VOKASI NEWS – Adanya pengaruh auriculopressure titik shenmen, hati, usus besar, serta konstipasi pada penurunan skala stres pada penderita konstipasi.
Stres adalah bentuk respon alami dari tubuh manusia dalam menghadapi tekanan atau tantangan dalam hidup. Stres juga dapat diartikan sebagai manifestasi dari rasa khawatir dan ketegangan mental dari seseorang (WHO,2023). Menurut Silverman (2010), stres merupakan reaksi tubuh terhadap perubahan yang membutuhkan respons, regulasi, dan/atau adaptasi fisik, psikologis, dan emosional. Stres dapat berasal dari situasi, kondisi, pemikiran, kemarahan, kegugupan, dan kecemasan.
Menurut World Health Organization (WHO), sebanyak 350 juta orang di dunia mengalami stres. Hal ini menduduki tingkat ke-4 penyakit terbanyak di dunia (Faridah et al., 2022). Walaupun hal ini bukan termasuk penyakit menular, namun angka kejadian yang naik tiap tahunnya menimbulkan keprihatinan. Oleh karenanya, membuktikan bahwa perlu perhatian lebih dari pemerintah serta tenaga kesehatan dalam menghadapinya. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi (Kemenkes, 2021).
Efek Smping dari Stress
Rasa stres dapat menimbulkan berbagai efek samping mulai dari ringan hingga berat. Salah satu efek samping dari stres adalah konstipasi akibat faktor psikologis. Merujuk pada hasil penelitian Azzahra (2022) terkait faktor yang berhubungan dengan konstipasi fungsional. Diketahui bahwa faktor stres memiliki persentase sebesar 78% yang mana ini adalah posisi tertinggi diantara faktor lain yang berhubungan dengan konstipasi fungsional. Hal ini juga dijelaskan pada artikel review stress exacerbate constipation bahwa antara otak dan usus terdapat sebuah hubungan yang disebut dengan “The gut-brain axis”.
Milyaran sel saraf berada di usus yang dapat mengirim sinyal kepada otak mengenai hal apa saja yang terjadi pada mikrobioma, pencernaan, dan kondisi usus secara keseluruhan, sehingga memunculkan istilah bahwa usus disebut sebagai otak kedua atau the second brain. Saat berada dalam kondisi stres, otak akan mengaktifkan respon fight, flight, or freeze response. Melepaskan hormon kortisol dan epinefrin yang secara langsung dapat mempengaruhi fungsi usus dan organ pencernaan lainnya (Washington, 2023).
Secara tradisional kasus stres kerap diakitkan dengan organ hati (Abatte, 2015). Stres dapat diredakan dan ditangani menggunakan beberapa metode seperti akupuntur badan (body acupunture), akupuntur kepala (scalpuncture), akupntur telinga (auriculopuncture/auriculopressure), Herbal, Aromaterapi, hingga pijat. Namun, kali ini kasus stres akan ditangani menggunakan metode auriculopressure. Metode ini mepergunakan kombinasi empat titik yaitu titik Shenmene, Hati, Usus besar, dan Konstipasi.
Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama tiga minggu guna mengetahui pengaruh pemberian terapi auriculopressure titik Shenmen, Hati, Usus Besar, dan Konstipasi terhadap penurunan skala stres PSS-10 penderita konstipasi. Metode penelitian ini menggunakan eksperimental dengan rancangan pre-post control group pada responden penelitian.
Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 22 responden wanita berusia 18 – 25 tahun. Responden terbagi kedalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan menerima terapi auriculopressure titik Shenmen, Hati, Usus Besar, dan Konstipasi disertai penekanan pada titik-titik tersebut, sedangkan kelompok kontrol menerima perlakuan berupa penempelan plester auriculo pada titik gigi dan rahang bawah tanpa ada pemberian penekanan pada titik.
Responden penelitian melakukan pengisian kuisoner PSS-10 pada awal penelitian guna nilai pre-test serta data bukti inklusi. Lalu, dilakukan monitoring pada terapi minggu ke-2 berupa pengisian kuisoner. Pengisian kuisioer yang dilakukan adalah Perceived Stress Scale (PSS-10) dan terakhir pada minggu ke-3 terapi sekaligus pengambilan nilai post-test.
Hasil Penelitian
Uji analisa nilai post-test menggunakan Paired T test menunjukkan p > 0,005 yang berarti terdapat beda signifikan dari hasil terapi, lalu dilanjutkan dengan peninjauan hasil uji pada kelompok perlakuan dimana p > 0,05 sedangkan pada kelompok kontrol p < 0,05. Sehingga beda signifikan terjadi pada kelompok perlakuan yang menerima terapi auriculopressure titik Shenmen, Hati, Usus Besar, dan Konstipasi. Dapat disimpulkan dari analisis diatas, bahwa pemeberian terapi auriculopressure titik Shenmen, Hati, Usus Besar, dan Konstipasi dapat menurunakan skala stres pada penderita konstipasi secara signifikan.
BACA JUGA : Pengujian Salmonela sp pada Bahan Pangan Asal Hewan
***
Penulis : Aisyah Hukma Shabiyya Koesevi
Pembimbing: Ario Imandiri dan Lilik Herawati
Editor : Maulidatus Solihah