Pendekatan Prostodontik pada Kasus Deep Bite: Pembuatan Gigi Tiruan 

Pendekatan Prostodontik pada Kasus Deep Bite: Pembuatan Gigi Tiruan_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Pendekatan prostodontik pada deep bite dengan gigi tiruan sebagian lepasan untuk fungsi, kesehatan, dan estetika.

Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan alat prostodontik yang berfungsi menggantikan beberapa gigi asli yang hilang. Dukungan utamanya berasal dari jaringan lunak di bawah plat dasar, sedangkan dukungan tambahan berasal dari gigi asli yang masih tersisa. Jenis gigi tiruan ini dapat dilepas dan dipasang kembali oleh pasien, sehingga menjadi pilihan yang banyak digunakan karena biaya yang relatif ekonomis. Selain itu, perawatan dan pembersihan mudah, proses pembuatan sederhana, serta perbaikannya juga lebih praktis apabila terjadi kerusakan.

Apa Itu Deep Bite

Deep bite merupakan salah satu bentuk maloklusi yang terjadi saat mahkota gigi anterior rahang atas menutupi sebagian besar mahkota gigi anterior rahang bawah ketika berada pada posisi oklusi. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan signifikan pada sistem pengunyahan, memengaruhi posisi dan fungsi mandibula, serta mengganggu kinerja sendi temporomandibular. Selain itu, kesehatan periodontal dapat menurun dan estetika wajah juga terdampak negatif.

Penyusunan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan pada Maloklusi Deep Bite

Penyusunan gigi tiruan merupakan salah satu tahap krusial dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan. Tahap ini sangat dipengaruhi oleh hubungan antara gigi tiruan dengan gigi asli yang masih ada. Pada kasus deep bite, penyusunan gigi anterior dilakukan dengan memendekkan mahkota gigi pada bagian servical untuk mengurangi kontak prematur atau tekanan berlebih pada bidang palatal, dengan tetap mempertahankan estetika tanpa mengubah fitur wajah (Wheeler, 2004; Zarb et al., 2012). Pada aspek labial, penyusunan gigi anterior disesuaikan dengan gigi tetangga, dengan sumbu gigi tegak lurus terhadap puncak ridge

Penyusunan gigi posterior dilakukan dengan mempertahankan hubungan yang tepat dengan gigi tetangga serta kontak oklusi, yakni maloklusi Kelas I dengan posisi mesio buccal cusp molar pertama rahang atas tepat pada buccal groove molar pertama rahang bawah. Penerapan teknik penyusunan yang benar akan membantu mempertahankan kesehatan jaringan pendukung dan meningkatkan kenyamanan pasien. 

Dalam penanganan kasus deep bite, pemahaman serta penerapan teknik penyusunan yang tepat oleh teknisi gigi sangat penting untuk memastikan gigi tiruan berfungsi optimal dari segi fonetik, kesehatan, maupun estetika. Kolaborasi dan komunikasi yang efektif antara dokter gigi dan teknisi gigi menjadi kunci keberhasilan dalam proses pembuatan gigi tiruan.

[BACA JUGA: Pembuatan Gigi Tiruan Kerangka Logam pada Kasus Crossbite Anterior]

***

Penulis: Najwa Cahya Agustina Asshodiqi