia memberikan jaminan yang kuat bagi pengguna.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat penggunaan QRIS. Kepercayaan menjadi dasar dalam keputusan adopsi teknologi, terutama bagi pelaku UMKM yang sebelumnya belum terbiasa menggunakan sistem pembayaran digital. Di wilayah dengan tingkat literasi digital yang beragam seperti Surabaya Raya, pembangunan kepercayaan menjadi aspek krusial. Edukasi yang konsisten dan regulasi yang transparan dapat memperkuat kepercayaan pengguna terhadap sistem digital seperti QRIS.

[BACA JUGA: Excitement Peaks at AMERTA Concert: A Night to Remember at Universitas Airlangga]

Faktor Sosial dan Ekspektasi Usaha yang Kurang Berpengaruh

Meskipun dalam banyak teori pengaruh sosial menjadi faktor penting, dalam konteks ini variabel tersebut tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Pelaku UMKM di Surabaya Raya cenderung membuat keputusan teknologi berdasarkan manfaat langsung, bukan karena dorongan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas penggunaan lebih diutamakan daripada opini lingkungan sekitar.

Begitu pula dengan ekspektasi usaha, yang menggambarkan persepsi terhadap kemudahan penggunaan QRIS, juga tidak menunjukkan pengaruh signifikan. UMKM saat ini umumnya sudah terbiasa dengan aplikasi digital, sehingga QRIS tidak dianggap sulit digunakan. Dengan demikian, kemudahan penggunaan tidak lagi menjadi hambatan utama dalam proses adopsi QRIS di kalangan pelaku UMKM.

Implikasi bagi Inklusi Keuangan Digital

Temuan dalam penelitian ini memiliki implikasi penting bagi pemerintah, regulator, dan penyedia layanan pembayaran digital. Strategi perlu difokuskan pada penguatan infrastruktur digital dan pembangunan kepercayaan pengguna. Edukasi digital harus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menciptakan pemahaman yang mendalam tentang keamanan dan manfaat penggunaan QRIS.

Penyedia layanan pembayaran juga harus memastikan sistem yang ditawarkan stabil, cepat, dan mudah digunakan. Keamanan data, transparansi informasi, dan kecepatan transaksi menjadi nilai tambah utama dalam membangun kepercayaan pengguna. Surabaya Raya dapat dijadikan sebagai wilayah percontohan dalam pengembangan ekosistem pembayaran digital yang inklusif dan berkelanjutan, khususnya dalam sektor UMKM.

***

Penulis: Moch Alfani Rozikin

https://ejournal.itn.ac.id/
https://jurnalfe.ustjogja.ac.id/
https://roaseg.ucad.sn/
https://lms.ikippgribojonegoro.ac.id/xnxx/
https://sipresma.ft.undip.ac.id/storage/views/xnxx/