VOKASI NEWS – Hasil observasi Mahasiswa D-III Paramedik Veteriner Unair Penanganan Infeksi Tungau Pada Kucing di Klinik Azria Vet Care Lamongan.
Di Kabupaten Lamongan, tingginya kesayangan masyarakat terhadap kucing tercermin dari komunitas pecinta kucing yang cukup besar. Sejumah 462 anggota, setiap individu rata-rata memelihara 1–3 ekor (Ningsih dan Abidin, 2021). Hingga diperlukan adanya perhatian lebih terhadap kesehatan hewan, khususnya dalam pencegahan dan penanganan penyakit kulit.
Infeksi tungau adalah kondisi kulit yang menyebabkan rasa gatal, iritasi, dan peradangan akibat aktivitas tungau yang menggali dan berkembang biak di dalam lapisan kulit (Putra, 2021). Kucing yang terpapar agen infeksius seperti ektoparasit tungau memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kulit. Oleh karena itu, diperlukan pemantauan dan penanganan yang tepat untuk mencegah serta mengobati infeksi kulit (Yudhana et al., 2021).
Diagnosa Infeksi Tungau
Kucing yang terkena infeksi tungau akan menunjukkan beberapa gejala klinis. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, ditemukan beberapa gejala klinis yang dialami kucing terinfeksi penyakit tungau di Azria Vet Care Lamongan:
- Bintik pada kulit, terlihat sejumlah bintik merah muda menandakan peradangan pada kulit.
- Kurang nutrisi, ditandai dengan badan kucing terlihat kurus sebab kurangnya nutrisi pengaruh dari infeksi tungau;
- Pruritus, kucing terlihat tidak nyaman menunjukan gelisah diiringi dengan menggaruk badannya;
- Alopecia, bagian telinga kucing terdapat kebotakan.
Selain pemeriksaan fisik, Mahasiswa D-III Paramedik Veteriner juga melakukan pengamatan secara mikroskopis. Pemeriksaan mikroskopis sesuai dengan SOP dilakukan sebagai penunjang diagnosis oleh dokter hewan. Hal pertama yang dilakukan adalah mengambil beberapa sampel. Menggunakan metode skin scraping pada keropeng di bagian telinga kucing dengan blade hingga berdarah. Potongan sampel keropeng diletakkan pada objek glass ditambahkan larutan KOH 10% dan ditutup dengan cover glass. Lalu, dilakukan pemeriksaan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400x.
Data Statistik Infeksi Tungau di Klinik Azria Vet Care Lamongan
Hasil obeservasi mahasiswa D-III Paramedik Veteriner, total kejadian infeksi tungau di Azria Vet Care Lamongan periode 1 November 2024 sampai 31 Januari 2025 yakni berjumlah 60 kasus dari 176 pasien. Terdapat 116 pasien (68%) negatif dan 60 pasien (34%) dinyatakan positif infeksi tungau. Rata-rata prevalensi infeksi tungau periode November 2024, terdapat 16 (30,1%) kasus. Periode Desember 2024, terdapat 20 (19,8%) kasus, dan periode Januari 2025 terdapat 24 (29,2%) kasus.
Peningkatan pasien penderita infeksi tungau disebabkan oleh cuaca di bulan November sampai Januari memasuki musim penghujan. Pada musim ini, kelembapan udara cenderung tinggi, menciptakan lingkungan yang ideal bagi perkembangan ektoparasit. Selain itu, pada saat musim hujan, kucing cenderung lebih sering berada di dalam ruangan atau tempat yang sempit dan lembap, sehingga risiko penularan antar kucing meningkat. Kondisi kandang yang tidak kering dan kurang ventilasi juga memperburuk penyebaran parasit, karena tungau lebih mudah bertahan hidup di lingkungan lembap. Kurangnya sinar matahari secara langsung dalam periode ini juga turut menurunkan daya tahan tubuh kucing, sehingga mereka menjadi lebih rentan terhadap infestasi infeksi tungau.
Penanganan dan Pengobatan
Drh. Nurinda AK selaku pemilik klinik hewan Azria Vet Care dan Mahasiswa D3 Paramedik Veteriner, sedang melaksanakan magang serta penyusunan tugas akhir. Drh. Nurinda bekerja sama dalam tindakan penanganan luka dan pemberian obat pada kucing terinfeksi tungau. Luka kucing yang telah di scrapping diberikan obat topikal dengan cara dioleskan antiseptik povidone-iodine secara merata. Mekanisme kerja antiseptik povidone-iodine dengan cara mematikan mikroorganisme yang berada di permukaan tubuh secara langsung. Iodine dengan langsung bekerja mengoksidasi gugus tirosin dan gugus sulfhidril pada protein mikroba (Harris, 2022).
Pemberian obat diawali dengan pemasangan collar pada kucing untuk menghindari tergigit oleh pasien. Paramedis membantu handling pada kucing dengan memegang kaki depan dan kepala kucing pada bagian samping. Tindakan handling yang benar perlu dilakukan untuk membatasi pergerakan hewan dengan nyaman untuk memudahkan paramedis dan dokter hewan dalam melakukan penanganan. Dokter hewan membuka bulu di sela – sela kulit tengkuk kucing, lalu mengoleskan obat topikal revolution pada area tengkuk sesuai dosis sepanjang dua hingga tiga cm. Penggunaan obat tetes dilakukan kontrol pengulangan setelah sepuluh hari observasi di rumah melihat perkembangan pemulihan kucing.
BACA JUGA: [Mencegah Penyakit pada Kucing Melalui Vaksinasi: Tata Laksana Vaksinasi Pada Kucing]
Suplemen Pendukung
Dokter hewan memberikan suplemen tambahan berupa liquid iron 5 ml kepada owner untuk mempercepat proses penanganan infeksi tungau segera pulih. Pemberian suplemen liquid iron dilakukan secara oral sesudah makan sebanyak satu kali sehari sebanyak satu ml secara mandiri oleh owner. Asupan zat besi yang memadai membantu meningkatkan sistem imun kucing bekerja lebih optimal dalam mealawan infeksi serta mengurangi resiko anemia akibat peradangan kronis.
Setelah satu minggu, keropeng di area kepala dan telinga kucing mulai rontok. Bulu kecil bekas keropeng mulai tumbuh kembali secara merata, menandakan proses penyembuhan berjalan dengan baik dan respons positif terhadap penanganan yang telah diberikan.
***
Penulis: Ian Aerleo Prasetyo – D4 Teknologi Veteriner
Editor: Habibah Khaliyah – Tim Branding Fakultas Vokasi