Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39
Penentuan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Job Order Costing - Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Penentuan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Job Order Costing


Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

VOKASI NEWS – Job order costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung biaya produksi berdasarkan pesanan khusus. Metode ini sangat berguna dalam industri yang menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Setiap pesanan dianggap sebagai proyek unik dengan biaya yang dihitung secara terpisah. Metode ini berbeda dengan process costing yang menghitung biaya produksi secara massal.

Penerapan job order costing memungkinkan perusahaan melacak biaya material, tenaga kerja, dan overhead secara akurat. Ini penting dalam industri seperti manufaktur, konstruksi, dan percetakan. Dengan metode ini, perusahaan dapat menentukan harga jual yang tepat berdasarkan biaya produksi yang nyata. Selain itu, perusahaan dapat mengidentifikasi area untuk penghematan biaya dan efisiensi operasional.

Langkah-langkah Penerapan Job Order Costing

Langkah pertama adalah mengumpulkan informasi tentang pesanan yang diterima. Informasi ini mencakup spesifikasi produk, jumlah yang dipesan, dan tenggat waktu pengiriman. Setelah informasi terkumpul, perusahaan dapat memulai proses produksi dengan menyiapkan material yang dibutuhkan. Material dicatat dalam kartu biaya untuk setiap pesanan.

BACA JUGA: Ketidaksiapan Perusahaan Menjadi Salah Satu Faktor Munculnya Penyakit Akibat Kerja. Kok Bisa?

Langkah berikutnya adalah mencatat biaya tenaga kerja yang terkait dengan setiap pesanan. Tenaga kerja langsung yang bekerja pada pesanan tersebut mencatat jam kerja mereka pada kartu biaya. Biaya tenaga kerja ini kemudian dijumlahkan dan ditambahkan ke total biaya produksi pesanan tersebut. Dengan mencatat biaya tenaga kerja secara rinci, perusahaan dapat mengontrol penggunaan sumber daya manusia.

Pengalokasian Overhead Produksi

Setelah biaya material dan tenaga kerja dicatat, langkah selanjutnya adalah mengalokasikan overhead produksi. Overhead mencakup biaya tidak langsung seperti listrik, sewa, dan pemeliharaan mesin. Overhead dialokasikan ke setiap pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan sebelumnya. Tarif ini bisa berdasarkan jam tenaga kerja langsung atau jam mesin yang digunakan.

Pengalokasian overhead yang tepat sangat penting untuk menentukan harga pokok produksi yang akurat. Dengan menghitung overhead secara sistematis, perusahaan dapat menghindari penghitungan yang berlebihan atau kurang. Pengalokasian overhead yang tidak akurat dapat menyebabkan harga jual yang tidak kompetitif.

Manfaat dan Tantangan Job Order Costing

Salah satu manfaat utama job order costing adalah kemampuannya memberikan informasi biaya yang detail. Informasi ini memungkinkan manajemen membuat keputusan yang lebih baik terkait penetapan harga dan pengendalian biaya. Selain itu, metode ini membantu perusahaan dalam mengevaluasi efisiensi proses produksi dan menemukan area untuk perbaikan.

Namun, penerapan job order costing juga memiliki tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kebutuhan untuk mencatat biaya secara rinci dan akurat. Proses pencatatan ini memerlukan waktu dan sumber daya yang signifikan. Selain itu, pengalokasian overhead yang tidak tepat dapat mengurangi akurasi perhitungan biaya produksi.

Studi Kasus Penerapan Job Order Costing

Sebuah perusahaan percetakan menerapkan job order costing untuk meningkatkan akurasi penetapan harga. Sebelum menerapkan metode ini, perusahaan mengalami kesulitan menentukan harga yang kompetitif. Setelah menerapkan job order costing, perusahaan dapat melacak biaya produksi dengan lebih akurat. Metode ini sangatlah membantu dalam menentukan harga.

Perusahaan mencatat biaya material, tenaga kerja, dan overhead untuk setiap pesanan secara rinci. Dengan informasi biaya yang lebih akurat, perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih kompetitif. Selain itu, perusahaan dapat mengidentifikasi proses produksi yang kurang efisien dan melakukan perbaikan yang diperlukan .Jadi sangat penting menerapkan metode ini untuk keberlangsungan perusahaan kedepannya.

Job order costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang efektif untuk industri dengan pesanan khusus. Metode ini melibatkan pencatatan biaya material, tenaga kerja, dan overhead secara rinci untuk setiap pesanan. Meskipun memiliki tantangan, penerapannya memberikan manfaat signifikan dalam pengendalian biaya dan penetapan harga yang akurat. Dengan pemahaman yang baik tentang metode ini, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing di pasar.

***

Penulis: Nanda Alim Setyawan

Editor: Puspa Anggun Pertiwi