VOKASI NEWS – Berat badan berlebih (overweight) merupakan salah satu permasalahan yang sering dijumpai pada masyarakat. Laporan World Health Organization tahun 2022 menyatakan lebih dari 390 juta anak-anak dan remaja berusia 5–20 tahun mengalami overweight. Sedangkan 1,61 miliar orang dewasa >20 tahun juga turut mengalami berat badan berlebih. Berdasarkan data Riskesdas, di Indonesia prevalensi overweight remaja awal usia 13-15 tahun dengan indeks IMT pada tahun 2010 adalah sebesar 2,5%. Sedangkan pada tahun 2013 sebesar 8,3%. Angka tersebut meningkat menjadi 11,2% pada tahun 2018. Menurut standar berat badan
Menurut WHO, terdapat tiga kategori berat badan di atas normal yaitu overweight (23 – 24,9 kg/m²), obesitas I (25 – 29,9 kg/m²), dan obesitas II (>30 kg/m²). Kelebihan berat badan (overweight) juga salah satu faktor terjadinya flat foot atau kaki datar. Hal tersebut karena overweight atau berat badan berlebih dapat menambah tekanan pada arkus kaki yang terjadi secara terus-menerus saat berjalan (Wilson, 2008). Faria et al, menunjukkan bahwa kelebihan berat badan dapat menyebabkan turunnya lengkung longitudinal medial arch. Masalah tersebut tentunya berdampak buruk pada kapasitas fungsional kaki.
Pada penderita flat foot terjadi peningkatan tekanan pada otot. Tekanan konstan yang dialami otot karena postur abnormal yang berkepanjangan serta gerakan berulang akan memberikan adaptasi neurologis. Hal tersebut juga dapat mengubah biomekanik sehingga menyebabkan muscle imbalance. Ketidakseimbangan otot juga akan menyebabkan center of gravity (COG) bergeser ke posterior, sehingga body alignment berubah mulai pelvic hingga kaki. Pelvic akan cenderung berputar ke depan sedangkan paha dan lutut akan berputar ke dalam. Hal ini akan menyebabkan masalah pada otot-otot di sekitarnya. Pronasi yang berlebihan pada flat foot terjadi karena kemampuan shock absorption (meredam kejut) menurun. Flat foot mengakibatkan peregangan berlebihan pada plantar fascia, talonavicular joint hypermobility, peningkatan tekanan di area dorsal midfoot, dan menurunnya gerakan tendon tibialis posterior.
Rekomendasi Latihan untuk Peningkatan Arcus Pedis Bagi Penderita Overweight
Upaya peningkatan derajat arkus pada penderita overweight dapat melalui berbagai bentuk latihan. Salah satunya pemberian program penguatan pada kaki dengan arkus datar yang. Kegiatan tersebut bertujuan untuk penguatan otot tibialis posterior dan otot-otot intrinsik pada kaki yang memiliki fungsi untuk meningkatkan support pada arkus, sehingga otot akan mengabsorbsi beban lebih banyak. Latihan penguatan yang dapat dilakukan secara mandiri adalah Short Foot Exercise. Short foot exercise adalah latihan sensorik motorik yang mengaktifkan otot intrinsik kaki yang secara aktif membentuk lengkung longitudinal dan lengkung horizontal (Haq & Imania, 2021).
Short Foot Exercise (SFE) merupakan salah satu latihan yang dikenal untuk menguatkan otot intrinsik kaki. Latihan ini melibatkan kontraksi otot-otot ini untuk menarik sendi metatarsophalangeal pertama ke arah calcaneus dan menaikkan longitudinal medial arch tanpa melenturkan jari-jari kaki (Huang et al., 2022). Latihan ini dapat memperbaiki fungsi dan aktivitas otot abductor pollicis yang berfungsi untuk menahan berat badan dan mendorong tubuh ke depan selama fase push off dalam berjalan. Selain itu, otot flexor hallucis brevis yang berfungsi untuk mempertahankan longitudinal medial arch selama fase terminal stance.
Bagaimana Short Foot Exercise Dapat Meningkatkan Arcus Pedis Bagi Penderita Overweight?
Short foot exercise dilakukan dengan cara memperpendek kaki dengan membawa jari-jari ke arah tumit. hal tersebut dilakukan tanpa adanya gerakan fleksi kaki, gerakan latihan ini seperti mencengkram. Menurut penelitian Pabón‐Carrasco 2020, latihan ini dapat meningkatkan kontrol postur pada kaki setelah 12 kali pertemuan selama empat minggu sebanyak 5 set dengan tahanan 30 detik tiap set. Short foot exercise adalah bagian dari metode stimulasi sensomotorik yang dijelaskan oleh Dr. Janda. Saat kaki dalam posisi doming, os talus yang merupakan keystone dari longitudinal medial arch akan terangkat. Dengan begitu, dapat memperbaiki posisi biomekanik kaki dan untuk mengaktifkan otot-otot intrinsik kaki.
Dosis Latihan Short Foot Exercise
- Jumlah Latihan. Latihan dilakukan selama 4 minggu dengan jumlah perlakukan sebanyak 4 kali seminggu dengan total sebanyak 16 kali perlakuan.
- Frekuensi dan durasi. Latihan dilakukan sebanyak selama 5 sets dengan pemberian tahanan selama 30 detik dan istirahat selama 10 detik tiap sets.
- Type. Gerakan Short Foot Exercise yang dapat diberikan adalah ekstensi dan abduksi jari kaki, doming (Menarik metatarsal I ke arah tumit), dan ekstensi hallux.
BACA JUGA: Peran Keluarga dalam Pencegahan dan Pengobatan Hiperkolesterolemia
***
Penulis: Sindy Puspita Sari Damayanti