VOKASI NEWS – Pentingnya komunikasi efektif dalam pemeriksaan radiografi panoramik, menyoroti peran radiografer, pemahaman pasien, serta dampaknya terhadap kualitas citra dan kenyamanan pemeriksaan.
Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi, ide, dan pikiran baik melalui kata maupun tindakan. Dalam konteks layanan kesehatan, proses ini harus berlangsung dua arah antara tenaga profesional dan pasien agar tercipta komunikasi yang efektif. Kejelasan informasi menjadi kunci, terutama pada pemeriksaan yang membutuhkan pemahaman prosedur, salah satunya radiografi panoramik.
Radiografi panoramik adalah teknik pemeriksaan radiologi yang menampilkan struktur rahang dan gigi dalam satu gambar. Pemeriksaan ini sangat bergantung pada posisi pasien dan objek yang tepat agar menghasilkan citra berkualitas tinggi. Kualitas gambar yang baik memastikan proses diagnosis berjalan lebih akurat dan efisien.
Dalam prosesnya, radiografer memiliki peran penting dalam memberikan instruksi pemeriksaan kepada pasien. Kedua pihak akan terus berkomunikasi selama prosedur berlangsung, sehingga efektivitas komunikasi menjadi faktor utama keberhasilan pemeriksaan. Ketika pasien memahami instruksi dengan benar, posisi tubuh yang tepat lebih mudah dicapai dan kualitas citra pun meningkat.
Komunikasi Efektif dan Pemahaman Pasien
Pemahaman merupakan kemampuan seseorang dalam mengartikan informasi berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki. Dalam pemeriksaan kesehatan, pemahaman ini berkaitan dengan hak pasien untuk mendapatkan informasi yang jelas mengenai prosedur yang akan dijalani. Berdasarkan taksonomi Bloom, proses kognitif terdiri atas beberapa tingkatan, mulai dari remembering, understanding, applying, analyzing, evaluating, hingga creating.
Hubungan antara komunikasi efektif dan pemahaman pasien menunjukkan bahwa interaksi berkualitas antara radiografer dan pasien mampu meningkatkan kesiapan pasien dalam menjalani pemeriksaan. Lima indikator komunikasi efektif—respect, empathy, audible, clarity, dan humble—menjadi pedoman penting saat menyampaikan informasi. Ketika radiografer mampu menjelaskan dengan bahasa sederhana dan sikap yang ramah, pasien lebih mudah memahami tujuan dan langkah pemeriksaan radiografi panoramik.
Selain itu, pemahaman pasien tidak hanya dipengaruhi oleh frekuensi pemeriksaan yang pernah dijalani, tetapi juga bagaimana radiografer menyampaikan instruksi. Komunikasi yang baik menghasilkan rasa percaya. Ketika pasien merasa tenang, kerja sama dalam proses pemeriksaan menjadi lebih optimal dan hal tersebut berdampak langsung pada kualitas citra.
Komunikasi sebagai Bagian dari Pelayanan yang Memanusiakan
Pemeriksaan radiografi bukan sekadar interaksi antara teknologi dan tubuh manusia. Di dalamnya berlangsung hubungan antarmanusia yang memerlukan empati, kesabaran, dan kejelasan. Radiografer yang berbicara dengan jelas dan sabar dapat membantu pasien merasa dihargai. Sikap empati membuat instruksi lebih mudah dipahami dan suasana pemeriksaan menjadi jauh lebih nyaman.
Komunikasi yang efektif bukan hanya kemampuan teknis menyampaikan pesan, tetapi juga jembatan yang membangun rasa saling percaya. Ketika radiografer memahami kondisi pasien, proses pemeriksaan berjalan lebih lancar. Pasien pun menjadi lebih kooperatif dan tenang selama prosedur.
Pada akhirnya, teknologi hanyalah alat yang memperkuat diagnosis, sedangkan komunikasi adalah unsur manusiawi yang menghubungkan pelayanan kesehatan dengan kepedulian. Setiap interaksi kecil antara radiografer dan pasien mencerminkan kualitas layanan dan menentukan keberhasilan suatu pemeriksaan.
[BACA JUGA: Sistem Deteksi Feromagnetik Tingkatkan Keamanan Ruang MRI]
***
Penulis: Amelia Az Zahra


