VOKASI NEWS – Pasar Atom merupakan salah satu pasar tradisional tertua di Kota Surabaya yang berdiri sejak awal abad ke-20. Pasar ini tidak hanya dikenal sebagai pusat perbelanjaan, tetapi juga menyimpan nilai-nilai sejarah dan sosial yang penting. Lokasinya yang strategis, dekat Jembatan Merah dan kawasan pecinan, menjadikan pasar ini saksi peristiwa besar seperti perjuangan 10 November 1945. Seiring berkembangnya zaman, Pasar Atom mengalami perubahan besar, termasuk revitalisasi pada tahun 1972 dan pembangunan Pasar Atom Mall pada awal 2000-an.
Sebagai tempat bertemunya berbagai lapisan masyarakat, pasar ini merekam jejak perjalanan budaya kota. Produk lokal seperti Pisang Aroma, Roti Titoni, hingga batik khas Surabaya menjadi ikon yang bertahan hingga kini. Namun, modernisasi dan hadirnya pusat perbelanjaan baru serta e-commerce telah menantang eksistensi pasar tradisional.
Produksi Video Storytelling Pasar Atom Sebagai Dokumentasi Sejarah
Untuk memperkuat upaya pelestarian nilai budaya Pasar Atom, sebuah video story telling berdurasi 5–7 menit diproduksi dengan pendekatan naratif visual. Tahapan produksi meliputi pra-produksi, produksi, dan pascaproduksi. Pra-produksi diawali dengan penyusunan naskah dan pengumpulan data melalui observasi langsung, wawancara pedagang, serta studi arsip sejarah di Dinas Kearsipan dan Dinas Kebudayaan Kota Surabaya. Beberapa narasumber telah berjualan sejak dekade 1970-an dan memberikan informasi otentik terkait perubahan fungsi pasar dari masa ke masa.
Proses produksi dilakukan di kawasan Pasar Atom Lama dan Baru, menggunakan kamera ponsel untuk mendokumentasikan aktivitas, suasana, serta elemen visual yang mencerminkan identitas pasar. Visual yang direkam meliputi interaksi sosial, tata bangunan, dan produk legendaris. Pasca Produksi dilakukan menggunakan aplikasi CapCut dan Canva untuk menyunting footage, menambahkan narasi suara, musik latar, serta teks pendukung.
Narasi Emosional dan Strategi Pelestarian Budaya
Video ini dirancang untuk menyampaikan kisah sejarah pasar secara komunikatif, emosional, dan faktual. Narasi dibacakan dengan ritme deskriptif dan reflektif, dikombinasikan dengan footage dan ilustrasi suara yang mendukung atmosfer historis. Pendekatan ini sejalan dengan pemikiran Nugroho (2021), bahwa narasi sejarah lokal perlu dikemas secara menarik agar mampu menyentuh generasi digital.
Konten video tidak hanya berfungsi sebagai media edukasi, tetapi juga menjadi alat dokumentasi dan promosi kebudayaan. Pasar Atom yang selama ini dikenal sebagai pusat perdagangan, melalui media ini juga diposisikan sebagai ruang sejarah yang hidup. Video ini dipublikasikan melalui kanal YouTube resmi Program Studi D3 Perpustakaan Universitas Airlangga untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Produksi ini menjadi kontribusi dalam membangun kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya pelestarian pasar tradisional. Dengan menggabungkan data sejarah, pengalaman narasumber, dan teknologi visual, video ini menunjukkan bahwa storytelling digital dapat menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini.
BACA JUGA: [Digitalisasi UMKM Sedagaran Melalui Google Maps untuk Peningkatan Pemasaran]
***
Penulis: Alifia Ilmi Nahdyah
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro