VOKASI NEWS – Dokumentasi video profil edukatif Klenteng Boen Bio di Surabaya menjadi simbol harmoni budaya dan pusat ibadah Khonghucu.
Di tengah padatnya aktivitas Kota Surabaya, terdapat sebuah bangunan cagar budaya yang memancarkan ketenangan dan kekayaan sejarah. Terletak di Jalan Kapasan No. 131, klenteng ini bukan hanya tempat ibadah umat Khonghucu, tetapi juga menjadi simbol akulturasi budaya Tionghoa di Indonesia. Sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya lokal, sebuah video profil informatif diproduksi untuk memperkenalkan lebih dalam sejarah, filosofi arsitektur, hingga kegiatan spiritual di klenteng tersebut. Video ini dikemas dalam bentuk dokumenter naratif visual yang mudah dipahami berbagai kalangan, mulai dari pelajar hingga masyarakat umum.
Video profil adalah tayangan yang dirancang untuk memperkenalkan individu, organisasi, perusahaan, produk, atau layanan kepada masyarakat luas. Fungsinya sebagai sarana presentasi yang memberikan gambaran lengkap mengenai hal yang diperkenalkan. Umumnya, video ini memuat informasi inti seperti sejarah singkat, visi dan misi, pencapaian, serta nilai-nilai yang dianut. Durasinya umumnya berkisar antara 2-10 menit, tergantung pada tujuan dan target audiens. Format penyajiannya bisa berupa narasi langsung, wawancara, dokumenter mini, atau kombinasi dari berbagai elemen visual dan audio.
Mengapa Klenteng Boen Bio Berbeda dengan Klenteng Lain?
Berbeda dengan klenteng pada umumnya, Boen Bio tidak menampilkan patung dewa (Kim Sin) pada altar utama. Sebagai gantinya, terdapat (Sin Ci) yang merupakan papan arwah bertuliskan nama para Nabi Khonghucu beserta para pengikutnya dalam aksara Cina. Patung-patung yang ada di klenteng menggambarkan sosok Nabi Khonghucu dalam berbagai fase kehidupannya. Patung berbusana biru menampilkan beliau saat menjabat sebagai perdana menteri, sementara yang berbusana coklat menggambarkan masa ketika beliau mulai menyebarkan ajarannya. Keunikan ini menjadikan Klenteng Boen Bio sebagai satu dari tiga klenteng Khonghucu murni di dunia, bersama dengan klenteng serupa di Jepang dan Shandong, Tiongkok.
Klenteng Boen Bio aktif digunakan untuk kebaktian setiap hari Minggu, serta menjadi pusat perayaan pada hari-hari besar seperti Hari Raya Tangcik, Hari Wafat Nabi Khonghucu, dan Hari Kelahiran Nabi Khonghucu. Keberadaan klenteng ini menjadi bukti penting toleransi antarbudaya dan antaragama yang sudah terjalin sejak lama di Surabaya. Klenteng Boen Bio juga ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Surabaya melalui SK Nomor 188/737/KPTS/013/2017.
[BACA JUGA: NCT dan Fenomena Korean Wave Dorong Minat Wisata ke Kota Tua Jakarta]
Menjaga Warisan Budaya Melalui Dokumenter Visual
Video profil Klenteng Boen Bio menjadi media edukasi sekaligus sarana pelestarian budaya. Menggunakan narasi yang menarik, animasi informatif, dan pengambilan gambar sinematik, video ini menyoroti sejarah, nilai arsitektural, dan kehidupan keagamaan di dalam klenteng.
Video ini diunggah di kanal YouTube resmi Program Studi D3 Perpustakaan Universitas Airlangga, sehingga dapat menjangkau audiens luas, mulai dari pelajar hingga masyarakat umum. Melalui karya ini, mahasiswa berkontribusi dalam mengenalkan sekaligus melestarikan salah satu warisan budaya penting di Surabaya.
***
Penulis: Adelia Transilvania
Editor: Habibah Khaliyah