VOKASI – Penanganan pasien ACS (Acute Coronary Syndrome) di Instalasi Gawat Darurat yang wajib diketahui oleh tenaga kesehatan.
ACS adalah kondisi gangguan aliran darah arteri koroner parsial hingga total ke otot jantung (miokard) yang terjadi secara akut. Tanda klinis ACS termasuk unstable angina pectoris (UAP), non-ST elevation myocardial infraction (NSTEMI) dan ST elevation myocardial infraction (STEMI) (Rilantono, 2018).
Gejala klinis plak bergantung dalam derajat, tempat, durasi iskemia miokard dan juga terbentuknya thrombus (gumpalan darah pada dinding pembuluh darah) yang cepat oleh vasokonstriksi di area plak (DeVon et al., 2020).
- Nyeri dada, nyeri berlangsung ± 20 menit
- Terasa tegang, terlihat pucat dan pusing
- Dada sesak seperti tertindih beban berat
- Keluar keringat, tekanan darah meningkat atau menurun
- Ada rasa seperti mual muntah, lemas, jantung berdebar.
- Nyeri angina stabil hanya bisa terjadi dengan aktivitas ataupun aktivitas dapat cepat hilang dengan istirahat.
- Nyeri menjalar sampai ke tangan kiri, kedua tangan dan juga dagu.
- Sakit bahu dan lengan.
- Gangguan pencernaan.
Klasifikasi ACS
Klasifikasi ACS berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), dan pemeriksaan biomarka jantung, ACS dibagi menjadi (PERKI, 2018):
- Unstable angina pectoris (UAP)
- ST elevation myocardial infraction (STEMI)
- Non-ST elevation myocardial infraction (NSTEMI).
Algoritma Penanganan Pasien ACS
Berdasarkan pedoman perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia (PERKI) dan american heart association (AHA) guideline, penanganan pasien ACS meliputi UAP, NSTEMI dan STEMI sebagai berikut:
UAP
- Amnesis
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan Penunjang
- Terapi
Medikamentosa
- Aspilet 1×80-160 mg
- Simvastatin 1×20-40 mg atau atorvastatin 1×20-40 mg atau rosuvastatin 1×10-20 mg; atau
- Metoprolol 2×50 mg, ivabradine 2×5 mg jika pasien intleran dengan beta bloker
- Isosorbide dinitrate 3×5-20 mg atau isosorbide mononitrate 2×20 mg.
1. Anamnesis
- Nyeri dada substernal
- Lama lebih dari 20 menit
- Keringat dingin
- Dapat disertai penjalaran kelengan kiri, punggung, rahang dan ulu hati
2. Pemeriksaan Fisik
Penilaian segera terhadap tanda-tanda vital dianjurkan pada kontak medis pertama, bersamaan dengan perolehan EKG awal. Pada pasien yang diduga menderita ACS, pemeriksaan fisik dianjurkan dan berguna untuk menghilangkan diagnosis banding dan untuk mengidentifikasi gambaran ACS yang sangat berisiko tinggi. Hal ini mungkin relevan terutama untuk pasien yang mengalami serangan jantung, dan/atau ketidakstabilan hemodinamik atau listrik. Pemeriksaan fisik terfokus harus mencakup pemeriksaan denyut nadi utama, pengukuran tekanan darah pada kedua lengan, auskultasi jantung dan paru-paru, dan menilai tanda-tanda gagal jantung atau gangguan peredaran darah (Byrne et al., 2024).
- Pemeriksaan Penunjang
- EKG
- Tidak ada elevasi segmen ST
- Ada perubahan segmen ST atau gelombang T
- Laboratorium: Hb, Ht, Leko, Trombo, Natrium, Kalium, Ureum, Kreatinin, Gula darah sewaktu, SGOT, SGPT, CK-MB, dan hs Troponin atau Troponin. Terdapat peningkatan abnormal enzim CKMB dan/atau Troponin
- Rontgen Thoraks AP
- Ekokardiografi
- Terapi
***
Penulis: Fadiyah Nurfarihah
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR