Pasien Rontgen Perlu Tahu dan Peduli Mengenai Proteksi Radiasi

VOKASI NEWS – Pemeriksaan radiografi konvensional rongga dada atau foto thorax merupakan salah satu prosedur diagnostik yang paling sering dilakukan di instalasi radiologi. Meski prosedur ini umum dan cepat, tetap ada risiko paparan radiasi yang perlu diperhatikan. Perlindungan terhadap radiasi atau yang dikenal sebagai proteksi radiasi harus menjadi perhatian bukan hanya bagi tenaga medis, tapi juga pasien sebagai subjek utama pemeriksaan.

Mengapa Pasien Perlu Tahu Tentang Proteksi Radiasi?

Radiasi sinar-X bersifat pengion, artinya dapat merusak jaringan tubuh apabila terpapar dalam jumlah tinggi atau berulang tanpa perlindungan yang memadai. Oleh karena itu, prosedur radiologi seperti rontgen dada harus dilakukan sesuai dengan prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable) yaitu dengan mengusahakan penggunaan dosis radiasi yang serendah mungkin.

Ketidaktahuan pasien terhadap proteksi radiasi dapat menimbulkan berbagai risiko. Paparan berulang tanpa perlindungan yang dapat terjadi, dan pasien cenderung tidak berpartisipasi aktif dalam menjaga keselamatan diri. Kondisi ini juga berdampak pada rendahnya budaya keselamatan radiasi di fasilitas pelayanan kesehatan.

BACA JUGA: [Analisis Kepuasan Wisatawan di Objek Wisata Jati Sewu, Kabupaten Gresik]

Apron Timbal, Pelindung Sederhana yang Penting

Apron timbal adalah alat pelindung diri yang umum digunakan dalam prosedur radiologi. Adapun apron ini terbuat dari bahan yang mampu menyerap sinar-X, sehingga membantu melindungi organ tubuh dari paparan radiasi. Penggunaan apron timbal menjadi langkah dasar dalam menjaga keselamatan pasien selama pemeriksaan.

Sebuah studi dilakukan untuk menganalisis tingkat pengetahuan dan sikap pasien terkait praktik proteksi radiasi. Metode yang digunakan adalah observasional analitik, dengan menyebarkan kuesioner kepada pasien yang menjalani pemeriksaan rontgen dada.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien telah memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang proteksi radiasi dengan sikap positif, namun dalam praktiknya masih menunggu instruksi petugas dalam penggunaan alat protektif radiasi.

Edukasi Berkelanjutan Tetap Diperlukan

Edukasi mengenai proteksi radiasi perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk mendorong partisipasi aktif pasien. Media seperti poster, video singkat, atau penjelasan langsung dari petugas dapat memperkuat pemahaman dan inisiatif.  Selain itu, radiografer juga berperan penting melalui komunikasi dua arah yang mendorong pasien bersikap proaktif. Pasien juga perlu percaya diri untuk berani bertanya jika belum mendapat informasi atau alat pelindung. Sikap ini mencerminkan keberhasilan edukasi dalam membentuk keterlibatan nyata selama pemeriksaan.

Tingginya tingkat pengetahuan dan sikap positif pasien terhadap proteksi radiasi adalah langkah awal yang baik. Namun, upaya edukasi dan komunikasi tetap diperlukan agar pasien tidak hanya pasif mengikuti prosedur, tetapi juga aktif dan percaya diri dalam memastikan keselamatan selama pemeriksaan radiologi berlangsung.

***

Penulis: Novita Devi Pratama

Editor: Oky Sapto Mugi Saputro

https://ejournal.itn.ac.id/
https://jurnalfe.ustjogja.ac.id/
https://roaseg.ucad.sn/
https://lms.ikippgribojonegoro.ac.id/xnxx/
https://sipresma.ft.undip.ac.id/storage/views/xnxx/