VOKASI UNAIR

Mengenal Profil Bakteri dan Sensitivitas Antibiotik pada Pemeriksaan Kultur Pus

Mengenal Profil Bakteri dan Sensitivitas Antibiotik Pada Pemeriksaan Kultur Pus_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Kultur pus menjadi kunci dalam mendiagnosis infeksi piogenik yang dapat mengancam keselamatan pasien di ruang perawatan intensif. 

Infeksi piogenik merupakan infeksi yang disebabkan oleh peradangan lokal yang parah dan biasanya disertai dengan munculnya nanah. Infeksi piogenik disebabkan oleh bakteri dan menyebabkan kerusakan jaringan dan sering dijumpai pada rumah sakit, salah satunya terjadi di ruang perawatan intensif atau Intensive Care Unit (ICU). Jenis infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri Gram positif dan Gram negatif seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Escherichia coli, Klebsiella spp., Proteus spp., Pseudomonas spp., dan Acinetobacter spp.. 

Infeksi Piogenik dapat terjadi karena berbagai macam faktor. Diantaranya impetigo, osteomielitis, sepsis, artritis septik, spondylodiscitis, otitis media, sistitis dan meningitis. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa infeksi piogenik salah satunya yaitu dengan cara pemeriksaan kultur pus. Pemeriksaan kultur pus merupakan pemeriksaan yang dapat menentukan jenis bakteri yang menginfeksi serta dapat menentukan jenis sensitivitas antibiotik pada infeksi tersebut.

Hasil Penelitian Profil Bakteri dan Sensitivitas Antibiotik pada Kultur Pus

Pada hasil penelitian yang berjudul “Profil Bakteri dan Sensitivitas Antibiotik Pada Kultur Pus di RSUD dr. Soedono Madiun Periode Bulan Januari – Juni Tahun 2023” diperoleh 373 data hasil kultur pus positif. Hasil menunjukkan pada Gram negatif terdapat 289 isolat, sedangkan Gram positif terdapat 55 isolat. Hasil profil bakteri Gram negatif ICU didominasi oleh bakteri Klebsiella pneumoniae ss. pneumoniae. Sedangkan bakteri Gram negatif non – ICU didominasi oleh bakteri Escherichia coli

Bakteri Gram negatif Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri oportunistik yang tersebar luas yang sering ditemukan pada lingkungan sekitar. Klebsiella pneumoniae adalah bakteri patogen non motil yang berhubungan dengan pneumonia, sepsis, infeksi bedah lokal dan bakteri Gram negatif kedua yang dapat menyebabkan infeksi invasive. Bakteri Gram negatif Escherichia coli merupakan bakteri golongan Enterobacteriaceae yang bersifat fakultatif anaerob yang hidup dalam pencernaan manusia dan hewan. Selain hidup di pencernaan, bakteri ini dapat menyebabkan faktor utama pada luka infeksi.

Selain bakteri Gram negatif, terdapat juga bakteri Gram positif ICU yang didominasi oleh bakteri Staphylococcus haemolyticus. Sedangkan bakteri Gram positif non – ICU adalah Staphylococcus aureus ss. aureus. Gram positif Staphylococcus sp. merupakan mikroflora normal yang terdapat pada kulit, saluran pernafasan, saluran pencernaan hingga udara dan lingkungan sekitar. Infeksi dapat terjadi ketika imun manusia lemah yang disebabkan berbagai macam diantaranya hormon, kulit, luka, pengguna steroid atau obat lainnya.

Pengaruh Kadar Antibiotik Bagi Sensitivitas Bakteri

Dalam penelitian ini juga ditemukan bakteri Gram negatif ICU penghasil Extended Spectrum Beta – lactamase (ESBL). Bakteri tersebut yaitu Klebsiella pneumoniae ss. pneumoniae sebanyak 14 isolat dari  44% dan Escherichia coli sebanyak 8 isolat dari 89%. Sedangkan bakteri Gram negatif non – ICU penghasil Extended Spectrum Beta – lactamase (ESBL) yaitu Escherichia coli. Bakteri tersebut ditemukan sebanyak 27 isolat dari 33% dan Klebsiella pneumoniae ss. pneumoniae sebanyak 20 isolat dari 43%. Bakteri penghasil ESBL dapat menyebabkan kegagalan dalam pengobatan. 

Dengan begitu, hal tersebut dapat meningkatkan biaya perawatan karena penggunaan antibiotik yang berlebihan. Selain itu terdapat bakteri Gram positif ICU dan non – ICU penghasil Methicillin Resistance Staphylococcus sp. (MRS) yang didominasi oleh Staphylococcus haemolyticus. Terjadinya resistensi tersebut seringkali disebabkan karena terapi antibiotik yang tidak tepat. Oleh karena itu harus menjadi poin penting untuk mengelola dan mengendalikan Staphylococcus Multi Drugs Resistance (MDR) dan meresepkan antibiotik yang tepat.

BACA JUGA: Tersedianya Direktori Online Coffee Shop for Work from Anywhere (WFA) di Surabaya

Berdasarkan hasil sensitivitas antibiotik pada Gram negatif ICU dan non – ICU sebagian besar memiliki sensitivitas pada antibiotik cefepime, meropenem, piperacillin-tazobactam, amikacin dan tigecycline. Sedangkan untuk bakteri Gram positif ICU dan non – ICU sebagian besar memiliki sensitivitas pada antibiotik amoxicillin, amoxyclav, cefixime, erythromycin dan penicillin.

***

Penulis : Karisma Paramita Putri

Editor: Puspa Anggun Pertiwi

Share Media Sosmed

Pilihan Kategori

Name Link
Form permohonan peliputan, publikasi dan penerbitan
Panduan Prosedur Peliputan
Panduan Penulisan Artikel

Pastikan karya kamu sesuai panduan yang ada ya voks, tetap semangat!