VOKASI NEWS – Pengujian kelaikan melalui uji fungsi pada prototipe alat fiksasi radiography waters, hasil penelitian Mahasiswa Fakultas Vokasi UNAIR.
Trauma Kepala dan Fraktur pada Facial Bone serta Sinus Paranasal
Trauma kepala sering dikaitkan dengan fraktur pada facial bone dan sinus paranasal, yang dapat menyebabkan perdarahan dan mengganggu saluran pernapasan (Vincent et al., 2019). Evaluasi awal pasien trauma meliputi pemeriksaan jalan napas dan peredaran darah, diikuti oleh pemeriksaan radiologi jika terdapat kecurigaan fraktur berdasarkan temuan fisik.
Pada trauma wajah, teknik radiografi konvensional yang sering digunakan meliputi proyeksi perioachantial (waters), PA axial (Caldwell), dan lateral. Teknik waters sangat optimal untuk mengevaluasi area midface, termasuk fraktur pada lantai orbita dan herniasi jaringan lunak di antrum maxilla (Ambriani & Hafiz, 2020).
Pentingnya Fiksasi pada Pemeriksaan Radiografi Waters
Pasien trauma sering kali tidak kooperatif akibat penurunan kesadaran, yang dapat menyebabkan gerakan tidak disengaja selama pemeriksaan. Fiksasi menjadi alat bantu penting untuk menjaga posisi pasien, memastikan keberhasilan prosedur, dan menghindari citra yang tidak tajam.
BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital
Alat fiksasi dirancang untuk memastikan leher pasien ekstensi sehingga Orbitomeatal Line (OML) membentuk sudut 37° terhadap bucky. Material khusus yang digunakan pada alat fiksasi mendukung keselamatan pasien dan keberhasilan positioning pada proyeksi waters.
Prototipe dan Uji Kelaikan Alat Fiksasi Waters
Prototipe alat fiksasi diuji untuk memastikan fungsi, keamanan, dan kinerja sesuai standar pelayanan kesehatan (Permenkes RI No.54 Tahun 2015). Pengujian dilakukan menggunakan phantom di Laboratorium Radiografi melalui:
- Uji komponen alat: Mengukur kelayakan mekanisme dan desain fiksasi.
- Uji dosis radiasi: Menghitung dosis radiasi permukaan pasien selama eksposi.
Hasil Pengujian dan Evaluasi Alat Fiksasi
Berdasarkan penelitian:
- Komponen alat fiksasi mendapat skor kelayakan 12%, menunjukkan alat cukup laik digunakan. Alat fiksasi dirancang agar tidak menyatu dengan brankar pasien, mencegah kerusakan image plate dan IR selama eksposi.
- Dosis radiasi:
- Nilai rata-rata dosis permukaan dengan fiksasi adalah 0,029 mSv/mGy, sementara tanpa fiksasi adalah 0,020 mSv/mGy.
- Dosis ini masih jauh di bawah panduan dosis kepala BAPETEN (1,3 mGy untuk proyeksi PA/Lat dan 1,9 mGy untuk waters).
- Dosis terendah (0,016 mSv) tercapai pada faktor eksposi 80 kV dan 10 mAs.
Alat fiksasi waters dinyatakan laik digunakan karena memenuhi kriteria fungsi, keamanan, dan kinerja. Alat ini membantu radiografer dalam memposisikan pasien dengan akurat pada proyeksi reverse waters, memastikan kualitas citra yang optimal, dan menjaga keselamatan pasien selama prosedur.
***
Penulis : Nadya Annur Putri
Pembimbing : Amillia Kartika Sari, Aisyah Widayani
Program Studi : D4 Teknologi Radiologi Pencitraan
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR