Mengungkap Pentingnya Sarapan Pagi Bagi Kesehatan Tubuh Anak Hingga Lansia

VOKASI NEWS – Pengertian Sarapan pagi adalah kegiatan makan sebelum beraktivitas pagi hari. Kegiatan tersebut meliputi energi, pembangun, dan zat pengatur. Misalnya saja bagi anak-anak dan remaja yang masih bersekolah, sarapan pagi menjadi salah satu sumber energi untuk beraktivitas dan belajar di sekolah atau  bekerja. Sarapan merupakan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi sepanjang hari. Namun masih banyak remaja yang meninggalkan kebiasaan ini sehingga menyebabkan kekurangan zat besi dalam darah dan menyebabkan anemia. Untuk sarapan,  waktu yang ideal adalah jam 7 atau 8 pagi.

Pasalnya, tubuh membutuhkan makanan yang dikonsumsi dalam waktu hampir 7 jam dan perlu diisi ulang dengan cepat agar memiliki energi untuk  beraktivitas. Kadar gula darah turun kurang lebih 1 hingga 2 jam setelah bangun tidur. Menu sarapan yang baik tentu saja harus kaya akan karbohidrat. Kandungan tersebut membantu merangsang glukosa dan zat gizi mikro lainnya di otak untuk menghasilkan energi. Energi ini merangsang otak untuk fokus belajar dan lebih mudah menyerap pelajaran. Sarapan sangat membantu di awal hari atau di pagi hari karena memberikan nutrisi pada otak, meningkatkan kinerja otak dan memudahkan konsentrasi.

Manfaat Sarapan Pagi 

1. Sarapan Pagi Meningkatkan Konsentrasi 

Konsentrasi dipengaruhi oleh  energi yang diperoleh dari sarapan dan nutrisi yang dikandungnya. Sarapan sangat penting bagi tubuh. Ini karena ketika lapar selama 8-10 jam di malam hari, perut terisi kembali, sehingga menurunkan kadar gula darah dan menghalangi pasokan energi ke otak. Glukosa dan karbohidrat merupakan nutrisi yang terdapat pada sarapan dan berperan penting dalam aktivitas otak. Ini juga merangsang otak dan membuatnya mudah berkonsentrasi.

2. Penyediaan Energi Tubuh

Karbohidrat yang  dimakan saat sarapan  merangsang glukosa dan zat gizi mikro lainnya di otak untuk menghasilkan energi. Sarapan memberikan energi pada tubuh untuk beraktivitas seharian. Oleh karena itu, menu sarapan  sebaiknya kaya nutrisi seperti karbohidrat kompleks, protein, vitamin, cairan, lemak, dan serat.

3. Peningkatan Kemampuan Kognitif 

Menurut Caroline (2005), pengaruh sarapan terhadap proses kognitif pada anak sekolah dasar menunjukkan bahwa  sarapan dapat mempengaruhi kemampuan kognitif anak di beberapa bidang, terutama memori spasial, memori jangka pendek, dan perhatian pendengaran ada.

Pola makan seimbang merupakan aspek penting dalam perkembangan fisik dan atletik dan dapat dicapai melalui penyediaan makanan. Di Indonesia, pola makan seimbang makanan yang mengandung energi, karbohidrat, protein dan lemak. Ketika anak-anak kekurangan gizi, tidak hanya keterampilan motoriknya tetapi juga perkembangan fisiknya yang terpengaruh.

4. Melindungi Tubuh dari Serangan Penyakit 

Orang yang rutin melewatkan sarapan pagi memiliki kadar kolesterol jahat yang lebih tinggi dalam tubuhnya dibandingkan  yang mengkonsumsi sereal gandum utuh atau sereal dengan  susu. Serat dalam makanan ini membantu mengikat kolesterol jahat dan dengan cepat mengeluarkannya dari tubuh sebelum mencapai arteri. Mengonsumsi lebih banyak serat  saat sarapan  dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Selain itu, sarapan membantu menyeimbangkan kadar gula darah dan mencegah resistensi insulin. Dengan kata lain, rutin sarapan dapat melindungi Anda dari penyakit berbahaya seperti diabetes. Dampak dan Akibat

Melewatkan Sarapan Meningkatnya Risiko Obesitas Sebaliknya, orang yang rutin sarapan pagi dikaitkan dengan risiko lebih rendah mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Namun, para ahli percaya bahwa diperlukan lebih banyak membuktikan hal ini karena rendahnya kekuatan studi observasional.

Dampak Tidak Sarapan Pagi Bagi Tubuh

1. Peningkatan Risiko Penyakit Jantung 

Dampak melewatkan sarapan juga dapat berdampak pada organ vital seperti jantung. Menurut hasil dari sumber data yang dilakukan Universitas Harvard, pria yang melewatkan sarapan memiliki risiko 27 persen lebih tinggi terkena serangan jantung dan penyakit jantung dibandingkan dengan yang rutin sarapan. Meski penyebab pastinya belum diketahui, beberapa sumber menunjukkan bahwa puasa jangka panjang dapat menyebabkan stres fisik sehingga membuat tubuh bekerja lebih keras dan menyebabkan perubahan metabolisme.

“Perubahan hormon yang membantu menjaga kadar gula darah dan kecenderungan penambahan berat badan pada pasien yang melewatkan sarapan berhubungan dengan penyakit jantung,” jelas ahli endokrinologi Christian J.Gastelum, M.D. dari PIH Health di Whittier, California.

2. Gaya Hidup Tidak Produktif

Melewatkan sarapan juga bisa membuat Anda tidak produktif dan menurunkan konsentrasi. Pasalnya, jika tidak sarapan maka tubuh, terutama otak, tidak akan mempunyai “bahan bakar” untuk beraktivitas dan bekerja.Ingat, otak membutuhkan glukosa agar dapat berfungsi secara optimal. Kadar gula darah rendah akibat kekurangan glukosa atau  puasa berkepanjangan mengganggu fungsi kognitif. Ini berarti tidak dapat berpikir  jernih seperti biasanya. Ini mengurangi produktivitas harian, Misalnya kehilangan konsentrasi dan melupakan pekerjaan yang sedang dilakukan.

BACA JUGA: [Strategi Efektif untuk Optimalisasi Kinerja Bank dalam Meningkatkan Profitabilitas]

***

Penulis: Nurfika Pitaloka

Editor: Puspa Anggun Pertiwi