Dua Metode Pemeriksaan C-Reactive Protein Pada Pasien Sepsis

VOKASI NEWS – Pemeriksaan C-Reactive protein pada pasien sepsi dengan menggunakan dua metode yang berbeda, dan inilah hasilnya.

Sekilas Tentang Sepsis

Sepsis merupakan suatu kondisi dimana respon sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif dan tidak terkendali terhadap proses infeksius di dalam tubuh.  Infeksi yang ditimbulkan bersifat sistemik dan ditandai dengan munculnya Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS). Sepsis termasuk kedalam penyakit berbahaya karena dapat menyebabkan disfungsi organ dan berisiko terjadinya kematian. Angka kejadian sepsis di negara maju maupun negara berkembang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tingginya angka kematian yang disebabkan oleh sepsis dikarenakan pengobatan penyakit ini cukup sulit dan minimnya alat untuk mendiagnosa. Ketersediaan biomarker menjadi hal yang sangat penting untuk membantu dalam penegakan penyakit sepsis sejak dini dengan cepat. Salah satu contoh markernya yaitu C-reactive protein (CRP).

[BACA JUGA: Tantangan Manajemen Perkantoran Digital Menghadapi Perkembangan Big Data dan IoT]

Metode Pemeriksaan C-Reactive Protein

C-reactive protein (CRP) adalah protein fase akut yang disintesis oleh hati dan terdapat pada serum normal manusia. Terdapat berbagai macam metode pemeriksaan CRP, sebagai contoh yaitu metode acridinium ester CLIA dan metode imunoturbidimetri. Metode CLIA merupakan tes immunoassay yang mengukur konsentrasi dari sampel sesuai dengan terbentuknya luminesens oleh reaksi kimia dengan menggunakan reagen acridinium ester. Metode CLIA memiliki kelebihan yaitu, waktu pemeriksaannya singkat, sensitivitas dan spesifisitasnya tinggi, rentang deteksi yang tinggi, dan peralatannya lebih ringkas. Kekurangan metode CLIA yaitu biaya yang mahal.

Metode imunoturbidimetri merupakan metode pemeriksaan C-Reactive Protein dengan prinsip menemukan secara kuantitatif reaksi antigen dan antibodi menggunakan alat otomatis. CRP di dalam serum akan mengikat antibodi spesifik terhadap CRP dan akan membentuk suatu kompleks imun. Selanjutnya, terjadi kekeruhan (turbidity) sebagai efek dari ikatan tersebut lalu diukur secara fotometris. Kelebihan metode imunoturbidimetri yaitu keakuratan hasil yang sangat baik. Kekurangan metode imunoturbidimetri yaitu memerlukan tenaga kerja yang terlatih, alat yang digunakan mahal, dan waktu pengerjaan yang lama.

Proses Uji Banding (Perbandingan Hasil)

Proses uji banding dilakukan selama 4 bulan yaitu pada bulan Januari – Mei 2023 di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra Surabaya. Metode yang digunakan pada proses uji banding adalah metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Data yang digunakan adalah data sekunder dari pasien dengan suspek sepsis yang melakukan pemeriksaan CRP pada bulan Juli – November 2022.

Pada proses pengujian, data yang sudah diterima selanjutnya diolah dengan menggunakan software SPSS dan Medcalc. SPSS digunakan untuk uji normalitas dan uji korelasi data, sedangkan Medcalc digunakan untuk uji komparasi (uji perbandingan). Setelah dilakukan pengujian dengan SPSS, dilanjutkan pengujian dengan Medcalc untuk uji Bland Altman dan Youden Plot. Kedua uji ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian dan keberadaan kesalahan antara kedua metode pemeriksaan yang berbeda tersebut.

Hasil Pemeriksaan

Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh hasil pemeriksaan CRP pada kedua metode tersebut pada uji korelasi yaitu hasil korelasi tinggi. Pada uji komparasi diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara hasil pemeriksaan CRP metode acridinium ester CLIA dan metode imunoturbidimetri. Kedua metode pemeriksaan CRP tersebut juga memiliki kesesuaian (agreement) yang baik. Kedua metode tersebut dikatakan valid dan dapat digunakan secara bergantian untuk pemeriksaan CRP pada pasien dengan suspek sepsis. Penelitian lebih lanjut akan lebih baik jika menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak dan menggunakan jenis metode uji yang bervariasi. Tujuannya agar memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat untuk pemeriksaan CRP pada pasien sepsis.

***

Nama Penulis              : Cindy Melinda Yossi

Nama Pembimbing      : Ferdy Royland Marpaung

Program Studi             : D3 Teknologi Laboratorium Medis

Editor                          : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR