Pengujian Residu Antibiotik dengan Metode Screening Test pada Bahan Pangan Asal Hewan

VOKASI NEWS – Residu antibiotik merupakan bahan kimia sisa dari obat antibiotik yang diberikan pada hewan ternak. 

Kandungan bahan tersebut terakumulasi pada produk hewan seperti daging, susu, dan telur dalam waktu tertentu setelah pengobatan. Menurut SNI 7424 tahun 2008, residu antibiotik merupakan suatu konsentrasi zat antibiotik serta metabolitnya yang terkandung dalam jaringan produk hewan seperti daging, susu, dan telur. Hal tersebut terjadi karena penggunaan dosis obat yang tidak sesuai aturan pemakaian sehingga sisa metabolisme dari obat antibiotik tersimpan dalam jaringan – jaringan dan organ hewan. 

Selain itu, penggunaan obat yang tidak memperhatikan waktu henti obat akan meninggalkan sisa metabolisme obat pada jaringan hewan setelah disembelih. Masalah kesehatan yang diakibatkan seringnya mengkonsumsi bahan pangan hewan yaitu tubuh akan resisten terhadap suatu zat antibiotik. Hal tersebut nantinya menyebabkan proses penyembuhan suatu penyakit pada tubuh akan lebih lama dan meningkatkan resiko kematian. 

Screening Test Residu Antibiotik

Pengujian pada bahan pangan asal hewan dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya metode Screening Test. Prinsip dari pengujian residu antibiotik berdasarkan SNI 7424:2008 dengan metode screening test yaitu suatu residu antibiotik yang berada dalam suatu bahan sampel. 

Sampel tersebut nantinya akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada media agar terlihat bentukan daerah hambatan di sekitar kertas cakram atau paper disc. Kemudian, nantinya akan diukur diameter pada daerah hambatan untuk menunjukan suatu kadar antibiotik yang terkandung dalam sampel. 

Jenis-jenis Mikroorganisme Pengujian Residu Antibiotik

Dalam sebuah pengujian dengan screening test, ada beberapa mikroorganisme dan baku pembanding yang digunakan seperti sebagai berikut:

  1. Bacillus Stearothermophilus merupakan bakteri yang digunakan untuk mengetahui adanya kandungan antibiotik golongan penisilin. Media yang digunakan untuk perkembangbiakan bakteri tersebut memiliki kandungan peptone, yeast extract, bacto agar, dan dextrose yang dicampur dengan aquadest. Baku pembanding untuk pengujian kadar penisilin yaitu Natrium Penisilin
  2. Bacillus cereus merupakan bakteri yang digunakan untuk mengetahui adanya kandungan antibiotik golongan tetrasiklin. Media yang digunakan untuk perkembangbiakan bakteri yaitu peptone, beef extract, yeast extract, KH2PO4, dan bacto agar yang dicampur dengan aquades. Baku pembanding untuk pengujian kadar tetrasiklin yaitu Oksitetrasiklin hidroklorida
  3. Bacillus subtilis bakteri yang digunakan untuk mengetahui adanya kandungan antibiotik golongan aminoglikosida. Media yang digunakan untuk perkembangbiakan bakteri yaitu peptone, beef extract, dan bacto agar yang dicampur dengan aquades. Baku pembanding untuk pengujian kadar aminoglikosida yaitu Kanamisin sulfat
  4. Kocuria rhizophila merupakan bakteri untuk mengetahui adanya kandungan antibiotik golongan makrolida. Media yang dibuat untuk perkembangan bakteri yaitu peptone, beef extract, yeast extract, glucose, dan bacto agar yang dicampur dengan aquades. Baku pembanding untuk pengujian kadar makrolida yaitu Tilosin-tatrat.

Hasil Pengujian Screening Test Menggunakan Paper Disc

Pada saat kegiatan magang, sampel yang diujikan untuk mendeteksi cemaran residu antibiotik ada 4 sampel. Salah satunya berupa 2 daging ayam, 1 sosis, dan 1 nugget. Semua sampel tersebut akan dilakukan uji residu antibiotik penicillin dengan menggunakan metode screening test. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan 1 sampel berupa daging ayam dinyatakan positif residu antibiotik penicillin. Hal tersebut ditandai dengan adanya zona hambat yang berada di sekitar paper disc. Sedangkan sampel yang lain dinyatakan negatif residu antibiotik penicillin ditandai dengan tidak adanya zona hambat di sekitar paper disc

Gambar 1. Hasil Pengujian Residu Antibiotik

Produk hewan yang positif residu antibiotik dengan kadar residu melebihi batas maksimum tidak layak untuk diedarkan di pasaran dan dimusnahkan. Karena jika dikonsumsi oleh tubuh akan menimbulkan masalah kesehatan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya sebuah cemaran residu antibiotik pada bahan pangan asal hewan yaitu dengan mengedukasi peternak tentang penggunaan antibiotik sesuai dengan aturan pemakaian. Selain itu juga perlu kolaborasi antara peternak, tenaga kesehatan hewan, dan pemerintah untuk menjaga keamanan dan ketahan pangan asal hewan sebagai sumber protein bagi masyarakat. 

BACA JUGA: D4 Manajemen Perhotelan Sukses Menggelar Kegiatan CRUSH 2024 x DPKKA UNAIR

***

Penulis: Rizki HP

Pembimbing: M. Gandul Atik Yuliani

Editor: Puspa Anggun Pertiwi