Penguatan Karakter Mahasiswa Baru D-III Keperawatan Melalui Seminar ESQ

VOKASI NEWS – Penguatan karakter mahasiswa baru D-III Keperawatan Unair melalui seminar ESQ (Emotional Spiritual Quotient).

Himpunan Mahasiswa D-III Keperawatan menyelenggarakan kegiatan bernama Anscare (Airvorce Care) berupa seminar ESQ yang dihadiri 108 mahasiswa baru angkatan 2024 dengan narasumber yang handal di bidangnya yakni Joko Purwanto, S.Kep., Ns., CHt., CL., CTNNLPJ, merupakan (Founder Neuro Trance Formation Institute) Trainer BNSP & TPK Kemenkes. Acara ini dilaksanakan pada (22/09/2024) di Gedung Nano ruang 2.05, Kampus MERR-C, Universitas Airlangga.

Seminar ESQ merupakan pelatihan yang menggabungkan kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan spiritual untuk membentuk karakter manusia yang seimbang. Kegiatan ini mengangkat tema “ESQ : Emotional Spiritual Quotient (to make students have strong and emotional characters)”.

Founder Neuro Trance Formation Institute tersebut melatih para mahasiswa baru membangun konsep diri dan membangun pribadi unggul melalui ESQ. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu memahami tentang ESQ. Peserta juga diharapkan memahami konsep diri positif dan mampu melakukan teknik praktis pemberdayaan diri (NLP) untuk mencapai goal menjadi pribadi unggul.

Membangun Konsep Diri Berbasis ESQ (Emotional Spiritual Quotient)

Dalam pemaparan yang diberikan, pemateri mengatakan konsep diri merupakan pandangan dan penilaian individu terhadap dirinya sendiri. Konsep diri juga berguna sebagai landasan berperilaku dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Maka dari itu, perlunya membangun konsep diri yang positif berlandaskan ESQ agar membentuk diri sebagai pribadi unggul, sukses dan mulia.

Komponen Konsep Diri
  1. Citra Diri (Self Image), adalah perilaku individu secara fisik pada dirinya sendiri, baik disadari maupun tidak disadari
  2. Ideal Diri, adalah persepsi seorang individu mengenai bagaimana individu tersebut semestinya berperilaku berdasar pada standar pribadinya dan terkait dengan cita-citanya.
  3. Harga Diri (Self Esteem), adalah persepsi seorang individu akan hasil yang dicapainya dengan menelaah seberapa banyak kesesuaian perilakunya dengan ideal dirinya.
  4. Peran Diri, adalah segenap bentuk sikap atau tingkah laku, nilai, dan tujuan yang diharapkan oleh suatu kelompok sosial. Hal ini terkait dengan fungsi dan peran individu di dalam masyarakat atau kelompok sosial tersebut.
  5. Identitas Diri, adalah kepekaan individu terhadap dirinya yang dihasilkan dari pengamatan dan penilaian dirinya dengan menyadari bahwa dirinya itu memiliki perbedaan dengan individu lain.

Karakteristik konsep diri yang positif dilihat dari hal-hal kecil seperti keyakinan bahwa mampu mengatasi berbagai masalah. Dapat juga dilihat dari sikap yang tidak merasa terancam dan cemas ketika dikritik orang lain, menerima pujian dari orang lain tanpa rasa malu dan wajar. Selain itu, bisa juga dilihat melalui dimilikinya perasaan setara dengan orang lain, dan memiliki keinginan introspeksi diri dan kemampuan dalam memperbaiki diri. Membangun konsep diri yang positif harus memfokuskan pada diri sendiri dan lingkungan. Kekurangan diri sebagai evaluasi untuk meningkatkan kelebihan diri dan menutupi kekurangan diri yang dimiliki.

Transformasi Diri Membangun Karakter Pribadi Unggul berbasis ESQ dan NLP

Narasumber mengenalkan terlebih dahulu apa itu NLP. NLP atau Neuro Linguistik Programming merupakan sebuah pendekatan komunikasi, pengembangan pribadi, dan psikoterapi. Adapun yang terjadi dalam pendekatan tersebut adalah hubungan antara proses neurologi (neuro), bahasa (linguistic), dan pola perilaku yang dipelajari melalui pengalaman (programming) dapat diubah untuk mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan.

Narasumber juga menyebutkan NLP memiliki 4 pilar yaitu outcome (metode ini berlandaskan dampak, dimana individu harus memiliki tujuan yang jelas), sensory acuity (kepekaan indrawi terhadap apa yang disaksikan, didengarkan dan dirasakan), rapport (metode untuk membangun kedekatan pada tujuan yang ingin diraih), behavioral flexibility (bersikap adaptif dan fleksibel serta memiliki alternatif untuk meraih tujuan yang diinginkan)

Bapak Joko Purwanto, S.Kep., Ns., CHt., CL., CTNNLPJ juga mengajak para mahasiswa untuk mendemonstrasikan NLP. NLP diperagakan oleh perwakilan 2 mahasiswa  bernama Dea dan Hesty yang maju ke depan lalu diminta menuliskan kondisi saat ini yang ingin dirubah menjadi kondisi ideal (personal exellence). Mahasiswa juga diminta menuliskan kelebihan yang dimiliki. Sebelum memulai melangkah, mereka menuliskan target yang ingin dicapai menggunakan kalimat positif lalu mulai melangkah. Setelah melewati langkah pertama, Dea dan Hesty harus menganalisa hal apa yang menjadi penghambat. Penghambat untuk mencapai target dan bagaimana cara mengatasinya, lalu kembali melangkah. Pada langkah terakhir, menandakan keduanya telah mencapai target yang diharapkan oleh masing-masing individu.

BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital

Acara berlangsung dengan lancar dari awal sampai akhir dan harapan para mahasiswa baru dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

***

Penulis             : Eunike Novia Agatha & Khofifatur Rohmany.

Pembimbing    : Anestasia Pangestu Mei Tyas

Program studi : D3 Keperawatan UNAIR

Editor              : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR