VOKASI NEWS – Merawat kucing betina mulai dari masa kehamilan, persalinan, dan perawatan pasca melahirkan.

Masyarakat Indonesia gemar memelihara kucing sebagai teman keluarga. Kucing sering dijumpai di tempat umum dengan berbagai kondisi kesehatan dan karakter yang berbeda. Kucing betina menjadi pilihan adopsi karena dapat menghasilkan keturunan yang menggemaskan. Masa birahi pada kucing dimulai pada usia 6-8 bulan, ditandai dengan perilaku lebih manja, sering menggosokkan tubuhnya, ekor yang berdiri, mengeong terus-menerus, serta posisi tubuh dengan kepala menunduk dan pantat terangkat (Soerianegara et al., 2024).

Induk kucing yang telah melahirkan dapat mengalami baby blues, yang ditandai dengan enggan menyusui anak-anaknya. Dengan semakin banyaknya pecinta kucing di Lamongan, diharapkan peningkatan pengetahuan mengenai pemeliharaan dan kesehatan kucing dapat terus berkembang.

Ultrasonografi pada Kucing

Ultrasonografi (USG) adalah alat penunjang diagnosis yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk melihat kondisi organ dalam tubuh. Kehamilan kucing berlangsung sekitar tiga bulan, dan pada usia kehamilan satu bulan, induk kucing disarankan untuk menjalani USG guna memantau perkembangan fetus.

Beberapa keuntungan USG pada kucing betina hamil antara lain:

• Melihat perkembangan fetus secara akurat.
• Menentukan perkiraan hari kelahiran.
• Mendengarkan detak jantung fetus.

Perkembangan fetus normal ditandai dengan pembentukan anatomi yang lengkap serta warna organ yang sesuai, seperti tulang yang tampak radiopaque. Perhitungan usia kehamilan juga dapat dilakukan dengan mengukur lebar kepala fetus, karena pertumbuhan otak berhubungan langsung dengan perkembangan tengkorak. Detak jantung fetus yang normal memiliki ritme lub-dub yang teratur, tidak terlalu cepat maupun lambat. Hasil pemeriksaan ini dapat membantu dokter hewan menentukan apakah kelahiran dapat terjadi secara normal atau memerlukan tindakan caesar.

Perawatan Induk dan Bayi Kucing Setelah Melahirkan

Saat induk kucing melahirkan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memotong tali pusar untuk menyelamatkan nyawa anak kucing. Tindakan ini harus dilakukan dengan tangan yang steril untuk menghindari kontaminasi mikroorganisme.

Langkah-langkah perawatan pasca persalinan:

1. Pemotongan tali pusar dilakukan sekitar 5 cm dari plasenta menggunakan arteri klem dan gunting.
2. Seiring waktu, tali pusar akan mengering dan akhirnya putus secara alami.
3. Antiseptik iodine diberikan pada tali pusar untuk mencegah infeksi.
4. Badan anak kucing digosok perlahan hingga terdengar suara tangisan.
5. Nasal aspirator digunakan untuk membersihkan cairan plasenta dari hidung dan mulut.
6. Jika anak kucing tidak segera menangis, kepala diarahkan ke bawah dan tubuh diayunkan perlahan agar cairan keluar.

Setelah melahirkan, induk kucing diberikan tempat yang nyaman, seperti kandang yang dilapisi handuk hangat, serta air minum dan makanan basah. Induk kucing juga disarankan diberikan potongan plasenta untuk membantu memulihkan stamina yang hilang.

[BACA JUGA: Insan Kampus Berkontribusi untuk Negeri: Dialog Inspiratif Dekan Vokasi UNAIR di Radio Suara Muslim]

Dengan perawatan yang tepat, induk dan bayi kucing dapat tumbuh dengan sehat dan optimal, memberikan pengalaman positif bagi para pemilik kucing dalam merawat hewan kesayangan mereka.

***

Penulis : Ian Aerleo Prasetyo

Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR