VOKASI – Pengaruh senam otak terhadap perkembangan motorik anak pra-sekolah, sebuah penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR.
Usia prasekolah merupakan periode yang sangat penting dalam perkembangan baik fisik maupun psikis yang sering disebut sebagai masa keemasan (golden age). Pada tahap ini, anak melakukan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, kemandirian dan lain-lain. Salah satu aspek yang perlu dikembangkan pada anak usia prasekolah yaitu aspek fisik motorik (Livana PH et al., 2018).
Perkembangan motorik merupakan proses di mana sistem pusat saraf, dan otot bekerja sama untuk mengatur gerakan fisik. Perkembangan motorik yang harus dikembangan oleh anak ada dua jenis yaitu motorik halus dan motorik kasar (Nurjannah et al., 2023).
Gangguan Perkembangan Motorik Pada Anak
Gangguan perkembangan motorik pada anak dapat mengakibatkan keterlambatan dalam perkembangan koordinasi dan keterampilan motorik. Adapun gangguan perkembangan motorik yang dialami pada anak dapat berdampak buruk bagi masa depan anak. Anak yang mengalami gangguan motorik dapat terlambat memperoleh keterampilan yang seharusnya dapat dicapai sesuai dengan usianya (Arini et al., 2019).
Menurut UNICEF angka kejadian gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia balita masih tinggi. Khususnya gangguan perkembangan motorik (27,5%). Ada pun jika dijumlahkan, sekitar 3 juta anak mengalami gangguan perkembangan motorik.
Pencegahan Gangguan Motorik
Gangguan motorik dapat dicegah dengan cara memberikan stimulasi pada otak yaitu melalui senam otak. Senam otak merupakan sekumpulan gerakan sederhana yang bertujuan untuk merangsang perkembangan seluruh bagian otak secara sinergis (Panzilion et al., 2020). Dengan melakukan senam otak, anak dapat meningkatkan konsentrasi, kecepatan, kemampuan pemecahan masalah, serta memperbaiki kemampuan motorik dan daya ingat anak (Sulistiadi et al., 2020).
Metode Penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR
Metode penelitian yang digunakan ialah kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasy experiment dengan pendekatan one group pre-post test design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh anak usia prasekolah di TK Aisyiyah Busthanul Athfal (ABA) II Lamongan sebanyak 30 orang. Sampel pada penelitian adalah sebagian anak usia prasekolah di TK Aisyiyah Busthanul Athfal (ABA) II Lamongan sebanyak 28 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR dilakukan pada bulan Juni 2024. Pada penelitian tersebut terdapat pre test sebelum dilakukan perlakuan atau senam otak (menggunakan DDST). Kemudian, diberikan post test setelah diberikan perlakuan atau senam otak (menggunakan DDST). Penelitian dilakukan selama 1 minggu dengan memberikan senam otak pada anak usia prasekolah selama 10 menit.
Hasil Penelitian Pengaruh Senam Otak Terhadap Perkembangan Motorik Pada Anak Usia Prasekolah
Dari hasil penelitian melalui pemeriksaan DDST, menunjukkan bahwa perkembangan motorik anak usia prasekolah sebelum dilakukan senam otak didapatkan hampir sebagian reponden mengalami suspect sebanyak 35,7%. Sebagian besar responden hasilnya normal sebanyak 64,3%. Sedangkan perkembangan motorik anak usia prasekolah setelah dilakukan senam otak didapatkan sebagian kecil responden mengalami suspect sebanyak 7,1%, dan hampir selurunya responden hasilnya normal sebanyak 92,9%.
Berdasarkan hasil uji wilcoxon signed rank test, didapatkan nilai p value sebesar 0,005 yang dimana tingkat signifikan p value < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha atau H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara senam otak terhadap perkembangan motorik pada anak usia prasekolah.
***
Penulis: Vita Amalia Zafirah
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR