Warning: file_get_contents(/home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-includes/images/media/authpng): Failed to open stream: No such file or directory in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-includes/class-wp.php on line 3

Warning: file_get_contents(/home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-includes/images/media/authpng): Failed to open stream: No such file or directory in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/themes/hello-elementor/header.php on line 10
Menyelami Keberlanjutan Budaya: Pura Mangkunegaran, dari Sejarah hingga Destinasi Wisata Modern - Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Menyelami Keberlanjutan Budaya: Pura Mangkunegaran, dari Sejarah hingga Destinasi Wisata Modern

VOKASI NEWS – Pura Mangkunegaran di Surakarta, Jawa Tengah, adalah salah satu warisan budaya terpenting di Indonesia yang memadukan sejarah panjang dengan dinamika pariwisata modern. Didirikan pada tahun 1757 oleh Raden Mas Said atau KGPAA Mangkunegoro I, tempat ini dulunya merupakan istana Kadipaten dan pusat pengembangan seni, sastra, dan tradisi Jawa. Setelah bergabung dengan NKRI pada tahun 1946, Pura Mangkunegaran beralih peran menjadi penjaga kebudayaan dan destinasi wisata sejarah.

Saat ini, Pura dikelola secara mandiri oleh pihak Kadipaten. Pengelolaannya berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Hal ini bertujuan melindungi dan memanfaatkan warisan budaya untuk pariwisata, pendidikan, dan ilmu pengetahuan tanpa mengganggu keasliannya. Di bawah kepemimpinan KGPAA Mangkunegoro X, Pura Mangkunegaran semakin relevan dengan zaman modern. Hal ini itandai dengan upaya digitalisasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak.

Daya Tarik dan Inovasi Pura Mangkunegaran

Pura Mangkunegaran menawarkan berbagai daya tarik wisata yang unik. Arsitekturnya yang memadukan gaya Jawa dan Eropa menjadi pemandangan visual yang indah. Bangunan-bangunan seperti Pendhapa Ageng, Pringgitan, dan Dalem Ageng menyimpan koleksi benda-benda bersejarah yang berharga, mulai dari gamelan pusaka hingga wayang dan perhiasan. Pengelola istana memanfaatkan tempat ini sebagai sarana edukasi yang efektif.

Salah satu inovasi terbesar yang dilakukan adalah revitalisasi dan pembukaan Taman Pracima pada awal tahun 2023. Taman ini tidak lagi menjadi area privat, tetapi telah diubah menjadi ruang publik yang memadukan arsitektur Jawa dan Eropa. Di sini, pengunjung dapat menikmati hidangan khas Mangkunegaran di restoran Pracimasana atau bersantai di kafe Pracimaloka. Kedua tempat ini menjadikannya perpaduan antara wisata budaya dan kuliner yang unik. Inovasi ini telah terbukti meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan secara signifikan, terutama setelah revitalisasi dan promosi masif di media sosial.

Pengelolaan Berkelanjutan dan Keterlibatan Masyarakat

Pura Mangkunegaran menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan yang mencakup tiga pilar utama: ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan. Dari aspek ekonomi, destinasi ini meningkatkan pendapatan melalui penjualan tiket, toko souvenir, dan fasilitas kuliner di Pracima Tuin. Pura Mangkunegaran juga menyelenggarakan berbagai acara dan festival seperti “Mangkunegaran Makan-Makan” yang melibatkan UMKM dan seniman lokal, yang secara langsung menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.

Dari aspek sosial-budaya, Pura Mangkunegaran memelihara tradisi takbenda seperti tari dan karawitan melalui organisasi seni Langen Praja. Acara-acara seperti Tingalan Jumenengan dan Kirab Pusaka Dalem Malam 1 Suro menjadi daya tarik yang mengundang wisatawan untuk merasakan langsung kekayaan budaya Jawa. Keterlibatan masyarakat lokal sangatlah erat, di mana banyak dari mereka berperan sebagai abdi dalem dan pemandu wisata yang mendedikasikan diri untuk melestarikan budaya.

Dalam hal lingkungan, Pura Mangkunegaran menjadi cagar budaya pertama yang mengadopsi Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN, menunjukkan komitmen terhadap penggunaan energi terbarukan dan pelestarian alam. Pura Mangkunegaran berhasil menjadi simbol warisan budaya yang hidup, relevan, dan berkelanjutan.

BACA JUGA: [Pemeriksaan Troponin I untuk Deteksi Dini Serangan Jantung di RSUD dr. R. Soeprapto Cepu]

***

Penulis: Vira Dwi Kirana, Nuruddin

Editor: Puspa Anggun Pertiwi