VOKASI – Menelisik ikon bersejarah Kampung Eropa di Jalan Rajawali Kota Lama Surabaya.
Kawasan Kota Lama Surabaya memiliki berbagai bangunan ikonik yang telah berdiri lama. Berdiri sejak masa kolonial Belanda. Tak heran jika kawasan tersebut menarik minat wisatawan karena menyimpan sejarah Bangsa Indonesia. Minat wisatawan semakin tinggi karena bangunan di kawasan itu dirancang dengan arsitektur kolonial.
Jembatan Merah: Simbol Perlawanan
Jembatan Merah merupakan salah satu ikon paling terkenal di Surabaya. Dibangun pada abad ke-18, jembatan ini awalnya berfungsi sebagai penghubung utama antara dua kawasan penting di Surabaya. Selain fungsinya sebagai jalur transportasi, Jembatan Merah juga dikenal sebagai saksi dari peristiwa bersejarah, terutama dalam Pertempuran 10 November 1945, yang merupakan salah satu momen penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Dengan desain klasik yang masih dipertahankan hingga kini, Jembatan Merah tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga menjadi tempat berbagai acara budaya yang sering diadakan di Surabaya. Keindahan arsitektur dan nilai sejarah yang melekat menjadikan jembatan ini sebagai salah satu objek penting yang wajib dikunjungi.
Cagar Budaya dengan Nilai Sejarah Tinggi
Tidak jauh dari Jembatan Merah, berdiri megah Gedung Internatio. Bangunan ini dibangun pada awal abad ke-20 dan berfungsi sebagai pusat perdagangan internasional. Gedung ini memainkan peran penting dalam perekonomian Surabaya pada masa kolonial. Arsitektur yang megah dengan pilar-pilar besar dan ornamen klasik khas Eropa menjadikan Gedung Internatio sebagai salah satu cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah.
Gedung ini kini menjadi salah satu tujuan wisata sejarah yang menarik banyak pengunjung yang ingin melihat langsung bukti kejayaan masa lalu Surabaya. Meskipun telah berusia lebih dari satu abad, gedung ini masih berdiri kokoh dan tetap menjadi bagian penting dari identitas Kota Lama Surabaya.
Gedung Cerutu: Simbol Kejayaan Industri Kolonial
Gedung Cerutu, yang juga terletak di Jalan Rajawali, adalah contoh lain dari arsitektur kolonial yang masih terjaga dengan baik. Dibangun pada tahun 1930-an, gedung ini awalnya berfungsi sebagai pabrik pengolahan tembakau untuk industri cerutu. Struktur bangunan yang kokoh dengan ornamen sederhana namun elegan mencerminkan kejayaan industri kolonial pada masa itu.
Saat ini, Gedung Cerutu telah beralih fungsi menjadi pusat perbelanjaan dan restoran, namun tetap mempertahankan nilai sejarahnya. Upaya pelestarian gedung ini menjadikannya simbol penting dari sejarah industri Surabaya, serta bagian dari wisata sejarah yang menarik bagi pengunjung.
Melestarikan Warisan Budaya
Upaya pelestarian ketiga bangunan ini dilakukan secara serius oleh pemerintah dan komunitas lokal. Berbagai kegiatan edukasi dan tur sejarah sering diadakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan warisan budaya yang ada. Dengan menjaga dan merawat bangunan-bangunan ini, generasi mendatang dapat terus mengenang dan menghargai sejarah Surabaya.
***
Penulis : Viona Aidila
Pembimbing : Dr. Fitri Mutia, A.KS., M.Si
Program Studi : Diploma III Perpustakaan, Universitas Airlangga
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR