VOKASI NEWS – Ruang baca perpustakaan perguruan tinggi memegang peran penting sebagai pusat sumber belajar. Namun, apa jadinya jika ruang perpustakaan tidak nyaman dan kurang menarik? Masalah inilah yang ditemukan di Perpustakaan Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti. Sebuah proyek tugas akhir berhasil mengidentifikasi dan menawarkan solusi inovatif untuk mengubah ruang baca yang monoton menjadi lingkungan belajar yang modern dan adaptif.
Masalah di Ruang Baca yang Sepi
Observasi awal mengungkap beberapa tantangan utama yang membuat ruang baca jarang digunakan mahasiswa.
- Tata Letak Kurang Representatif: Ruang baca yang terpisah di lantai 2 ini terlihat seperti ruang makan, dengan hanya beberapa meja dan kursi di tengah ruangan. Kesan ini membuat mahasiswa enggan berkunjung.
- Sirkulasi dan Akses Kurang Efisien: Tata letak yang kurang efisien menghambat akses ke fasilitas perpustakaan.
- Pencahayaan dan Akustik Tidak Ideal: Meskipun ada banyak jendela, cahaya matahari langsung membuat ruangan terasa panas di siang hari. Selain itu, ruangan tidak memiliki peredam suara, sehingga kebisingan dari luar mengganggu konsentrasi.
Konsep Perancangan yang Inovatif: Biofilik Modern Tropis
Untuk mengatasi masalah ini, sebuah perancangan ulang diusulkan dengan mengadopsi pendekatan “Biofilik”. Konsep ini bertujuan untuk menciptakan koneksi dengan alam dan mengurangi stres, selaras dengan kebutuhan mahasiswa pariwisata yang membutuhkan ruang kolaborasi dan presentasi.
Gaya desain yang dipilih adalah “Modern Tropis”, yang memadukan desain modern yang bersih dengan sentuhan alami dan segar. Material alami seperti kayu dan serat rotan mendominasi interior, menciptakan tekstur yang kaya dan menenangkan. Penggunaan palet warna yang terinspirasi dari alam, seperti hijau lembut, cokelat tanah, dan krem, digunakan untuk menciptakan suasana yang segar, cerah, dan membangkitkan semangat.
Fungsionalitas Ruang Baca yang Ditingkatkan
Desain baru ini tidak hanya berfokus pada estetika, tetapi juga fungsionalitas. Konsep tata ruang yang baru membagi ruangan seluas 72m2 ini menjadi dua zona fungsional yang berbeda namun saling terhubung. Ruang baca akan dibagi menjadi dua zona berbeda untuk memenuhi berbagai kebutuhan pengguna:
- Area Komunal/Diskusi: Ruang fleksibel dengan meja dan kursi modular yang mudah dipindahkan untuk kegiatan kelompok atau diskusi.
- Area Santai: Ruang yang lebih privat dan nyaman, dilengkapi dengan sofa empuk dan pencahayaan lembut, ideal untuk membaca atau beristirahat.
Selain itu, furnitur yang digunakan bersifat ergonomis dan modular, memberikan fleksibilitas dalam penataan ruang. Masalah pencahayaan berlebih diatasi dengan penambahan penahan cahaya, sementara masalah kebisingan diatasi dengan penambahan karpet dan pendingin ruangan (AC) untuk sirkulasi udara yang lebih baik.
Manfaat untuk Mahasiswa dan Institusi
Melalui visualisasi 2D dan 3D, hasil perancangan ini secara konkret menunjukkan bagaimana transformasi ruang baca dapat diimplementasikan.Transformasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan. Diharapkan, perancangan ulang ini akan menciptakan lingkungan yang tidak hanya meningkatkan efisiensi belajar, tetapi juga memberikan pengalaman yang menyenangkan dan menginspirasi bagi mahasiswa, variasi area belajar juga memungkinkan mahasiswa memilih tempat yang paling sesuai dengan preferensi mereka, membuat proses belajar menjadi lebih personal dan efektif. Bagi perpustakaan, desain baru ini dapat menjadi dasar perbaikan dan peningkatan kualitas area baca, menciptakan lingkungan yang lebih kondusif dan menarik minat mahasiswa untuk sering berkunjung, menjadikan perpustakaan kembali sebagai pusat sumber belajar yang adaptif, inspiratif, dan berpusat pada pengguna.
BACA JUGA: [Pelaksanaan Magang Mahasiswa D4 Teknologi Laboratorium Medik di RSUD Dr. Mohamad Soewandhie]
***
Penulis: Rizky Dyah Puspa Wardani
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro