VOKASI NEWS – Menghidupkan kembali heroisme Surabaya melalui event drama kolosal perobekan bendera.
Surabaya dikenal sebagai kota yang memiliki banyak situs bersejarah, seperti Hotel Majapahit, Jembatan Merah, Tugu Pahlawan, dan kawasan kota tua. Situs-situs tersebut menyediakan latar yang autentik untuk penyelenggaraan event reenactment yang menarik dan edukatif. Peristiwa-peristiwa penting seperti perobekan bendera Belanda dan pertempuran 10 November 1945 dapat direpresentasikan secara immersive, sehingga pengunjung dapat memahami makna perjuangan rakyat Surabaya dengan lebih mendalam.
Salah satu event yang paling menonjol adalah Drama Kolosal Perobekan Bendera di Hotel Majapahit. Event ini merefleksikan momen bersejarah saat bendera Belanda dirobek dan digantikan oleh bendera Merah Putih di Hotel Yamato, yang kini dikenal sebagai Hotel Majapahit. Pertunjukan ini menampilkan dramatikasi lengkap dengan kostum dan properti masa lalu, memberikan pengalaman yang mengasyikkan dan penuh ketegangan bagi pengunjung.
Peristiwa perobekan bendera berawal dari perintah pihak Sekutu kepada petugas administrasi Belanda untuk mempersiapkan kedatangan pasukan Sekutu dan NICA serta mengurus tahanan perang di Surabaya. Petugas Belanda yang ditempatkan di Hotel Yamato tidak melakukan koordinasi dengan pemerintah Republik Indonesia di Surabaya. Ketegangan meningkat ketika Mr. Ploegman mengibarkan bendera Belanda di hotel tersebut, yang memicu kemarahan masyarakat Surabaya yang tengah membara dengan semangat nasionalisme.
Massa mengepung hotel dan menuntut penurunan bendera, namun tuntutan tersebut diabaikan. Bentrokan pun pecah dan menimbulkan korban jiwa, termasuk Mr. Ploegman. Puncaknya, para pemuda Surabaya menaiki atap hotel, menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengibarkan kembali bendera Merah Putih sebagai simbol kemerdekaan Indonesia. Insiden ini menandai awal perlawanan rakyat Surabaya terhadap penjajahan.
Transformasi dan Antusiasme dalam Drama Kolosal Perobekan Bendera
Event Drama Kolosal Perobekan Bendera telah berlangsung selama lebih dari satu dekade dengan dukungan antusiasme masyarakat. Awalnya, acara ini berbentuk upacara sederhana yang lebih formal dan berfokus pada penghormatan terhadap peristiwa sejarah. Seiring waktu, event ini berkembang menjadi pertunjukan teater yang dinamis dan interaktif, menampilkan narasi dan akting yang menggugah emosi penonton.
Partisipasi aktif masyarakat Surabaya sangat terlihat, mulai dari pelajar, mahasiswa, komunitas seni, hingga pegiat sejarah yang berperan sebagai pemain, kru, dan relawan. Keterlibatan ini tidak hanya mempererat rasa kebersamaan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran sejarah di kalangan generasi muda. Event ini pun bertransformasi menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik wisatawan domestik dan mancanegara.
Keterlibatan pelajar sejak tingkat sekolah dasar menjadi strategi penting dalam menanamkan nilai nasionalisme dan kesadaran sejarah sejak dini. Pendekatan ini menciptakan ikatan emosional serta memori kolektif yang bertahan hingga masa dewasa. Dukungan penyelenggara berupa peminjaman naskah, kostum, dan properti kepada sekolah-sekolah menunjukkan semangat kolaboratif dalam menyebarluaskan nilai sejarah.
Dampak dari event ini dirasakan oleh pemerintah, komunitas, dan masyarakat Surabaya, terutama melalui peningkatan kemandirian kreatif di lingkungan pendidikan. Keberhasilan program ini tercermin dari umpan balik positif serta keberlanjutan event yang melampaui sekadar pertunjukan formal, menjadi media edukasi dan pelestarian sejarah yang efektif.
[BACA JUGA: Pola Nutrisi Sehat, Kunci Cegah Sarcopenia pada Lansia]
Drama Kolosal Perobekan Bendera di Surabaya merupakan contoh nyata bagaimana sejarah dapat dihidupkan kembali melalui seni pertunjukan. Event ini tidak hanya memperingati momen heroik, tetapi juga membangun kesadaran nasional dan identitas sejarah di kalangan generasi muda. Dengan dukungan masyarakat luas, event ini terus berkembang menjadi destinasi wisata sejarah yang bermakna dan edukatif, memperkuat warisan budaya Surabaya bagi masa depan.
***
Penulis: Wahyu Saputra
Dosen Pembimbing 1: Novianto Edi Suharno
Dosen Pembimbing 2: Sri Endah Nurhidayati
Program Studi: D4 Destinasi Pariwisata
Editor: Fatikah Rachmadianty