Mengenalkan dan Nostalgia Grup Lawak Aneka Ria Srimulat Di Kota Surabaya

Mengenalkan dan Nostalgia Grup Lawak Aneka Ria Srimulat Di Kota Surabaya_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Aneka Ria Srimulat Surabaya dikenal dengan humor khas dan perjalanan panjangnya. Video storytelling menghadirkan nostalgia sekaligus menunjukkan regenerasi grup lawak legendaris ini.

Aneka Ria Srimulat merupakan kelompok seni Jawa yang dikenal melalui humor plesetan dan karakter unik para pemainnya. Tokoh pembantu rumah tangga yang lebih berkuasa dari majikan hingga sosok drakula menjadi ciri khas yang melekat. Teguh Slamet, salah satu pendiri, menyebut bahwa humor Srimulat bukan sekadar lucu, melainkan terletak pada keanehan ucapan, gerakan, dan perilaku.

Kelompok ini lahir dari pertemuan Raden Ayu Srimulat dan Teguh Slamet pada 1947 dalam kelompok musik keroncong. Dari situ terbentuk Gema Malam Srimulat yang kemudian berkembang menjadi Aneka Ria Srimulat. Pada 1961, Srimulat mulai tampil di Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya. Tempat tersebut menjadi pusat kegiatan sekaligus rumah bagi para pemain. Dari Surabaya, Srimulat melebarkan sayap hingga ke Jakarta dan Solo. Popularitas kelompok ini melahirkan banyak pelawak terkenal, seperti Nunung, Tessy, Asmuni, Bambang Gentolet, Tarzan, dan Basuki.

Nostalgia dan Regenerasi

Upaya mengenang Srimulat di Surabaya dilakukan melalui video storytelling. Dokumentasi foto pertunjukan di THR, penampilan di berbagai kota, hingga iringan musik tradisional menambah nuansa nostalgia. Penonton diajak menelusuri perjalanan kelompok ini dengan tambahan animasi dan narasi yang menjelaskan konteks sejarahnya.

[BACA JUGA: Marriotternship: Strategi Efektif Rekrutmen Karyawan di Hotel Bintang Lima]

Meski Teguh Slamet telah tiada, Srimulat tetap bertahan melalui komunitas yang berisi pemain baru dan senior. Regenerasi ini menunjukkan bahwa Srimulat tidak hanya menjadi bagian dari hiburan masa lalu, tetapi juga warisan seni pertunjukan yang masih relevan hingga sekarang.

***

Penulis: Fristina Lita Destianti

Editor: Fatikah Rachmadianty