Menjaga Gizi Ibu dan Janin dengan Pola Makan Sehat Berbasis Health Belief Model

Menjaga Gizi Ibu dan Janin dengan Pola Makan Sehat Berbasis Health Belief Model_Freepik

VOKASI NEWS – Pola makan sehat berbasis Health Belief Model membantu ibu hamil mencegah KEK, menjaga gizi, dan mendukung tumbuh kembang janin.

Kehamilan adalah bagian dari 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) periode kritis yang sangat penting untuk menentukan kualitas kesehatan ibu dan pemenuhan kebutuhan nutrisi serta perkembangan janin. Pola makan sehat menjadi pilar utama dalam menjaga status gizi ibu hamil. Namun, tidak semua ibu hamil mampu menerapkan pola makan sehat, yang akhirnya meningkatkan risiko Kekurangan Energi Kronik (KEK).

Kekurangan Energi Kronik (KEK) masih menjadi masalah gizi yang kerap dijumpai. Kondisi ini dapat memengaruhi tumbuh kembang janin dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan. Oleh karena itu, pemahaman dan perilaku ibu hamil dalam memilih makanan perlu menjadi perhatian utama dalam intervensi gizi. 

Health Belief Model Sebagai Pendekatan Perubahan Perilaku

Health Belief Model (HBM) merupakan pendekatan psikologis yang digunakan untuk menjelaskan dan mengubah perilaku kesehatan. Model ini melibatkan enam komponen: persepsi kerentanan, persepsi keparahan, manfaat, hambatan, isyarat untuk bertindak (cues to action), dan efikasi diri (Glanz, Rimer and Viswanath, 2008). 

Dalam konteks kehamilan, ibu yang merasa rentan terhadap risiko KEK (perceived susceptibility) cenderung lebih waspada terhadap asupan makanannya. Ketika ibu memahami betapa seriusnya dampak kekurangan gizi seperti bayi lahir dengan berat badan rendah (perceived severity), keinginan untuk mengubah kebiasaan makan akan meningkat.

Hambatan yang Dihadapi Ibu Hamil dalam Pola Makan

Tidak semua ibu hamil mampu menerapkan pola makan sehat meskipun memiliki pemahaman yang baik. Hambatan fisiologis seperti mual muntah, keterbatasan ekonomi, atau pantangan budaya terhadap jenis makanan tertentu sering menjadi kendala. Faktor-faktor ini termasuk dalam persepsi hambatan (perceived barriers).

Di sisi lain, dukungan dari tenaga kesehatan, keluarga, dan lingkungan sekitar berperan sebagai isyarat untuk bertindak (Cues to action). Konseling gizi, penyuluhan, dan edukasi visual menjadi pemicu yang efektif. Selain itu, keyakinan ibu hamil terhadap kemampuannya untuk mengatasi tantangan (self-efficacy) sangat memengaruhi keberhasilan perubahan perilaku makan. 

[BACA JUGA: Hipertensi: The Silent Killer yang Bisa Dicegah]

Strategi Meningkatkan Kesadaran Gizi pada Ibu Hamil

Peningkatan kesadaran gizi dapat dilakukan melalui edukasi terstruktur yang memanfaatkan pendekatan Health Belief Model (HBM). Edukasi tentang gizi tidak cukup hanya dengan memberikan informasi, tetapi perlu diarahkan untuk mengubah persepsi. Pesan edukasi yang menekankan manfaat dan menurunkan hambatan menjadi lebih efektif. Misalnya, menjelaskan bahwa konsumsi sayur dan protein hewani secara rutin dapat meningkatkan kesehatan ibu dan janin lebih meyakinkan jika dibarengi dengan contoh nyata.

Pola makan sehat selama kehamilan tidak hanya berdampak jangka pendek, tetapi juga jangka panjang. Asupan gizi yang baik akan membantu mencegah KEK dan komplikasi lain, serta berperan dalam mencetak generasi yang sehat. Oleh karena itu, pendekatan berbasis perilaku seperti HBM patut dipertimbangkan dalam intervensi gizi ibu hamil.

***

Penulis : Elza Putri Ayu Ramadhani 

Editor: Habibah Khaliyah