VOKASI NEWS – Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu gangguan pada muskuloskeletal yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada bawah batas kosta. Selain itu juga kerap terasa di atas lipatan gluteal inferior. Gangguan ini biasanya ditandai dengan nyeri kaki atau tanpa nyeri kaki (Ningsih & Hakim, 2022)
World Health Organization (WHO) tahun 2020 mencatat bahwa penderita LBP sebanyak 619 juta orang di seluruh dunia. Kasus ini diperkirakan meningkat menjadi 843 juta kasus pada tahun 2050. Gejala umum LBP meliputi nyeri seperti ditusuk atau tersetrum, nyeri yang menjalar ke tungkai, dan rasa sakit yang muncul saat duduk atau berjalan tetapi mereda saat berdiri atau berbaring. Nyeri dapat memburuk saat mengangkat beban berat dan sering disertai kejang otot (spasme) (Kemenkes RI, 2022b).
Penanganan kasus LBP dapat dilakukan melalui terapi farmakologis dan non farmakologis. Terapi farmakologis dapat melalui pemberian obat Asetaminofen, Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAID), Opioid, relaksan otot, antidepresan, hipnotik sedatif, dan steroid (Dynah et al., 2018). Terapi non farmakologis melalui terapi akupuntur yang memiliki efek dalam mengurangi rasa nyeri (Dewi et al., 2023).
Traditional Chinese Medicine (TCM) mengklasifikasikan LBP menjadi “Yao Tong” (sakit pinggang) atau “Shen Zhuo”. Faktor terjadinya LBP disebabkan oleh gangguan aliran Qi dan Xue pada meridian di daerah punggung bagian bawah. Dengan begitu, punggung bagian bawah mengalami ketegangan otot. Nyeri punggung bawah terjadi akibat adanya invasi patogen luar, cedera traumatis, dan defisiensi ginjal (Yanfu, 2002).
Akupuntur memiliki mekanisme kerja dengan cara menghilangkan blokade terhadap aliran Qi. Hal ini mampu mengembalikan keseimbangan Yin dan Yang dalam tubuh (Rukmono et al., 2019). Maka dari itu penelitian mahasiswa vokasi menggunakan titik Shenshu BL 23, Dachangshu BL 25, Weizhong BL 40, Taixi KI 3bertujuan untuk menurunkan disabilitas dan nyeri pada penderita LBP.
Desain Penelitian Low Back Pain
Durasi terapi dilakukan selama 12 kali terapi, pada bulan Februari – Maret 2025. Frekuensi pemberian terapi akupunktur dilakukan 3 kali dalam seminggu dengan penusukan selama 30 menit. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sidoarjo.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode True Eksperimental, menggunakan rancangan “Pretest Posttest Control Group Design” pada laki-laki dengan usia 19 – 59 tahun, yang memiliki keluhan nyeri pada area punggung. Terbagi menjadi dua kelompok dengan metode pengacakan menggunakan simple random sampling. Responden terdiri dari 20, yaitu 10 pada kelompok perlakuan dan 10 pada kelompok kontrol.
Kelompok perlakuan diberikan terapi penusukkan akupunktur pada titik Shenshu BL 23, Dachangshu BL 25, Weizhong BL 40, Taixi KI 3. Sedangkan kelompok kontrol hanya tidak diberikan intervensi. Pengambilan data Roland Morris Disability Questionnaire (RMDQ) untuk menilai tingkat disabilitas dan Numeric Rating Scale (NRS) untuk menilai intensitas nyeri diambil pada awal dan akhir penelitian.
Hasil Penelitian
Hasil menunjukkan bahwa kelompok perlakuan mengalami penurunan signifikan baik pada skor RMDQ maupun NRS. Rata-rata selisih skor RMDQ sebesar -9,5, sementara pada kelompok kontrol hanya -0,4. Skor NRS juga menurun sebesar -6,7 pada kelompok perlakuan, sedangkan pada kelompok kontrol hanya -1. Nilai signifikansi p<0,001 menunjukan hasil yang bermakna pada statistik. Hasil konstitusi TCMC yang paling banyak dialami oleh responden penelitian adalah stagnasi Qi dan defisiensi Qi, sedangkan rerata penurunan skor RMDQ dan skala nyeri NRS terbanyak dialami oleh responden jenis TCMC defisiensi Qi.
Sehingga dapat disimpulkan kelompok perlakuan yang mendapatkan terapi akupuntur manual sebanyak 12 kali terbukti efektif menurunkan tingkat disabilitas dan nyeri pada penderita Low Back Pain. Kemudian untuk kategori TCMC dengan jenis defisiensi Qi memiliki efektifitas lebih tinggi untuk menurunkan skor RMDQ dan skala nyeri NRS.
BACA JUGA: [Pengajian Dies Natalis Vokasi ke-11: Menanamkan Akhlak sebagai Fondasi Pendidikan di Vokasi UNAIR]
***
Penulis: Salsa Bila Aprilia
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR