“Optimalkan Layanan Kesehatan dengan Pemeriksaan Elektrolit Semi-Otomatis di RSPAL Dr. Ramelan Surabaya”

VOKASI NEWS – Pemeriksaan elektrolit merupakan salah satu penunjang dalam prosedur pemeriksaan medis yang bertujuan untuk membantu dokter dalam menegakkan diagnosa yang ada.

Pengertian Elektrolit

Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang terdapat di dalam sel, jaringan, dan cairan tubuh, termasuk darah, urine, dan keringat. Elektrolit berfungsi untuk mendukung aktivitas sel dan jaringan tubuh, seperti saraf dan otot. Selain itu, elektrolit juga berperan penting dalam memelihara fungsi jantung serta menjaga kadar cairan tubuh tetap seimbang. Jumlah elektrolit di dalam tubuh dikendalikan oleh berbagai hormon, terutama hormon yang diproduksi di ginjal dan kelenjar adrenal. Contoh elektrolit tubuh, yaitu natrium, kalium, klorida, kalsium, fosfat, bikabornat, dan magnesium.

Pemeriksaan elektrolit berguna untuk membantu diagnosis dokter dalam memastikan gangguan ketidakseimbangan cairan atau kadar asam dan basa pada tubuh. Beberapa gangguan tersebut seperti, kanker, dehidrasi, diabetes, penyakit ginjal, penyakit hati, dan penyakit kardiovaskular. Pemeriksaan ini memiliki beberapa metode diantaranya flame fotometri, atomic absorpsion spechtofotometri, dan ISE (Ion Selective Electroda). Pada RSPAL Dr. Ramelan Surabaya, metode yang digunakan adalah ISE dengan alat bernama Jokoh EX D. Prinsip alat ini yaitu elektroda yang berikatan dengan ion-ion tertentu akan menghasilkan potensial listrik yang setara dengan konsentrasi ion.

Pada pemeriksaan elektrolit, adapun nilai normal yang dijadikan sebagai acuan yaitu

1.      Natrium (Na+): 135 – 144 mmol/L

2.      Klorida (Cl-): 97 – 106 mmol/L

3.      Kalsium (Ca++): 8.5 – 10.2 mg/dL

Laborat wajib dilaporkan ke pihak rawat inap pasien jika mencapai hasil kritis, yaitu:

1.      Natrium (Na+): < 120 mmol/L dan > 160 mmol/L

2.      Klorida (Cl-): < 75 mmol/L dan > 125 mmol/L

3.      Kalsium (Ca++): < 6 mg/dL dan > 13 mg/dL

Kandungan Elektrolit

Kandungan elektrolit dalam tubuh harus seimbang. Elektrolit yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dalam tubuh perlu segera diatasi dengan menjaga keseimbangannya agar fungsi tubuh bisa kembali normal. Jika kelebihan elektrolit tidak diatasi, maka hal ini akan menambah beban kerja ginjal dalam melakukan penyaringan dan dapat memicu terjadinya penyakit ginjal. Jika tubuh terus-menerus kekurangan elektrolit, maka dapat menyebabkan gangguan pada fungsi organ dalam tubuh yang berpotensi menimbulkan berbagai gejala, seperti mual, diare, dan kejang otot. Hingga dalam situasi yang sangat parah, keadaan ini mungkin mengakibatkan kejang, koma, atau bahkan kegagalan pada fungsi jantung. 

Kelebihan pemeriksaan elektrolit yaitu prosesnya hanya membutuhkan waktu yang singkat. Dengan satu kali pengambilan sampel saja dapat mendeteksi cairan-cairan elektrolit dalam tubuh sehingga dapat memastikan ketidakseimbangan cairan atau kadar asam basa pada tubuh. Kekurangan pada pemeriksaan elektrolit di RSAL Dr Ramelan yaitu prosedurnya masih menggunakan metode semi-otomatis. Jadi, penomoran id pasien masih dilakukan secara manual tidak menggunakan scan barcode seperti pemeriksaan otomatis lainnya. Lalu, pembukaan tabung juga perlu dilakukan secara manual oleh manusia.

BACA JUGA : “Rekam Jejak Mahasiswa PKL: Meninjau Pelaksanaan Pemeriksaan FNAB di Laboratorium Anatomi RSAL Surabaya”

***

Penulis : Kelompok PKL RSAL Dr. Ramelan Surabaya

Editor : Maulidatus Solihah