VOKASI NEWS – Dismenorea merupakan nyeri pada perut yang terjadi karena adanya kram rahim selama haid. Rasa nyeri yang timbul bersamaan dengan permulaan haid yang berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari sampai mencapai puncak nyeri (Larasati & Alatas, 2016). Klasifikasi dismenorea ada primer dan skunder. Dismenorea primer merupakan kondisi yang berhubungan dengan siklus ovulasi. Pada dismenore primer terjadi pada wanita yang mengalami menarche setelah 2-3 tahun. Selainitu juga bisa terjadi pada Wanita usia 15-25 tahun (Yunitasari, Rejeki, & Khayati, 2017). Dismenorea sekunder merupakan nyeri yang terjadi saat haid dengan disertai adanya kelainan pada organ genital yang terjadi pada wanita usia lebih dari 30 tahun (Ghina, Raharjo, & Putri, 2020).
Kenali Tanda dan Gejala Dismenorea
Dismenorea primer yaitu tidak enak badan, lelah, mual, muntah, diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala. Selain itu juga disertai dengan vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas dan gelisah, hingga jatuh pingsan. Gejala lain dari dismenorea primer yaitu nyeri (keram) pada perut bagian bawah, mulut vagina terasa pegal, nyeri pada pinggang, serta paha terasa pegal (Yunitasari, Rejeki, & Khayati, 2017).
Dismenorea sekunder yaitu darah yang keluar jumlah banyak dan terkadang tidak beraturan, saat berhubungan seksual terasa nyeri, perut bagian bawah terasa nyeri di luar waktu haid, panggul nyeri saat ditekan. Tidak jarang, terdapat cairan yang keluar dari vagina, adanya benjolan yang terdapat pada rahim atau rongga panggul (Yunitasari, Rejeki, & Khayati, 2017).
Kandungan dan Manfaat Kunyit Putih
Kandungan kimia yang terdapat pada rimpang kunyit putih yaitu minyak atsiri: Zingiberene, 1,8 sineol, D-kampora, D-kampen, D-borneol, D-pinen, kurkumol, zederon, kurkumeneol, kurkulon, furanodienon, isofuranodienon. Kurkuminoid: Kurkumin, dismetoksikurkumin, bisdesmetoksikurkumin. Ekstrak etanol mengandung asam parametoksi sinamat etil ester (RI, BPOM, 2010).
Kunyit putih dapat digunakan untuk melancarkan stasis darah, mengaktifkan Qi dan juga untuk meredakan nyeri (Yanfu, Zou. 2000). Kunyit putih juga dapat digunakan sebagai antikanker, antifungi, antiamebic, larvasida, antimikroba, antioksidan, antiplasmodial, anti alergi, dan analgetik. Secara tradisional kunyit putih dapat digunakan dalam mengatasi perut kembung, batuk, gangguan menstruasi, dyspepsia. Selain itu juga bisa menjadi penghangat tubuh, demam, muntah, ekspektoran dan diuretik (Putri, 2014).
Cara Konsumsi Seduhan Serbuk Kunyit Putih
Menyiapkan alat dan bahan. Timbang bahan sebuk kunyit putih 2 gram, gula 5 gram, dan air 200 ml. Rebus air hingga mendidih lalu matikan api. Masukkan serbuk kunyit putih kedalam gelas, kemudian tuangkan air ke dalam gelas. Tambahkan gula batu kemudian aduk hingga gula larut dan mengendap lalu diminum.
BACA JUGA: [Perbedaan PPh 21 dan PPh 23 pada Jasa Konsultan yang Perlu Dipahami]
Metode Analisis dan Hasil Serbuk Kunyit Putih Terhadap Penderita Dismenorea
Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental menggunakan rancangan “Pretest – Posttest with Control Group Design”. Dalam desain ini ada dua kelompok yang dipilih secara random untuk diberikan (Pre-Test) menggunakan pengukuran nyeri melalui NRS (Numeric Rating Scale) dan setelah penelitian selesai, dilakukan (Post-Test) berupa pengukuran nyeri melalui NRS (Numeric Rating Scale) untuk mengetahui kondisi akhir pada seluruh subjek. Responden penelitian dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.
Hasil perhitungan uji statistic didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada post-test kelompok terapi dan kelompok kontrol. Namun, rerata skala nyeri kelompok terapi dan kelompok kontrol didapatkan penurunan hasil rerata diantara kedua kelompok perlakuan yang memiliki arti bahwa kedua kelompok memiliki pengaruh dalam menurunkan skala nyeri pada dismenorea.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya pengaruh pemberian seduhan serbuk kunyit putih (Curcuma zedoaria) dan air gula batu selama menstruasi dan 3 hari setelah menstruasi dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan skala nyeri pada penderita dismenorea.
***
Penulis: Eka Faradhila
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro