VOKASI NEWS – Pemeriksaan troponin penting untuk mendeteksi kerusakan jantung pada kondisi darurat. Uji ini membantu diagnosis serangan jantung dan mendorong masyarakat melakukan deteksi dini serta pencegahan melalui pemeriksaan rutin.
Penyakit jantung menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, penyakit kardiovaskular menyebabkan sekitar 17,9 juta kematian setiap tahun. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI tahun 2023 melaporkan penyakit jantung menyumbang 19,42 persen dari seluruh angka kematian, menjadikannya penyebab kematian tertinggi di Tanah Air. Kondisi ini menegaskan pentingnya deteksi dini dan penanganan cepat.
Salah satu metode utama dalam mendeteksi kerusakan otot jantung adalah pemeriksaan troponin. Troponin merupakan protein spesifik yang dilepaskan ke dalam darah ketika otot jantung rusak, misalnya pada kasus serangan jantung. Pemeriksaan ini dinilai penting karena kadar troponin dapat meningkat dalam beberapa jam setelah terjadi kerusakan jantung. Instalasi gawat darurat rumah sakit menjadikan uji troponin sebagai standar diagnostik untuk menentukan secara cepat apakah pasien mengalami serangan jantung atau kondisi jantung lainnya.
Interpretasi Hasil dan Diagnosis Klinis
Pemeriksaan troponin dilakukan melalui pengambilan darah vena dan hasilnya dibandingkan dengan nilai referensi. Secara umum, nilai normal berada pada kisaran 0,1–50,0 ng/mL. Hasil interpretasi dibagi sebagai berikut:
- Troponin normal: tidak ada indikasi kerusakan jantung.
- Troponin sedikit meningkat: dapat mengindikasikan gagal jantung, miokarditis, atau emboli paru.
- Troponin meningkat signifikan: menunjukkan kemungkinan infark miokard akut atau serangan jantung.
Meskipun demikian, hasil laboratorium tidak dapat berdiri sendiri. Dokter harus menafsirkan nilai troponin bersama gejala klinis, riwayat kesehatan, serta pemeriksaan penunjang lain seperti elektrokardiogram (EKG). Pendekatan ini penting untuk menghasilkan diagnosis yang tepat dan menentukan langkah penanganan selanjutnya.
Edukasi Masyarakat dan Pencegahan
Penyakit jantung sering berkembang tanpa gejala awal yang jelas, namun dapat berujung pada kondisi serius bila tidak terdeteksi sejak dini. Pemeriksaan laboratorium, termasuk uji troponin, berperan penting bagi individu dengan keluhan nyeri dada, sesak napas, atau kelelahan berat.
[BACA JUGA: Pendekatan Prostodontik pada Kasus Deep Bite: Pembuatan Gigi Tiruan]
Masyarakat dianjurkan melakukan pemeriksaan rutin, khususnya bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, riwayat keluarga, kebiasaan merokok, atau usia di atas 40 tahun. Pemeriksaan berkala dan gaya hidup sehat—seperti pola makan seimbang, olahraga teratur, serta pengendalian stres—dapat membantu menurunkan risiko komplikasi dan menjaga kesehatan jantung lebih optimal.
***
Penulis: Najla Rizky Hafidzah
Editor: Fatikah Rachmadianty