VOKASI NEWS – Penanganan caplak Rhipicephalus sanguineus pada anjing di UPT Puskeswan Magelang dilakukan melalui terapi ivermectin, obat tetes kulit, dan edukasi pemilik untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah infestasi ulang.
Caplak merupakan ektoparasit dari kelas Ixodida yang hidup di luar tubuh inang dan menghisap darah untuk bertahan hidup. Salah satu spesies yang paling sering menyerang anjing adalah Rhipicephalus sanguineus, atau dikenal sebagai caplak cokelat anjing. Spesies ini sangat adaptif dan mampu hidup di lingkungan sekitar manusia, bahkan berkembang biak sepanjang tahun, terutama di wilayah beriklim tropis dan subtropis seperti Asia Tenggara.
Berbeda dengan jenis caplak lain seperti Ixodes scapularis (caplak rusa) yang hanya aktif di musim panas, Rhipicephalus sanguineus tetap aktif dalam berbagai kondisi lingkungan. Kemampuannya untuk bertahan hidup di dalam maupun sekitar tempat tinggal manusia menjadikannya salah satu ektoparasit yang paling menantang untuk dikendalikan.
Dampak Infestasi dan Pentingnya Pengobatan
Infestasi caplak pada anjing dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan seperti iritasi kulit, anemia, hingga penularan penyakit seperti babesiosis atau ehrlichiosis. Penanganan segera sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih luas, baik pada hewan maupun lingkungan sekitar.
Di UPT Puskeswan Kota Magelang, kasus infestasi Rhipicephalus sanguineus ditangani melalui tindakan langsung pada hewan yang terinfeksi. Pengambilan caplak dilakukan secara hati-hati menggunakan pinset untuk mencegah bagian mulut caplak tertinggal di kulit anjing. Caplak yang sudah diambil kemudian dimasukkan ke dalam air bercampur sampo antikutu untuk memastikan parasit mati sepenuhnya.
Prosedur Pengobatan dan Pencegahan
Setelah proses pembersihan awal, anjing dipasangi collar khusus untuk mencegah menjilat area yang telah diobati. Dokter hewan kemudian memberikan injeksi ivermectin secara subkutan sebagai antiparasit sistemik, disertai aplikasi obat tetes kulit berbahan aktif fipronil. Setelah beberapa jam, anjing menjalani proses grooming untuk membersihkan sisa kotoran, kulit mati, dan telur caplak yang mungkin masih menempel.
Langkah pencegahan juga menjadi bagian penting dari penanganan. Pemilik hewan diberikan edukasi tentang cara menjaga kebersihan lingkungan, termasuk pembersihan kandang dan halaman secara rutin. Pemahaman ini membantu mencegah infestasi ulang serta mendukung kesehatan hewan peliharaan dalam jangka panjang.
[BACA JUGA: Teat Dipping Kurangi Kasus Mastitis pada Sapi Perah di Malang]
Penanganan infestasi Rhipicephalus sanguineus tidak hanya berfokus pada pengobatan hewan yang terinfeksi, tetapi juga mencakup pencegahan melalui kebersihan lingkungan dan edukasi pemilik. Kombinasi antara terapi obat, perawatan rutin, serta kesadaran pemilik hewan menjadi kunci utama dalam mengendalikan populasi caplak dan menjaga kesejahteraan anjing peliharaan.
***
Penulis: Rikky Michael Lbn Tobing



