Transformasi Bus SSCT: Dari Kuliner ke Wisata Sejarah
Bus SSCT (Surabaya Sightseeing and City Tour) merupakan moda transportasi wisata yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Surabaya. Layanan ini pertama kali diluncurkan pada 2013 dengan nama Shopping and Culinary Track. Penamaan awal tersebut mencerminkan citra Surabaya sebagai kota perdagangan yang kuat di sektor belanja dan kuliner.
Pengelolaan Bus SSCT berada di bawah Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya. Tujuan awalnya adalah menyediakan sarana wisata yang terjangkau dan nyaman untuk menjelajahi kota.
Setelah pandemi Covid-19, pada 2023, bus ini mengalami perubahan nama menjadi Surabaya Sightseeing and City Tour. Pergantian ini tidak hanya bersifat kosmetik, melainkan juga mengubah fokus program wisata menjadi lebih mengangkat nilai sejarah dan budaya Kota Pahlawan.
Memperkuat Identitas Surabaya Melalui Wisata Kota
Dengan konsep baru, Bus SSCT dirancang untuk mengajak pengunjung menjelajahi situs-situs bersejarah di Surabaya. Perubahan ini selaras dengan upaya Disbudporapar dalam menegaskan kembali identitas Surabaya sebagai kota perjuangan.
Inspirasi awalnya datang dari Bus SHT milik House of Sampoerna. Namun, Bus SSCT kini menghadirkan cakupan yang lebih luas. Selain destinasi sejarah, perjalanan juga diselingi kunjungan ke pusat kerajinan dan pelaku UMKM, seperti Pabrik Siropen dan Surabaya Kriya Galeri.
Rute Bus SSCT bersifat fleksibel dan menyesuaikan dengan agenda kota. Saat bulan Ramadan, misalnya, bus beroperasi di sore hari untuk menemani kegiatan ngabuburit. Pada perayaan Imlek, rute diarahkan ke kawasan klenteng sebagai bagian dari promosi keragaman budaya.
Armada, Fasilitas, dan Layanan Inklusif
Dua armada disediakan dalam layanan ini, yakni Bus Kuning dan Bus Merah. Titik keberangkatan dibedakan untuk mempermudah pengunjung; Bus Kuning berangkat dari Alun-Alun Surabaya, sementara Bus Merah dari Tugu Pahlawan.
Setiap unit dilengkapi dengan fasilitas pendukung kenyamanan dan keselamatan, seperti AC, sabuk pengaman, kursi empuk, serta akses bagi penyandang disabilitas. Selama perjalanan, penumpang ditemani oleh pemandu wisata dari kalangan Cak dan Ning Surabaya yang berpengalaman dan komunikatif.
Bus SSCT tidak hanya menjadi moda transportasi, tetapi juga media edukasi dan promosi budaya lokal. Keberadaannya menambah daya tarik pariwisata kota dan menjadi sarana efektif memperkenalkan Surabaya kepada wisatawan domestik maupun mancanegara.
Penulis : Muhammad Arif Baihaqi