VOKASI NEWS – Follicle stimulating hormone (FSH) adalah hormon gonadotropin yang disekresi oleh anterior pituitary gland sebagai bentuk respon gonadotropin releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus. Pelepasan GnRH dalam frekuensi rendah akan merangsang produksi FSH yang banyak.
Bagaimana Peran Follicle Stimulating Hormone dalam Sistem Reproduksi?
Fungsi FSH khususnya dalam sistem reproduksi sangat penting untuk pria dan wanita. Pada wanita FSH berperan dalam pengaturan siklus menstruasi normal dan merangsang pematangan folikel ovarium serta merangsang pelepasan hormon estradiol. Kadar FSH juga dapat digunakan sebagai indikator kesuburan wanita. Pada pria FSH bersama dengan testosteron mempertahankan jumlah dan fungsi sperma normal. Penelitian telah menunjukkan bahwa kekurangan FSH tidak hanya menurunkan jumlah sperma tetapi juga mempengaruhi kualitas sperma.
BACA JUGA: Upaya Menghindari Kesalahan Triage dalam Penanganan Pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Apa itu In Vitro Fertilization?
In Vitro Fertilization (IVF) adalah proses pembuahan sel telur atau ovum oleh sel sperma yang terjadi di luar tubuh dan ditransfer ke uterus. Program IVF merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan infertilitas yang jumlahnya terus bertambah setiap tahunnya. Menurut WHO (2023) satu dari enam pasangan memiliki masalah infertilitas atau sekitar 50 – 80 juta pasangan. Setiap tahunnya jumlah ini bertambah 2 juta setiap tahunnya.
Kadar FSH yang normal diperlukan untuk keberhasilan program IVF. Hal ini dikarenakan selain sebagai indikator kesuburan dan berperan dalam pengaturan siklus menstruasi normal, FSH berfungsi untuk mengatur perkembangan folikel ovarium dan pematangan ovum. Follicle Stimulating Hormone merangsang sel granulosa dalam folikel untuk memproduksi estrogen. Kadar FSH yang terlalu rendah mengakibatkan rendahnya kualitas sel telur karena perkembangan folikel ovarium yang tidak optimal dan tidak terjadi ovulasi.
Meskipun begitu, kadar FSH yang tinggi juga tidak menjamin keberhasilan program IVF. Kadar FSH yang tinggi mengakibatkan respon ovarium yang berlebihan dan menghasilkan jumlah folikel ovarium lebih banyak namun tidak semuanya menghasilkan sel telur dengan kualitas baik. Kadar FSH tinggi meningkatkan risiko Sindrom Hiperstimulasi Ovarium (OHSS). Artinya, perlu penanganan serta pengawasan yang serius untuk mencegah adanya komplikasi selama program IVF.
***
Penulis: Febriani Putri As Hari
Editor: Puspa Anggun Pertiwi