VOKASI NEWS – Potensi daun kelor sebagai herbal lokal untuk meningkatkan hemoglobin pada wanita dengan anemia. Penelitian menunjukkan peningkatan hemoglobin meski tidak signifikan secara statistik, namun tetap relevan sebagai terapi komplementer.
Anemia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang memengaruhi kualitas hidup, terutama pada wanita usia produktif. Kondisi ini ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin sehingga dapat mengganggu pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas. Wanita berusia 18–25 tahun lebih rentan mengalami anemia karena menstruasi, pola makan tidak seimbang, serta kebutuhan zat besi yang meningkat.
Upaya penanganan biasanya dilakukan melalui konsumsi tablet tambah darah. Namun, efektivitasnya sering terbatas akibat kurangnya asupan gizi pendukung. Hal ini mendorong pemanfaatan alternatif berbasis tanaman herbal yang kaya nutrisi, salah satunya daun kelor (Moringa oleifera).
Potensi Daun Kelor sebagai Herbal
Daun kelor dikenal sebagai “miracle tree” karena kandungan zat besi, vitamin C, flavonoid, dan antioksidan lainnya. Vitamin C berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi sehingga dapat memperbaiki kondisi anemia. Daun kelor mudah ditemukan di Indonesia, harganya terjangkau, dan dapat menjadi pilihan praktis untuk mencegah defisiensi gizi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor mampu meningkatkan kadar hemoglobin dan memperbaiki status gizi pada berbagai kelompok usia. Dengan demikian, kelor berpotensi digunakan sebagai terapi komplementer dalam penanganan anemia.
Metode dan Hasil Penelitian
Penelitian terbaru menggunakan desain true experiment dengan pre-test post-test control group. Sebanyak 16 responden wanita dengan anemia dibagi dalam dua kelompok. Kelompok perlakuan menerima intervensi berupa seduhan daun kelor 2,5 gram dua kali sehari bersama tablet tambah darah. Kelompok kontrol hanya mengonsumsi tablet tambah darah. Intervensi dilakukan selama 14 hari dengan pemeriksaan hemoglobin menggunakan alat EasyTouch GCHb.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin sebesar 3,31 g/dL pada kelompok perlakuan. Kelompok kontrol mengalami peningkatan 2,15 g/dL. Analisis statistik memberikan nilai signifikansi 0,273 (p>0,05), yang berarti tidak ada perbedaan bermakna antara kedua kelompok. Meski demikian, data empiris memperlihatkan bahwa konsumsi seduhan daun kelor tetap mampu meningkatkan kadar hemoglobin.
Temuan ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang melaporkan bahwa kelor dapat mendukung peningkatan hemoglobin pada ibu hamil maupun remaja putri. Kandungan zat besi dan vitamin C diduga berperan dalam memperkuat mekanisme pembentukan sel darah merah. Jika dikombinasikan dengan pola makan bergizi, daun kelor dapat menjadi terapi pendukung yang efektif.
Kesimpulan
Konsumsi seduhan daun kelor berpotensi membantu peningkatan hemoglobin pada wanita dengan anemia. Walaupun tidak menunjukkan perbedaan signifikan dibandingkan dengan konsumsi tablet tambah darah saja, kelor tetap layak dipertimbangkan sebagai terapi komplementer yang mudah diakses masyarakat.
[BACA JUGA: Cegah Komplikasi dengan Mengenali Tanda Awal Hipertensi]
Penelitian lanjutan dengan jumlah sampel lebih besar dan durasi intervensi lebih panjang dibutuhkan untuk memperkuat bukti ilmiah terkait efektivitas kelor. Pemanfaatan tanaman herbal ini juga menegaskan peran kearifan lokal sebagai bagian dari gaya hidup sehat.
***
Penulis: Annisa Aulia
Pembimbing: Rini Hamsidi, Ira Arundina
Editor: Fatikah Rachmadianty