Pelatihan Basic Trauma and Cardiovascular Life Support (BTCLS) untuk Kompetensi Mahasiswa Keperawatan

Pelatihan Basic Trauma and Cardiovascular Life Support (BTCLS) untuk Kompetensi Mahasiswa Keperawatan_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Pentingnya Pelatihan Basic Trauma and Cardiovascular Life Support (BTCLS) untuk Kompetensi Mahasiswa Keperawatan dalam Penanganan Trauma dan Kardiovaskular.

Peran perawat dalam sistem pelayanan kesehatan sangat krusial, terutama dalam menangani kasus-kasus kegawatdaruratan seperti trauma dan gangguan kardiovaskular. Mahasiswa keperawatan sebagai calon tenaga kesehatan masa depan harus dibekali dengan keterampilan klinis yang memadai agar mampu memberikan penanganan awal yang cepat, tepat, dan efektif. Dalam konteks ini, pelatihan Basic Trauma and Cardiovascular Life Support (BTCLS) menjadi sangat penting untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa keperawatan.

Trauma adalah salah satu penyebab utama kematian di dunia, terutama akibat kecelakaan lalu lintas, kekerasan, dan bencana alam. Sedangkan gangguan kardiovaskular, termasuk henti jantung dan serangan jantung, memerlukan penanganan cepat yang menentukan keberhasilan resusitasi dan kelangsungan hidup pasien (Tina Afiatin, 2009). Oleh karena itu, penguasaan teknik BTCLS dapat menjadi faktor penentu dalam menyelamatkan nyawa pasien.

BTCLS adalah pelatihan yang meliputi berbagai aspek penanganan kegawatdaruratan. Pelatihan ini mencakup berbagai aspek penanganan kegawatdaruratan. Mulai dari penilaian cepat kondisi pasien (primary survey), resusitasi jantung paru (RJP), pengendalian perdarahan, stabilisasi cedera tulang belakang, hingga penggunaan alat bantu pernapasan dan oksigenasi (Hanifa Nurul Zahra, 2021). Setiap langkah diajarkan secara sistematis agar peserta mampu bertindak cepat dan tepat dalam situasi kritis. Materi disusun berdasarkan standar penanganan gawat darurat yang berlaku di lapangan. Dengan pendekatan ini, peserta diharapkan dapat memahami urutan prioritas tindakan yang harus dilakukan saat menghadapi pasien dengan kondisi darurat.

Simulasi dan praktik langsung menjadi bagian penting dalam pelatihan. Mahasiswa tidak hanya menerima materi teori, tetapi juga dilatih untuk menilai kondisi pasien secara langsung. Mereka belajar mengenali tanda-tanda kegawatan, menentukan tindakan yang sesuai, dan melakukannya dengan sigap. Kegiatan ini juga melatih keterampilan teknis, seperti memasang alat bantu napas atau melakukan kompresi dada secara efektif (Hariyanto et al., 2024). Dengan pembelajaran berbasis praktik, mahasiswa menjadi lebih siap menghadapi kondisi nyata di lapangan.

Manfaat dan Dampak dari Pelatihan BTCLS

Manfaat utama dari pelatihan BTCLS bagi mahasiswa keperawatan adalah peningkatan kompetensi klinis secara menyeluruh. Mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang diperlukan untuk menangani kasus trauma dan gangguan kardiovaskular secara efektif. Kecepatan dan ketepatan tindakan yang diasah melalui pelatihan ini sangat menentukan keberhasilan penyelamatan nyawa pasien. Selain itu, pelatihan BTCLS juga mengasah kemampuan problem solving dan pengambilan keputusan yang cepat sesuai kondisi pasien (Anwar, S., 2025). Hal ini sangat penting mengingat situasi kegawatdaruratan sering kali menuntut respons yang sigap dan akurat.

[BACA JUGA: Sharing Session Alumni K3 2025: Work Smart, Work Safe menuju Karir Gemilang di Industri Migas]

Pelatihan BTCLS juga berdampak pada peningkatan kepercayaan diri mahasiswa keperawatan. Dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang teruji, mahasiswa akan lebih siap dan percaya diri saat menghadapi pasien kritis, baik selama praktik klinik maupun saat memasuki dunia kerja. Kepercayaan diri ini juga memicu sikap profesionalisme dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Selain itu, kemampuan BTCLS merupakan modal utama bagi mahasiswa dalam menghadapi berbagai tantangan di dunia kesehatan. Khususnya saat harus berkolaborasi dalam tim medis untuk memberikan pelayanan optimal kepada pasien dengan kondisi darurat. Dengan keterampilan BTCLS yang mumpuni, mahasiswa keperawatan akan mampu memberikan pertolongan awal yang tepat dan menyelamatkan nyawa pasien. Sekaligus juga meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penguatan pelatihan BTCLS dalam pendidikan keperawatan harus terus diupayakan agar lulusan yang dihasilkan benar-benar siap dan profesional dalam menjalankan tugas keperawatan di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

***

Penulis: Lesandra Silvianita Hertanti

Editor: Fatikah Rachmadianty