VOKASI NEWS – Di tengah hiruk pikuk kota Surabaya yang terus berkembang, sudut kecil di kawasan Lidah Wetan yang menawarkan pengalaman berbeda yaitu Pasar Lawasan Ndonowati. Tempat ini bukan sekadar pasar, melainkan ruang bernostalgia yang membawa pengunjung kembali ke suasana desa tempo dulu. Sudut menarik ini dilengkapi dengan aroma kuliner tradisional Jawa yang menggoda. Berlokasi di Jalan Lidah Wetan Gang XI, Kec. Lakarsantri, Pasar Lawasan Ndonowati menjadi pasar bertema lawasan tempo dulu pertama di Surabaya.
Ciri Khas Pasar Ndonowati
Begitu memasuki area pasar, pengunjung langsung disambut suasana khas pedesaan. Sa;ah satu contohnya seperti bangunan kayu dan ijuk, alunan musik jawa, dan penjual dengan pakaian tradisional. Ini bukan hanya pasar tradisional biasa, ini adalah panggung budaya yang hidup. Yang membuat pasar ini semakin istimewa adalah ragam kuliner tradisionalnya. Mulai dari rujak cingur, sego pecel, lontong kupang, soto ayam, nasi rames. Selain itu juga terdapat jajanan pasar seperti klepon, tahu gejrot, dan es dawet yang semuanya disajikan dengan cara autentik dan tradisional.
Penyajian yang menggunakan daun pisang, mangkok batok kelapa, hingga cangkir loreng, membuat pengalaman makan terasa lebih akrab dan tradisional melekat pada setiap detail suasana Pasar Lawasan Ndonowati. Salah satu hal yang paling menarik dari pasar ini adalah cara pembayarannya yang anti mainstream. Di sini, pengunjung harus menukar uang tunai dengan keping kayu terlebih dahulu di loket masuk. Keping-keping ini kemudian digunakan sebagai alat transaksi di setiap tenant makanan.
Konsep ini bukan cuma menarik, tapi juga menguatkan kesan tempo dulu yang diusung pasar ini. Pasar ini bukan dibangun oleh investor besar, melainkan lahir dari inisiatif Paguyuban Perekonomian Mandiri. Paguyuban ini pun turut mengajak warga sekitar untuk ikut berjualan dan meramaikan pasar. Hasilnya masyarakat Lidah Wetan bisa meningkatkan pendapatan mereka sembari melestarikan budaya kuliner lokal. Tak hanya soal makanan, pasar ini juga serius soal kenyamanan pengunjung. Fasilitas yang mendukung seperti parkiran luas, mushola, toilet, tempat cuci tangan, live music, gazebo, hingga spot foto estetik membuat pengalaman berkunjung semakin menyenangkan dan cocok untuk segala usia.
Konsep Tradisional di Era Teknologi
Meski mengusung konsep lawas, pasar ini tidak menutup diri terhadap perkembangan zaman. Salah satu saran pengembangan ke depan adalah mengintegrasikan sistem pembayaran digital seperti QRIS dan barcode informasi kulinernya di tiap tenant. Dengan cara ini, pengunjung yang lebih nyaman dengan metode non-tunai tetap bisa menikmati kuliner jadul dengan cara yang modern. Pasar Lawasan Ndonowati bukan cuma tempat makan, tapi ruang yang menghidupkan kembali tradisi dan gotong royong pada masyarakat lokalnya.
Tempat ini membuktikan bahwa nostalgia bisa jadi daya tarik wisata yang kuat, apalagi jika dibalut dengan rasa, suasana, dan keramahan khas masyarakat lokal. Kalau kamu sedang di Surabaya dan ingin mencicipi kuliner tradisional sambil menikmati nuansa desa di tengah kota, Pasar Lawasan Ndonowati adalah jawabannya.
BACA JUGA: [SADARI Langkah Kecil untuk Kesadaran Dini Kesehatan Payudara dan Selamatkan Nyawa]
***
Penulis: Farah Nur Azizah
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro