VOKASI NEWS – Meningkatkan daya tahan kardiorespirasi dengan latihan fisik di dataran tinggi yang dilakukan oleh pemain voli, hasil penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR.
Olahraga bola voli adalah salah satu cabang olahraga yang digemari di dunia, dimana olahraga bola voli menempati urutan kedua paling digemari di dunia, dengan beranggotakan lebih dari 180 negara di International Volleyball Federation (IVBF) (Aditya, 2016). Prestasi di bidang olahraga merupakan salah satu yang paling disorot dan diminati oleh masyarakat, tak hanya tingkat atlet nasional namun juga pada tim antar sekolah, yang menjadikan masing-masing sekolah tengah berlomba-lomba untuk menunjukkan kualitas tim pemain sekolah mereka, tak terkecuali pada cabang olahraga voli.
Masalah saat ini timbul dikarenakan kurangnya pengetahuan pemain serta pelatih, hal ini menyebabkan banyak tim yang kesulitan untuk meningkatkan performa pemain mereka. Untuk menghasilkan efisiensi latihan yang maksimal, salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan kinerja pemain. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan kinerja fisik melalui peningkatan nilai VO2 Max pada pemain voli, hal ini sangat diperlukan untuk mendapatkan kualitas performa pemain yang baik. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan serangkaian latihan.
Dalam dunia olahraga, salah satu metode yang dipelajari adalah dengan melakukan pelatihan di dataran tinggi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa jumlah oksigen di udara yang dihirup akan menurun seiring dengan bertambahnya ketinggian suatu tempat. Hal ini menyebabkan tubuh manusia akan beradaptasi dengan berkurangnya oksigenasi. Dalam beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa latihan pada dataran tinggi menunjukkan efek positif terhadap kinerja olahraga. Menurut Deswandi, dkk, 2019, faktor lingkungan sangat berhubungan terhadap peningkatan nilai VO2Max seseorang. Kadar oksigen yang rendah di daerah pegunungan akan membuat ventilasi paru meningkat, sehingga menyebabkan peningkatan pada hemoglobin dalam darah serta vaskularisasi jaringan. Hal ini menyebabkan kapasitas vital paru semakin baik dan meningkatkan nilai VO2Max.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai VO2
- Usia
Penelitian longitudinal dan cross-sectional nilai dari VO2Max pada anak usia 8-17 tahun yang tidak dilatih menunjukan kenaikan linier dan progresif dari kemampuan aerobik, Setelah usia 20- an VO2Max menurun secara perlahan-lahan dan di usia 55 tahun, VO2Max lebih kurang 27% lebih rendah dari usia 25 tahun. Dengan sendirinya setiap orang selalu berbeda-beda seperti orang lainnya. Seseorang yang banyak mengeluarkan VO2Max akan lebih cenderung mengalami penurunan secara perlahan dalam setiap kapasitas tubuh (Sukadiyanto, 2011).
- Jenis Kelamin
Seorang wanita mempunyai kemampuan aerobik yang lebih rendah dari pria pada usia yang sama. dikarenakan ada hormon yang berbeda, seorang wanita memiliki kosentrasi hemoglobin yang lebih rendah dan lemak tubuh yang lebih besar. Wanita mempunyai masa otot yang lebih rendah dibandingkan seorang laki-laki.
- Latihan Fisik
Melakukan program latihan fisik secara rutin dapat meningkatkan daya tahan dan kekuatan otot pernapasan. Kemampuan otot pernapasan yang baik akan meningkatkan daya tahan kardiorespirasi atau VO2Max.
- Suhu
Pada saat fase progesteron memiliki efek termogenik, yaitu dapat mempengaruhi suhu basal tubuh. Efek termogenik dari progresteron akan berpengaruh pada kerja kardiovaskular, sehingga akan berpengaruh pada nilai VO2Max.
- Ketinggian
Pada dataran tinggi memiliki parsial oksigen yang tipis sehingga asupan oksigen yang dibutuhkan tubuh sangat banyak. Daya tahan tubuh dan kinerja jantung anak di dataran tinggi sangatlah stabil. Asupan oksigen yang sangat banyak untuk membantu peredaran darah membuat anak di dataran tinggi sangat terbiasa pada saat melakukan aktivitas aerobik (Graha, 2010).
Meningkatkan Daya Tahan Kardiorespirasi
Salah satu latihan yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan daya tahan kardiorespirasi atau VO2Max ialah latihan skipping. Latihan skipping merupakan salah satu jenis latihan kardio sederhana yang berdampak besar bagi tubuh. Latihan skipping selama 10 menit dapat membakar kalori setara dengan jogging 8 menit per mil (1mil = 1,6 km). Beberapa ahli menyebutkan bahwa latihan skipping merupakan jenis latihan terbaik yang dapat dilakukan oleh siapa saja, selain alat yang digunakan murah dan mudah didapat, latihan skipping juga sangan bagus untuk melatih daya tahan tubuh, kelincahan kaki, kecepatan, serta melatih kemampuan bergerak lebih lentur.
BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat berlatih skipping
- Meloncat terlalu tinggi
- Mendarat dengan tumit menyentuh lantai, hal ini dapat menyebabkan cedera pada lutut dan pergelangan kaki.
- Mendarat dengan posisi lutut lurus, karena dapat menigkatkan risiko cedera.
- Melakukan latihan skipping pada landasan yang keras seperti aspal atau beton.
***
Penulis : Aisha Muhthi Jannata
Dosen Pembimbing : Dr. M. Fathul Qorib, dr., Sp. KFR, Akhmad Susiloaji, S.Tr.Kes., SKM
Program Studi : D4 Fisioterapi
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR