VOKASI NEWS – Mengetahui inovasi pemeriksaan suspect COVID-19 (virus corona 2019) menggunakan Mobile X-Ray di RS Khusus Infeksi UNAIR Surabaya.
Wabah virus Corona telah melanda dunia sejak pertengahan Desember 2019. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok, tepatnya di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan, Wuhan, atau pasar ikan dan hewan hidup. Penularan Covid-19 dari manusia ke manusia terjadi terutama melalui droplet pernapasan, kontak langsung, penularan tanpa gejala, dan penularan intrafamilial.
Pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19) sudah berlangsung sejak Maret 2020 dan telah melanda dunia, termasuk Indonesia, selama hampir dua tahun. Karena mekanisme penularan yang cepat dan kurangnya vaksinasi secara luas, virus bermutasi dengan cepat dan muncul beberapa jenis varian baru. Hingga saat ini, muncul varian baru Omicron (B.1.1.529), pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada November 2021, dan menyebar ke 103 negara.
Pemeriksaan Pasien Suspect Covid-19 Menggunakan Mobile X-Ray
Meskipun beberapa informasi menyebutkan gejala yang ditimbulkan oleh varian ini cenderung ringan, akan tetapi kecepatan transmisi Omicron berpotensi menimbulkan peningkatan gelombang kasus COVID-19 berikutnya. Selama pandemi, jumlah permintaan pemeriksaan foto toraks mengalami peningkatan dimana berisiko terinfeksi COVID-19 semakin tinggi. Oleh karena itu diperlukan fasilitas pelayanan radiologi yang pada masa pandemi COVID-19. Antara lain penyediaan peralatan dan sumber daya manusia, penunjang diagnosis, perawatan pasien, dan pelaksanaan pengendalian infeksi di Instalasi Radiologi.
Rumah Sakit Universitas Airlangga menjadi rumah sakit rujukan untuk pasien COVID-19 mengalami peningkatan dalam permintaan jumlah pemeriksaan foto toraks. Penggunaan alat konvensional x-ray telah dilakukan namun dengan jumlah permintaan foto toraks yang setiap hari mengalami peningkatan cukup signifikan. Oleh karena itu, diperlukannya alat tambahan baru yang dapat membantu proses pemeriksaan sehingga pemeriksaan foto toraks dapat berjalan dengan efektif.
Mobile X-ray merupakan sarana yang tepat dan cepat dalam mengatasi hal ini karena dapat dioperasionalkan dengan leluasa atau fleksibel.
Metode Penelitian Mobile X-Ray
Populasi yang digunakan dalam penelitian merupakan pasien dengan kondisi suspect COVID-19 di Rumah Sakit Khusus Infeksi Universitas Airlangga Surabaya. Data yang digunakan adalah data primer hasil observasi berupa Penggunaan Mobile X-Ray pada Pasien Suspect COVID-19 di RS Khusus Infeksi UNAIR Surabaya. Sampel yang digunakan merupakan bagian populasi yang memenuhi kriteria, yaitu pasien suspect COVID-19 di RS Khusus Infeksi UNAIR Surabaya.
BACA JUGA: Pemanfaatan Cagar Budaya Pada Museum Pendidikan Surabaya Sebagai Daya Tarik Wisata
Penelitian dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kesesuaian pemeriksaan toraks dengan menggunakan Mobile X-ray untuk pasien suspect COVID-19. Pemeriksaannya meliputi kesesuaian jenis atau merk alat, jenis kaset yang digunakan, prosedur pemeriksaan foto toraks, dan penggunaan APD. Penelitian yang digunakan adalah analitik deskriptif dengan rancangan pendekatan studi kasus untuk menganalisis fenomena dari data primer hasil observasi berupa Penggunaan Mobile X-Ray pada Pasien suspect COVID-19 di RS Khusus Infeksi UNAIR Surabaya. Data yang digunakan merupakan data yang diambil secara acak. Hal tersebut karena tidak mempertimbangkan umur dan jenis kelamin radiografer di Rumah Sakit Khusus Infeksi Universitas Airlangga Surabaya.
Hasil Penelitian Mahasiswa
Berdasarkan penggunaan Mobile X-Ray pada pasien suspect COVID-19 di Rumah Sakit Khusus Infeksi Universitas Airlangga maka dapat disimpulkan bahwa Mobile X-Ray lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan Konvensional X-Ray hal ini terbukti dengan adanya selisih waktu yang mencapai 2 menit 35 detik. Di mana waktu yang dibutuhkan oleh mobile x-ray 6 menit 13 detik dan konvensional x-ray 8 menit 48 detik.
Dengan demikian penggunaan mobile x-ray sangat direkomendasikan untuk pasien baik suspect maupun yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19. Penggunaan alat pendukung meliputi Alat Pelindung Diri (APD) infeksius sudah sesuai dengan peraturan yang tertera seperti hazmat suit, masker bedah dan masker N95, kacamata googles, pelindung kepala, sarung tangan steril dan sarung tangan non steril, pelindung wajah (face shield), pelindung sepatu (shoes cover). Serta Alat Pelindung Diri (APD) radiasi seperti Apron, pelindung thyroid, google PB, Tabir PB sudah sesuai.
***
Penulis: Satria Imandhani
Editor: Puspa Anggun Pertiwi