Mengenal Hipertensi dan Pentingnya Pendekatan Pengobatan Alami

VOKASI NEWS – Hipertensi adalah penyakit kronis yang sering dijuluki pembunuh diam-diam karena tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Kondisi ini dapat memicu komplikasi serius seperti stroke dan gagal jantung. Menurut data WHO, prevalensi hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahun. Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mencatat angka prevalensi mencapai lebih dari 30% pada orang dewasa. 

Dalam perspektif Traditional Chinese Medicine (TCM), sekitar 33,5% pasien hipertensi di Tiongkok dan 29,7% di Indonesia mengalami sindrom hiperaktivitas Yang hati. Gejalanya meliputi wajah merah, mudah marah, sakit kepala, dan gangguan tidur. Pendekatan alami dinilai penting untuk mengurangi efek samping obat dan menjaga keseimbangan tubuh secara holistik.

Potensi Buah Bit dan Daun Stevia Bagi Hipertensi

Buah bit (Beta vulgaris L.) merupakan umbi berwarna merah keunguan yang kaya kalium dan nitrat. Kalium membantu menurunkan efek natrium dan merelaksasi pembuluh darah. Nitrat akan diubah menjadi oksida nitrat yang berperan melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah dapat menurun. Namun, rasa dan aroma khas buah bit sering membuat sebagian orang enggan mengkonsumsinya. Inovasi dilakukan dengan membuat sirup sari buah bit yang dipadukan pemanis daun stevia (Stevia rebaudiana). Stevia adalah pemanis alami tanpa kalori yang aman untuk penderita hipertensi maupun diabetes serta tidak memicu lonjakan gula darah.

Metode Penelitian 

Penelitian ini bersifat eksperimental dengan tiga formulasi sirup, masing-masing memiliki total volume 570 mL.

  • F1: 245 mL sari bit + 325 mL larutan stevia
  • F2: 175 mL sari bit + 325 mL larutan stevia + 70 mL air
  • F3: 105 mL sari bit + 325 mL larutan stevia + 140 mL air

Kandungan kalium diuji menggunakan metode Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Mutu organoleptik dinilai oleh panelis terlatih berdasarkan warna, aroma, rasa, sensasi, dan penerimaan keseluruhan. Analisis proksimat dilakukan untuk mengetahui kadar air, abu, lemak, karbohidrat, dan energi.

Hasil Penelitian

Formulasi F1 memiliki kandungan kalium tertinggi yaitu 1.610 mg/L, disusul F2 sebesar 1.560 mg/L dan F3 sebesar 1.050 mg/L. Uji organoleptik menunjukkan F1 memperoleh skor tertinggi pada semua parameter penilaian.

Hasil proksimat F1 adalah kadar air 95,73%, abu 0,41%, lemak 1,66%, karbohidrat 2,2%, dan energi 23,74 kcal. Semua parameter memenuhi kriteria minuman fungsional menurut standar yang berlaku. Data ini menunjukkan bahwa F1 adalah formulasi paling ideal untuk dikembangkan menjadi produk siap konsumsi.

Manfaat Berdasarkan Prinsip TCM

Menurut TCM, buah bit bersifat mendinginkan darah, membersihkan panas, melancarkan peredaran Qi dan darah, serta memperkuat fungsi hati dan jantung. Sifat detoksifikasinya juga mendukung kesehatan ginjal dan membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Dengan kandungan gizi yang lengkap, sirup sari buah bit dapat menjadi minuman herbal yang aman, praktis, dan menyehatkan. Produk ini cocok dikonsumsi sebagai pendamping terapi hipertensi, khususnya dengan sindrom hiperaktivitas Yang hati.

Keunggulan dan Potensi Pemasaran

Dibanding sirup komersial, sirup sari buah bit stevia memiliki beberapa keunggulan. Produk ini bebas gula, aman untuk penderita diabetes, kaya nutrisi, dan memiliki rasa manis alami. Bahan bakunya berasal dari tanaman lokal yang mudah dibudidayakan di Indonesia. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat, potensi pasar untuk minuman fungsional berbahan alami sangat besar. Produk ini dapat dikemas dalam botol praktis dan dipasarkan sebagai minuman kesehatan yang bisa dinikmati kapan saja.

Inovasi sirup sari buah bit stevia memadukan ilmu gizi, prinsip TCM, dan potensi bahan lokal menjadi produk minuman fungsional yang sehat dan bernilai ekonomi. Dengan formulasi tepat, produk ini tidak hanya membantu mengelola tekanan darah, tetapi juga memperkaya pilihan minuman sehat masyarakat. Sirup ini menjadi bukti bahwa bahan alami Indonesia dapat diolah menjadi inovasi kesehatan yang bermanfaat.

BACA JUGA: [Peran Pemahaman Perilaku Budaya dalam Menetapkan Strategi Pemasaran]

***
Penulis: Anggita Rusydawati

Editor: Oky Sapto Mugi Saputro