VOKASI NEWS – Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang penting untuk diketahui.
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi oleh bakteri, virus, atau mikroorganisme lain, tetapi sebagian besar ISK disebabkan oleh bakteri. ISK terjadi pada organ-organ saluran kemih seperti ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Pada ujung uretra bagian bawah dapat ditinggali oleh bakteri yang jumlahnya menurun di uretra dekat kandung kemih. Setelah buang air kecil, biasanya terkontaminasi dengan bakteri yang terdapat di uretra, preputium, atau vulva.
[BACA JUGA: Waspada Resistensi Antibiotik Pada Pasien Pneumonia]
Penelitian tentang Infeksi Saluran Kemih
Angka kejadian ISK sebagai salah satu jenis infeksi nosokomial tertinggi yaitu sekitar 39%-60%. Menurut National Kidney and Urologic Disease Infection Clearinghouse (NKUDIC), ISK merupakan urutan kedua setelah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. Menurut Departemen Kesehatan RI 2014, pasien ISK mencapai 90-100 kasus per 100.000 penduduk per tahun atau sekitar 180.000 kasus baru per tahun. Data di Rumkit Tk II Dr. Soepraoen Malang tahun 2017, ISK pada wanita sekitar 35 orang (55%) dan ISK pada pria sekitar 15 orang (45%).
Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih
Sebagian besar ISK disebabkan oleh bakteri, sebagian kecilnya disebabkan oleh jamur, virus, chlamidia, dan parasit. Lebih dari 85% kasus ISK disebabkan oleh bakteri Gram negatif yang merupakan flora normal di saluran cerna, pada umumnya yang tersering adalah Escherichia coli, diikuti oleh Proteus, Klebsiella, dan Enterobacter. Bakteri Proteus dan Pseudomonas sering dikaitkan dengan ISK berulang. Selain itu, Pseudomonas sp dan Staphylococcus sering dijumpai paska kateterisasi. Infeksi Candida albicans sebagai penyebab ISK pada immunicompromised.
Faktor Risiko Infeksi Saluran Kemih
ISK bertanggung jawab terhadap morbiditas khususnya pada wanita. Risiko terjadinya ISK bergantung pada berbagai macam faktor, yaitu :
- Jenis kelamin
Perempuan memiliki risiko ISK yang lebih tinggi karena perempuan memiliki uretra yang lebih pendek sehingga lebih mudah mencapai saluran kemih.
- Usia
Ketika seseorang berusia tua, sistem imun tubuh akan menurun sehingga memudahkan terjadinya ISK. Selain itu, pada wanita menopause terjadi perubahan lapisan vagina dan penurunan estrogen.
- Kehamilan
Selama masa kehamilan terjadi perubahan fisiologis pada saluran kemih yang dapat meningkatkan risiko ISK.
- Penggunaan kateter
Penggunaan kateter urine dapat menjadi media oleh bakteri untuk kolonisasi dan dapat merusak mekanisme pertahanan kandung kemih.
- Riwayat penyakit diabetes melitus
Tingginya konsentrasi glukosa pada urine pasien diabetes melitus menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri sehingga dapat meningkatkan bakteri pada urine secara signifikan.
- Kebersihan
Pada area genitalia yang lembab menyebabkan suburnya pertumbuhan jamur dan bakteri sehingga dapat menginfeksi area sekitar genitalia.
Diagnosis Infeksi Saluran Kemih
- Urinalisis
Urinalisis adalah analisis fisik, kimia, dan mikroskopik terhadap urine. Leukosuria positif apabila ditemukan ˃5 leukosit/LPB (Lapang Pandang Besar) sedimen urine. Selain itu, hematuria juga digunakan sebagai petunjuk adanya ISK jika ditemukan 5-10 eritrosit/LPB sedimen urine.
- Kultur urine
Kultur urine adalah gold standard untuk diagnosis ISK secara kuantitatif. Kultur urine dapat mengidentifikasi bakteri patogen secara spesifik. Bakteri yang ditemukan di dalam urine disebut dengan bakteriuria. Bakteriuria bermakna ganda apabila bakteri patogen ditemukan sebanyak ≥105/mL pada urine porsi tengah. Bakteriuria bermakna dapat disertai dengan gejala klinis maupun tanpa gejala klinis.
- Tes Kimiawi
Tes kimiawi urine dilakukan dengan metode dipstik. Adapun tes dipstik adalah salah satu pemeriksaan penunjang jika pasien memiliki gejala klinis. Tes dipstik dapat mendeteksi leukosit esterase sebagai indikator piuria dan nitrit sebagai indikator bakteriuria.
***
Nama Penulis : Novita Rahmawati
Nama Pembimbing : Aliyah Siti Sundari
Program Studi : D3 Teknologi Laboratorium Medis
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR