Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) telah diakui sebagai metode yang praktis untuk menentukan tingkat overweight dan obesitas pada orang dewasa di bawah usia 70 tahun. Penghitungan IMT dilakukan dengan membagi berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (meter). Menurut kalkulator IMT, kategori normal berada pada rentang 18,5 – 25. Jika IMT berada antara 25 – 27, termasuk dalam kategori gemuk (overweight), sedangkan jika di atas 27, termasuk dalam kategori sangat gemuk (obesitas).
Menurut klasifikasi BMI yang disusun oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), batas normal berada pada rentang 18,5 – 24,9 (kg per meter persegi). Overweight berada pada nilai 25, sedangkan pre-obese berada pada rentang 25,0 – 29,9 (risiko meningkat). Obese I berada pada rentang 30,0 – 34,9 (risiko sedang), obese II berada pada rentang 35,0 – 39,9 (risiko berbahaya), dan obese III berada pada angka 40,0 ke atas (risiko sangat berbahaya).
Dampak Indeks Massa Tubuh Tinggi Terhadap Kesehatan Otak
Obesitas tidak hanya berdampak pada penampilan fisik, tetapi juga memiliki implikasi serius terhadap kesehatan otak seseorang. Beberapa penelitian menunjukkan, penderita obesitas memiliki jaringan otak yang lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang berat badannya normal. Hal ini dapat menyebabkan kemunduran fungsi otak hingga 16 tahun lebih cepat dibandingkan dengan orang yang kadar lemaknya dalam kondisi normal.
Dampak obesitas terhadap otak juga dapat memengaruhi kemampuan kognitif seseorang, seperti kemampuan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Selain itu, obesitas juga meningkatkan risiko terjadinya penyakit Alzheimer dan berbagai penyakit lainnya yang menyerang otak.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Obesitas
Obesitas tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik, tetapi juga oleh faktor lingkungan dan psikologis. Faktor genetik yang diturunkan dari orang tua dapat memengaruhi kecenderungan seseorang untuk mengalami obesitas. Selain itu, pola makan dan kebiasaan dalam keluarga juga dapat mempengaruhi kegemukan anggota keluarga lainnya. Faktor psikologis atau mentalitas tertentu juga dapat menjadi pemicu timbulnya obesitas.
Mengubah Pola Hidup untuk Mengurangi Risiko Obesitas
Untuk mengurangi risiko obesitas, penting bagi kita untuk menjaga pola makan yang sehat dan mengontrol berat badan. Dengan gaya hidup yang sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan berolahraga, kita dapat mengurangi risiko obesitas dan dampak negatifnya.
Pengaruh IMT terhadap kesehatan otak merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan. Dengan menjaga berat badan dalam rentang normal, kita dapat menjaga kesehatan otak dan mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan obesitas. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu memperhatikan IMT dan menjalani gaya hidup sehat guna mencegah risiko obesitas dan menjaga kesehatan otak kita.
Penulis: Muhammad Fahrul
Editor: Muhammad Duiqi Alfiansyah