Pengaruh Seduhan Herba Pegagan pada Gejala Gastritis Wanita Usia 45-64 Tahun

Pengaruh Seduhan Herba Pegagan pada Gejala Gastritis Wanita Usia 45-64 Tahun_Canva

VOKASI NEWS – Gastritis merupakan salah satu gangguan pencernaan yang ditandai dengan peradangan pada mukosa lambung. Kondisi ini menimbulkan gejala seperti nyeri epigastrium, mual, muntah, dan rasa penuh di perut bagian atas (Yunanda, 2023). Di Indonesia, prevalensi gastritis tergolong tinggi, mencapai 40,8% pada tahun 2020 (Nafisa et al., 2023),. Kasus tersebut ditemukan dengan angka kejadian yang lebih banyak ditemukan pada wanita, khususnya usia 45–64 tahun (IQWiG, 2021). Faktor penyebab gastritis beragam, mulai dari infeksi Helicobacter pylori, stres, konsumsi obat antiinflamasi (NSAID), hingga pola makan yang tidak teratur (Syiffatulhaya et al., 2023).

Secara Traditional Chinese Medicine (TCM), gastritis termasuk dalam Wei Wan Tong (nyeri epigastrium) dan Pi Zhong (sensasi kenyang di epigastrium). Hal ini disebabkan oleh serangan lambung oleh patogen eksogen, asupan makanan yang tidak tepat, depresi emosional yang menyebabkan stagnasi qi hati, defisiensi limpa dan lambung karena konstitusi tubuh yang buruk. Selain itu juga bisa karena penyakit jangka panjang, yang menyebabkan stagnasi qi limpa dan lambung (Yin dan Liu, 2000). 

Penanganan dan Kandungan yang Baik Bagi Penderita Gastritis

Penatalaksanaan gastritis dapat ditangani dengan pengobatan konvensional dan tradisional. Penatalaksanaan secara konvensional dapat diberikan antibiotik, antasida, acid blocker, dan proton pump inhibitor (Tresna, 2022). Pengobatan gastritis secara tradisional bisa menggunakan tanaman herbal. Salah satunya menggunakan tanaman pegagan (Centella asiatica L.) yang dikenal memiliki efek antiinflamasi dan kemampuan mempercepat penyembuhan mukosa lambung. 

Kandungan utama dalam pegagan, seperti asiatikosida, berperan dalam mempercepat regenerasi sel epitel dan menekan aktivitas myeloperoxidase (MPO). Hal tersebut berhubungan dengan proses peradangan pada lambung (Cheng, 2004). Pegagan juga telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai obat luka dan gangguan saluran cerna (BPOM RI, 2010). 

Pegagan dalam bahasa Cina disebut dengan ji xue cao. Secara TCM, pegagan memiliki sifat yang dingin serta rasa yang pahit dan pungent (tajam). Tanaman tersebut juga dapat menghilangkan panas lembab, mengatasi toksisitas dan mengurangi pembengkakan. Pegagan berhubungan dengan organ hati, limpa dan ginjal (Bensky et al., 2004).

Tujuan dan Penelitian GSRS

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian seduhan herba pegagan selama 19 hari dapat menurunkan gejala gastritis. Penelitian ini dilihat berdasarkan skor kuesioner The Gastrointestinal Symptom Rating Scale (GSRS) pada wanita usia 45–64 tahun.

Dilakukan penelitian selama 19 hari, menggunakan Pretest-Posttest Control Group Design. Sebanyak 44 wanita dibagi menjadi dua kelompok secara acak. Kelompok perlakuan akan diberikan seduhan herba pegagan (0,6 gram dalam 300 mL air, dua kali sehari) ditambah madu sebanyak 30mL. Sedangkan, kelompok kontrol akan diberikan seduhan madu dalam takaran yang sama. Evaluasi gejala dilakukan sebelum dan sesudah 19 hari intervensi menggunakan kuesioner GSRS.

BACA JUGA: [Mahasiswa D-IV Pengobat Tradisional UNAIR Ciptakan Inovasi Sprayable Hydrogel Terapi Luka Diabetes]

Hasil Korelasi antara GSRS dengan Gastritis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian seduhan herba pegagan (Centella asiatica L.) selama 19 hari mampu menurunkan skor GSRS secara signifikan pada kelompok perlakuan, dengan rata-rata penurunan sebesar 14,91 (p = 0,000). Sementara itu, kelompok kontrol yang hanya diberikan seduhan madu mengalami penurunan skor rata-rata sebesar 4,00, namun tidak signifikan secara statistik (p = 0,186). Uji statistik menunjukkan bahwa kondisi awal kedua kelompok adalah setara. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya perbedaan signifikan pada skor GSRS pre-test (p = 0,959). 

Namun, setelah intervensi, terdapat perbedaan signifikan pada skor post-test antara kedua kelompok (p = 0,000), di mana kelompok perlakuan menunjukkan skor GSRS yang jauh lebih rendah. Selain itu, perbandingan selisih skor antara kelompok perlakuan dan kontrol juga menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik (p = 0,000), mengindikasikan bahwa seduhan herba pegagan memberikan dampak yang lebih besar dalam perbaikan gejala gastritis.

***

Penulis : Arifah Nuhaa Mufiidah

Editor: Oky Sapto Mugi Saputro