VOKASI NEWS – Kelelahan kerja di industri pertambangan merupakan ancaman serius yang dapat mengurangi efisiensi dan meningkatkan risiko kecelakaan kerja, disebabkan oleh kombinasi faktor intern dan ekstern yang kompleks.
Industri pertambangan termasuk salah satu industri yang memiliki risiko dan bahaya yang cukup besar, salah satunya adalah kelelahan kerja. Menurut Internasional Labour Organization (2019) di dunia hampir setiap tahun terdapat sebanyak dua juta pekerja yang meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kelelahan kerja berasal dari faktor internal dan eksternal yang tidak memadai untuk bekerja sampai kepada masalah psikososial dapat berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja.
Faktor yang Mempengaruhi
- Usia
Pekerja berusia tua lebih mudah terjadi kelelahan kerja daripada pekerja berusia muda. Hal tersebut disebabkan oleh kekuatan otot pekerja yang berusia tua sudah mengalami penurunan dibandingkan dengan pekerja yang berusia muda.
- Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok menyebabkan jumlah oksigen di paru-paru dan aliran darah menjadi kurang. Oksigen pun digantikan oleh asap yang berasal dari rokok. Penurunan oksigen dapat menyebabkan kelelahan kerja karena aliran darah terganggu dan organ-organ tubuh tidak bisa mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
- Durasi Tidur
Tidur diyakini dapat memulihkan tenaga karena tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan berikutnya. Kekurangan jam tidur akan menyebabkan otak sulit berkonsentrasi dan daya ingat menurun disertai gejala-gejala kelelahan seperti mengantuk.
- Beban Kerja
Pekerjaan yang dilakukan secara berulang dan dalam posisi yang tetap akan meningkatkan rasa bosan pada pekerja. Pekerja akan merasa pekerjaan semakin berat karena bekerja secara monoton. Contohnya seperti melakukan pengawasan, memuat bijih nikel ke dalam dumptruck menggunakan excavator, mengangkut bijih nikel ke tempat penampungan dst.
Pengukuran dan Pencegahan Kelelahan Kerja
Ada berbagai cara yang bisa dipakai untuk mengetahui kelelahan seseorang, namun bersifat hanya sebatas mengukur indikator kelelahan. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan Kuesioner Kelelahan Kerja Subjektif dari Industrial Fatigue Research Committe (IFRC) yaitu menjawab 30 pertanyaan terkait dengan pelemahan kegiatan, motivasi, dan fisik.
- Melakukan tes kelelahan kerja (fatigue check) secara rutin dan berkala setiap dua atau tiga hari sekali pada siang dan malam hari. Hhususnya pada pekerja yang berusia tua agar gejala kelelahan terdeteksi sejak dini.
- Mengadakan penyuluhan tentang dampak kebiasaan merokok terhadap kelelahan kerja kepada pekerja saat P5M dan safety talk agar dapat lebih memahami dan mengendalikan kebiasaan merokok yang dilakukan. Selain itu juga memberikan penghargaan atau reward kepada pekerja yang mematuhi aturan larangan merokok dengan memberi hadiah berupa insentif.
- Pekerja dapat beristirahat dengan tidur atau makan yang dapat meningkatkan kembali kadar gula dalam darah.
- Melakukan peregangan dinamis selama 15 menit setiap selesai bekerja yang dapat memberikan rasa nyaman setelah bekerja secara monoton dengan waktu yang cukup lama.
BACA JUGA: Mengatasi Dehidrasi pada Pekerja di Lingkungan Panas Ekstrem
***
Penulis : Habil Fajrul Halim
Editor: Puspa Anggun Pertiwi