VOKASI NEWS – Insomnia adalah gangguan tidur yang sering dialami mahasiswa akibat stres akademik, kebiasaan begadang, dan pola hidup yang kurang sehat. Gejalanya meliputi kesulitan memulai tidur, sering terbangun di malam hari, dan tidur yang tidak nyenyak. Kondisi ini berdampak pada penurunan konsentrasi, gangguan suasana hati, hingga penurunan prestasi akademik. Data dari National Sleep Foundation menunjukkan bahwa di Asia Tenggara, sekitar 67% penduduk mengalami gangguan tidur, dan sebagian besar berada pada usia produktif. Di Indonesia, prevalensi insomnia pada remaja dan mahasiswa bahkan mencapai lebih dari 70%, sehingga menjadi masalah kesehatan yang perlu diperhatikan.
Pengobatan farmakologis seperti benzodiazepin dapat membantu, tetapi penggunaannya berisiko menimbulkan efek samping dan ketergantungan. Oleh sebab itu, terapi non-farmakologis berbasis herbal menjadi alternatif yang aman. Salah satunya adalah daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) yang secara tradisional dikenal memiliki efek menenangkan, sehingga berpotensi membantu mengatasi insomnia.
Manfaat Daun Pandan Wangi
Daun pandan mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan triterpenoid. Flavonoid dan alkaloid berperan dalam mempengaruhi sistem saraf pusat melalui reseptor GABA-A di otak, yang dapat menimbulkan efek relaksasi dan mempermudah tidur. Kandungan triterpenoid juga diduga membantu meningkatkan kadar serotonin dan dopamin, yang berperan dalam mengatur suasana hati dan siklus tidur.
BACA JUGA: [Sambut Mahasiswa Baru Muslim Fakultas Vokasi UNAIR 2025]
Selain itu, daun pandan memiliki aroma khas yang menenangkan, sehingga sering dimanfaatkan dalam minuman herbal. Secara tradisional, seduhan daun pandan digunakan untuk mengatasi kegelisahan, mengurangi ketegangan otot, dan meningkatkan kualitas tidur. Mekanisme ini membuatnya menjadi pilihan yang tepat sebagai terapi pendukung bagi penderita insomnia ringan hingga sedang.
Metode dan Hasil Penelitian Insomnia
Penelitian dilakukan menggunakan desain True Experimental dengan pretest posttest control group. Subjek penelitian adalah 46 mahasiswa berusia 18–25 tahun, yang terbagi menjadi dua kelompok: kelompok perlakuan yang mengkonsumsi seduhan simplisia daun pandan wangi (1,5 g/200 mL) selama 14 hari, dan kelompok kontrol yang mengonsumsi air putih.
Tingkat insomnia diukur menggunakan Insomnia Rating Scale (IRS) sebelum dan sesudah intervensi. Analisis data menggunakan uji Paired Sample T-Test untuk melihat perubahan dalam kelompok, serta Independent Sample T-Test untuk membandingkan kedua kelompok setelah intervensi.
Hasil menunjukkan adanya penurunan signifikan skor IRS pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol (p < 0,05). Peserta kelompok perlakuan melaporkan tidur lebih cepat, kualitas tidur yang lebih baik, serta rasa rileks setelah mengkonsumsi seduhan daun pandan. Sementara itu, kelompok kontrol tidak mengalami perubahan yang berarti. Temuan ini mengindikasikan bahwa konsumsi seduhan daun pandan wangi secara rutin dapat membantu mengurangi tingkat insomnia pada mahasiswa. Efek menenangkan yang dihasilkan mendukung proses tidur alami tanpa memerlukan obat kimia.
Pembahasan
Efektivitas daun pandan dalam mengatasi insomnia erat kaitannya dengan kandungan bioaktif yang mempengaruhi neurotransmitter di otak. Flavonoid dan tanin diketahui meningkatkan afinitas reseptor GABA terhadap ligan, sehingga menghambat impuls saraf dan menurunkan tingkat kewaspadaan berlebihan sebelum tidur. Senyawa alkaloid berperan dalam meningkatkan kadar serotonin yang dapat menstabilkan suasana hati.
Hasil penelitian ini sejalan dengan studi terdahulu yang menyatakan bahwa ekstrak daun pandan memiliki efek sedatif pada hewan uji. Keunggulan terapi herbal ini adalah minimnya efek samping serta kemudahan dalam penyajian. Daun pandan kering dapat dikemas dalam bentuk kantong teh sehingga praktis dan nyaman untuk dikonsumsi setiap hari.
Seduhan simplisia daun pandan wangi terbukti efektif menurunkan tingkat insomnia pada mahasiswa. Minuman herbal ini dapat menjadi alternatif terapi non-farmakologis yang aman, praktis, dan terjangkau untuk meningkatkan kualitas tidur. Pemanfaatannya berpotensi mendukung kesehatan mental dan fisik mahasiswa yang sering menghadapi tekanan akademik. Dengan penelitian lanjutan, manfaat daun pandan dapat lebih dioptimalkan untuk pengembangan produk herbal yang inovatif.
***
Penulis: Amila Noor Lathiifa
Editor: Puspa Anggun Pertiwi