Penerapan Terapi Bermain Puzzle Pada Pasien Anak-Anak di Rumah Sakit Universitas Airlangga

VOKASI NEWS – Meneliti keefektifan kegiatan bermain puzzle bagi pasien anak-anak di RS Universitas Airlangga. 

Hospitalisasi merupakan suatu keadaan krisis yang membuat anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan ke rumah. Anak yang sakit dan harus dirawat di rumah sakit dapat mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan. Anak yang sakit memunculkan berbagai respon terhadap pengalaman hospitalisasi. Respon yang paling umum pada anak yang menjalani hospitalisasi adalah kecemasan.

Pemicu stress utama kecemasan pada anak selama hospitalisasi yaitu perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh dan nyeri. Kecemasan yang dialami anak selama hospitalisasi jika tidak segera ditangani akan menghambat proses kesembuhan anak. Hal tersebut karena anak yang mengalami kecemasan akan menolak perawatan dan pengobatan yang sedang dijalani (tidak kooperatif). Anak yang mengalami kecemasan selama hospitalisasi akan berusaha untuk menolak makan, minum, dan sulit tidur, sehingga akan membuat kondisi anak menjadi lebih buruk. Kecemasan yang terus menerus dapat mengakibatkan tubuh menghasilkan hormon yang menyebabkan kerusakan pada seluruh tubuh termasuk menurunkan kemampuan sistem imun

Peran perawat dalam meminimalkan kecemasan pada anak yang menjalani hospitalisasi sangat diperlukan. Hal tersebut bertujuan agar anak berperilaku lebih kooperatif, mudah beradaptasi dan tidak terjadi penurunan sistem imun lain. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengurangi atau menghilangkan kecemasan pada anak yang menjalani hospitalisasi berupa terapi bermain.

Penerapan Intervensi Keperawatan Menggunakan Puzzle

Mahasiswa magang dari Prodi D3 Keperawatan UNAIR berinisiatif untuk melakukan intervensi keperawatan. Sistem yang digunakan pun berupa terapi bermain menyusun puzzle kepada pasien anak di IRNA 4 Pediatri RS Universitas Airlangga pada bulan Maret 2024. Alasan memilih terapi bermain menyusun puzzle adalah untuk mengembangkan motorik halus, keterampilan kognitif dan kemampuan berbahasa. 

Puzzle merupakan salah satu bentuk permainan yang membutuhkan ketelitian. Jenis permainan ini mampu melatih anak untuk memusatkan pikiran, karena kita harus berkonsentrasi ketika menyusun kepingan-kepingan puzzle tersebut hingga menjadi sebuah gambar yang utuh dan lengkap. Tujuan dari terlaksananya terapi bermain menyusun puzzle yakni anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya. Selain itu juga mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap kecemasan karena penyakit dan dirawat.

BACA JUGA: Mengenal Metode Intermittent Fasting Guna Menurunkan Berat Badan Berlebih

Terdapat beberapa hambatan yang dialami ketika terapi bermain menyusun puzzle dilaksanakan. Seperti banyak pasien yang infusnya macet, bahkan terdapat anak yang menangis saat terapi bermain berlangsung sehingga mengganggu kenyamanan pasien lain. Selain itu, jumlah mahasiswa magang lebih sedikit dibandingkan jumlah anak yang mengikuti terapi bermain. Alhasil, tidak semua anak didampingi oleh mahasiswa ketika terapi berlangsung. 

Setelah melaksanakan terapi bermain menyusun puzzle, mahasiswa magang melakukan tanya jawab kepada para pasien yang terlibat mengenai perasaan yang dialami setelah menyusun puzzle. Pasien anak-anak mengungkapkan bahwa mereka senang, bahagia, dan ceria karena selama dirawat di rumah sakit anak-anak merasakan jenuh dan cemas yang dapat memperlambat proses kesembuhan.

***

Penulis: Yasmine Aleyda Rafsanjani

Editor: Puspa Anggun Pertiwi