VOKASI UNAIR

Menguji Relevansi Faktor Individu dengan Unsafe Action Pekerja Pembesian

Potret Pekerja Pembesian/dokumen istimewa

VOKASI NEWS – Menguji relevansi faktor individu dengan unsafe action pekerja pembesian, sebuah penelitian Mahasiswa Fakultas Vokasi UNAIR.

Sektor konstruksi memiliki pekerjaan berisiko tinggi dan menempati peringkat pertama terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja disebabkan oleh tindakan tidak aman (unsafe action) sebesar 88%, sementara 10% karena kondisi tidak aman (unsafe condition), dan 2% oleh faktor ketentuan Tuhan. Faktor individu merupakan salah satu faktor yang dapt memengaruhi terjadinya unsafe action. Faktor individu, meliputi usia, masa kerja, tingkat pendidikan, pengetahuan K3, dan kelelahan.

Salah satu pekerjaan konstruksi yang memiliki risiko tinggi (high risk), yaitu pekerjaan pembesian. Pekerjaan pembesian adalah bagian dari pekerjaan struktur yang memiliki peran penting dalam pembangunan gedung. Pekerjaan pembesian terdiri dari pekerjaan pemotongan, pembengkokan dan perakitan atau fabrikasi besi tulangan. Adapun pekerjaan pembesian memiliki potensi kecelakaan kerja, antara lain tangan terjepit, tertimpah material, jatuh dari ketinggian, tersengat listrik, dan lain-lain yang dapat mengakibatkan fatality atau membutuhkan penanganan medis.

Hubungan Faktor Individu dengan Unsafe Action

Ada hubungan antara faktor individu (usia, masa kerja, tingkat pendidikan, pengetahuan K3, dan kelelahan) dengan unsafe action pada pekerja pembesian. Usia memengaruhi unsafe action karena pekerja dengan usia lebih muda cenderung kurang berhati-hati dalam menjaga keselamatan diri. Masa kerja memengaruhi unsafe action karena pekerja baru belum mampu mengenal kondisi lingkungan kerja secara baik. Besar kemungkinan pekerja baru tidak mengetahui prosedur kerja yang aman. Tingkat pendidikan memengaruhi unsafe action karena pekerja yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keselamatan dan mampu menerapkan tindakan yang aman. Pengetahuan K3 memengaruhi unsafe action karena pekerja yang memiliki pengetahuan K3 tinggi akan menyadari bahwa melakukan unsafe action dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Kelelahan memengaruhi unsafe action karena meningkatnya kelelahan saat bekerja dapat menyebabkan penurunan kinerja dan peningkatan unsafe action yang dilakukan oleh pekerja.

BACA JUGA: Keuntungan Magang di Kemitraan Sapi Perah Greenfields Indonesia

Dari pembahasan tersebut, maka harus ada sosialisasi K3 mengenai unsafe action melalui safety induction, ToolBox Meeting, dan HSE Talk. Kemudian reward dan punishment untuk meningkatkan kepatuhan pekerja terhadap peraturan yang berlaku. Selanjutnya, pelatihan K3 untuk mengubah tindakan pekerja dengan memberikan pengalaman belajar. Serta, pengawasan K3 untuk mencari keadaan yang tidak sesuai standar sehingga dapat mengurangi potensi kecelakaan kerja yang dilakukan rutin setiap hari. Kemudian, melakukan pengukuran kelelahan menggunakan reaction timer dan pekerja dapat melakukan peregangan disela – sela bekerja selama sekitar 3 menit. Rekomendasi – rekomendasi tersebut diharapkan dapat mengurangi angka kecelakaan kerja.

***

Penulis : Vanesa Viana Dewi

Dosen Pembimbing : Ratih Damayanti, S.KM., M.Kes

Program Studi : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR

Share Media Sosmed

Pilihan Kategori

Name Link
Form permohonan peliputan, publikasi dan penerbitan
Panduan Prosedur Peliputan
Panduan Penulisan Artikel

Pastikan karya kamu sesuai panduan yang ada ya voks, tetap semangat!