VOKASI NEWS – Menelisik kota terbesar kedua di Indonesia yang memiliki sejarah sebagai pusat perdagangan dan pelabuhan penting sejak era Kadhipaten Surabaya.
Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, tidak hanya dikenal karena dinamika perkotaan dan kemajuan ekonomi, tetapi juga karena perjalanan sejarahnya yang kaya dan penuh warna. Dari masa Kadhipaten yang kuno hingga perjuangan kemerdekaan yang heroik, Surabaya telah menyimpan banyak cerita penting yang membentuknya menjadi kota yang kita kenal sekarang. Mari telusuri sejarah Surabaya, mengungkap transformasi kota ini dari masa lalu yang bersejarah hingga era kemerdekaan.
Perlu diketahui, pada abad ke-13, Surabaya adalah bagian dari wilayah Kadhipaten, yakni wilayah administratif yang dikuasai oleh penguasa lokal atau adipati. Pada masa ini, Surabaya adalah bagian dari kerajaan-kerajaan Jawa kuno. Pada masa ini, Surabaya memiliki peran penting sebagai pelabuhan dan pusat perdagangan. Kadhipaten adalah wilayah yang memiliki otonomi tertentu di bawah kekuasaan kerajaan yang lebih besar seperti Majapahit.
Dalam sejarah awal ini, Surabaya dikenal sebagai pelabuhan strategis yang terhubung dengan berbagai jaringan perdagangan di Asia Tenggara. Meski tidak banyak catatan terperinci tentang periode ini, prasasti-prasasti dan peninggalan arkeologis menunjukkan bahwa Surabaya telah menjadi tempat yang ramai. Tidak heran jika Kadhipaten penting dalam perdagangan rempah-rempah dan barang-barang berharga lainnya.
Perubahan besar terjadi pada abad ke-16 ketika penjajah Belanda mulai memasuki wilayah Indonesia. Surabaya menjadi sasaran utama Belanda pada tahun 1625, setelah pertempuran sengit melawan Kesultanan Mataram. Dengan kemenangan ini, Belanda menguasai Surabaya dan menjadikannya sebagai bagian penting dari kekuasaan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie).
Pengaruh Kedatangan Belanda di Kadhipaten Surabaya
Di bawah pemerintahan Belanda, Surabaya mengalami modernisasi yang signifikan. Kota ini berkembang pesat sebagai pusat perdagangan, dengan pembangunan pelabuhan yang lebih besar, jalan-jalan, dan berbagai gedung administrasi. Kota ini juga menjadi hub penting dalam perdagangan internasional, menghubungkan berbagai wilayah di Asia dan Eropa.
Kehadiran Belanda juga mengubah struktur sosial Surabaya. Hal tersebut dipicu dengan pengenalan sistem administrasi kolonial yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari penduduk. Meskipun banyak perubahan ini membawa kemajuan ekonomi, masyarakat lokal juga mengalami tantangan dan penyesuaian dalam menghadapi kekuasaan kolonial.
Salah satu babak paling heroik dalam sejarah Surabaya terjadi pada 10 November 1945. Masa tersebut ketika kota ini menjadi medan pertempuran sengit selama perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Surabaya menjadi pusat perlawanan terhadap upaya Belanda untuk kembali menguasai Indonesia.
Pertempuran Surabaya melibatkan pertempuran intens antara pasukan Inggris, yang saat itu berusaha untuk mengembalikan kekuasaan Belanda, dan para pejuang kemerdekaan Indonesia. Dalam pertempuran ini, rakyat Surabaya menunjukkan keberanian dan semangat juang yang luar biasa. Meskipun menghadapi perlawanan yang kuat, perjuangan ini menggarisbawahi tekad bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan sepenuhnya.
Peristiwa 10 November kemudian dikenali sebagai Hari Pahlawan, sebuah hari nasional untuk menghormati jasa-jasa para pejuang kemerdekaan. Monumen Tugu Pahlawan, yang terletak di Surabaya, didirikan untuk mengenang peristiwa bersejarah ini. Selain itu tentunya guna menghormati pahlawan yang gugur dalam perjuangan kemerdekaan.
Transformasi Surabaya Setelah Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan, Surabaya terus berkembang sebagai kota yang memainkan peran kunci dalam ekonomi dan budaya Indonesia. Kota ini mengalami transformasi besar, dengan perkembangan industri, perdagangan, dan pendidikan. Surabaya menjadi salah satu pusat ekonomi utama di Indonesia Timur, serta tempat perkembangan berbagai institusi budaya dan pendidikan.
Dalam beberapa dekade terakhir, Surabaya telah bertransformasi menjadi kota metropolitan yang modern, sambil tetap mempertahankan warisan sejarahnya. Landmark bersejarah seperti Monumen Jalesveva Jayamahe dan berbagai bangunan kolonial lainnya masih menjadi bagian penting dari lanskap kota, mengingatkan akan perjalanan panjang yang telah dilalui Surabaya.
BACA JUGA: Tatalaksana Luka Bakar di Rumah : Panduan Praktis untuk Keluarga di Dusun Petisbenem
Menelusuri sejarah Surabaya dari masa Kadhipaten hingga era kemerdekaan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang bagaimana kota ini berkembang dan beradaptasi sepanjang zaman. Dari pelabuhan kuno yang penting, melalui perubahan kolonial, hingga menjadi simbol perjuangan kemerdekaan. Surabaya adalah cerminan perjalanan sejarah Indonesia yang dinamis. Dengan memahami sejarahnya, warganegara dapat lebih menghargai kontribusi Surabaya dalam membentuk identitas dan kemajuan bangsa Indonesia.
***
Penulis: Ilham Haqiqi Alqorani
Editor: Puspa Anggun Pertiwi