Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39
Memahami Fase Menstruasi untuk Mencegah Fatigue

Pentingnya Memahami Fase Menstruasi untuk Mencegah Fatigue pada Remaja Perempuan


Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

VOKASI NEWS – Memahami fase menstruasi untuk mencegah fatigue pada remaja perempuan, sebuah kajian dari Mahasiswa Fakultas Vokasi UNAIR.

Remaja adalah masa transisi dari masa anak ke dewasa (Sibagariang, 2016). Salah satu karakteristik dari remaja adalah terjadinya perubahan fisik dalam fase pubertas. Setiap perempuan ketika memasuki masa pubertas ditandai dengan keluarnya darah atau biasa disebut dengan menstruasi. Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang-ulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan (BKKBN, 2017). Pada setiap fase dalam siklus menstruasi, perempuan akan mengalami berbagai gejala fisik dan emosional (Sinaga et al, 2017). Mengetahui fase-fase menstruasi dapat membantu remaja mengelola kesehatan mereka, termasuk mencegah fatigue atau kelelahan.

BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital

Memahami Fase Menstruasi

Siklus menstruasi biasanya berlangsung sekitar 28 hari, meskipun dapat bervariasi antara 21 hingga 35 hari. Siklus ini terbagi menjadi beberapa fase:

  1. Fase Menstruasi (Hari 1-5)

Fase menstruasi rata-rata berlangsung selama 5 hari. Dalam fase ini endometrium terlepas dari dinding rahim disertai pendarahan. Pada awal fase menstruasi, kadar hormon progesteron dan estrogen pada kadar terendahnya (Villasari, 2021). Hal ini menyebabkan timbulnya kram menstruasi, perubahan suasana hati, dan juga kelelahan. Pada fase ini penting untuk memiliki waktu istirahat yang cukup untuk memulihkan tenaga.

  • Fase Folikular (Hari 1-13)

Setelah menstruasi, fase folikular dimulai. Pada fase ini, tubuh mulai memproduksi hormon estrogen yang merangsang pertumbuhan folikel di ovarium (Sherwood, 2016). Meningkatnya hormon estrogen dapat meningkatkan energi sehingga remaja mungkin merasa lebih bersemangat dan energik.

  • Fase Ovulasi (Hari 14)

Ovulasi adalah fase ketika ovarium melepaskan sel telur (Gilbert, 2016). Pada fase ini, kadar estrogen mencapai puncaknya, dan banyak perempuan merasa lebih bertenaga dan percaya diri. Remaja dapat memanfaatkan fase ini untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi dan energi yang tinggi.

  • Fase Luteal (Hari 15-28)

Setelah ovulasi, kadar estrogen mulai menurun dan progesteron meningkat. Pada fase ini, banyak perempuan mengalami gejala Premenstrual Syndrome (PMS), seperti kembung, perubahan suasana hati, dan kelelahan. Mengetahui fase ini penting untuk mengelola energi dan merencanakan aktivitas sehari-hari.

Strategi untuk Mengelola Fatigue berdasarkan Fase Menstruasi

Dengan mengetahui fase menstruasi dan adanya perubahan hormon di dalamnya dapat membantu remaja perempuan untuk memahami fluktuasi energi yang terjadi dalam tubuh tiap fase menstruasi. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah dengan perencanaan aktivitas serta pengelolaan nutrisi, aktivitas fisik, dan istirahat.

Mengatur jadwal kegiatan sesuai dengan fase siklus dapat membantu remaja memanfaatkan energi mereka secara optimal. Misalnya memaksimalkan energi pada saat fase folikular maupun ovulasi dan beristirahat yang cukup saat memasuki fase menstruasi dan fase luteal. Memperhatikan nutrisi juga penting dilakukan, seperti mengonsumsi makanan kaya zat besi pada saat menstruasi dan makanan yang kaya magnesium pada fase luteal untuk meredakan gejala PMS. Melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga secara teratur juga dapat dilakukan untuk membentuk adaptasi tubuh dalam merespon kelelahan.

Memahami fase menstruasi adalah langkah penting bagi remaja perempuan untuk mencegah fatigue dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan pemahaman yang baik tentang siklus menstruasi, remaja dapat merencanakan aktivitas, mengelola nutrisi, dan menjaga keseimbangan antara kerja dan istirahat. Kesadaran ini tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik, tetapi juga untuk kesejahteraan emosional dan mental. Dukungan dari orang tua dan lingkungan sekitar juga sangat penting untuk membantu remaja perempuan memahami dan mengelola siklus menstruasi mereka dengan lebih baik.

***

Penulis: Saffana Afra Zuhri

Dosen Pembimbing: Sofiatun dan Estu Meilani

Program Studi: D4 Fisioterapi

Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR