VOKASI NEWS – Mengetahui peran dan pengaruh patuh minum obat bagi kualitas hidup pasien Gout Arthritis.
Seberapa Pentingkah Patuh Minum Obat dalam menjaga Kualitas Hidup pasien Gout Arthritis?
Kualitas Hidup merupakan persepsi seseorang terhadap kesejahteraan hidup yang dimiliki berdasarkan nilai-nilai individu yang meliputi kesehatan fisik, psikologis, hubungan individu dengan sosial dan lingkungan yang mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari. Kualitas hidup pada pasien penyakit kronik yakni sebagai suatu ukuran konseptual untuk menilai dampak dari suatu terapi yang dilakukan. Penilaian kualitas hidup pada pasien penyakit kronis sangat penting dilakukan, karena kualitas hidup mencerminkan status kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Penyakit kronik adalah penyakit yang memiliki durasi panjang dan berkembang lambat akibat dari faktor genetik, fisiologis, lingkungan, dan perilaku yang menyebabkan seseorang tidak menyadari apabila terjangkit penyakit tersebut sejak dini.
BACA JUGA: HIMANIS UNAIR Ajarkan Warga Desa Manduro Hidup Sehat Bebas DBD
Gout Arthritis atau masyarakat awam menyebutnya penyakit asam urat merupakan salah satu penyakit kronik yakni radang sendi yang disebabkan oleh pembentukan dan pengendapan kristal monosodium urat di dalam ruang sendi dan jaringan lunak sekitarnya. Dampak dari gout arthritis akan mempengaruhi kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan pasien sehingga penyakit ini mempengaruhi kualitas hidup pasien gout arthritis. Patuh minum obat merupakan perilaku penting untuk memanajemen penyakit ini karena hingga saat ini gout arthritis menjadi salah satu penyakit kronis dengan kepatuhan minum obat yang masih kurang patuh. Kepatuhan minum obat yang rendah akan menyebabkan kualitas hidup terganggu karena keterbatasan fisik yang dialaminya.
Faktor yang mempengaruhi Kualitas Hidup dalam Patuh Minum Obat pada pasien Gout Arthritis
1. Faktor Demografi
Faktor demografi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dengan gout arthritis. Hal tersebut terdiri dari jenis kelamin, usia, BMI, tempat tinggal, , pendidikan, status pekerjaan, pendapatan dan asuransi kesehatan. Pada tingkat Pendidikan dapat mempengaruhi cara berpikir seseorang untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatannya untuk menjaga kesehatan dirinya sendiri. Jika kurangnya informasi dan pengetahuan yang didapat pasien terkait pentingnya mengkonsumsi obat maka pasien mengabaikannya. Berdasarkan hasil penelitian dan teori didapatkan bahwa nilai kualitas hidup akan menurun dengan penambahan usia, tingkat pendidikan,
2. Faktor Klinis
Faktor klinis tersebut meliputi durasi gejala, riwayat asam urat, penyakit penyerta, kadar asam urat serum (SUA) dalam sebulan terakhir. Selain itu juga terapi penurun asam urat (ULT), tophi, dan nyeri jumlah serangan selama setengah tahun dan jumlah sendi yang terkena. Nyeri adalah gejala utama pada serangan asam urat akut, juga ciri penting penyakit gout arthritis kronis. Serangan gout arthritis juga menjadi salah satu alasan utama mengapa pasien mencari pengobatan medis. Penyakit ini sering kali muncul dengan pembengkakan dan nyeri sendi yang parah sehingga berdampak serius pada kehidupan sehari-hari sehingga akan mengganggu kualitas hidup pasien.
3. Faktor Komorbiditas
Komorbid gout arthritis merupakan kelainan yang bersifat kronis. Komorbid atau penyakit penyerta ini dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Penyakit yang bersifat kronis mempengaruhi pembatasan makanan dan pola kehidupan keseharian pasien. Semakin kronis penyakit penyerta yang dialami maka dapat membuat kualitas hidup semakin menurun, sehingga patuh minum obat merupakan salah satu manajemen penyakit gout arthritis yang harus dilakukan untuk mencegah komplikasi penyakit lainnya muncul.
4. Faktor Terapi
Faktor terkait terapi yang paling menonjol yakni kesulitan dalam mematuhi rejimen pengobatan yang ditentukan dan durasinya. Selain itu, kegagalan pengobatan sebelumnya, serta perubahan rejimen pengobatan yang berulang, berhubungan dengan rendahnya kepatuhan. Efek samping terapi juga memungkinkan pasien menghentikan pengobatannya atau meminumnya dengan cara yang tidak sesuai dengan resep. Berdasarkan hasil penelitian dan teori menyatakan bahwa kepatuhan terhadap pengobatan yang diresepkan penting dalam pengelolaan penyakit kronis termasuk asam urat. Hal tersebut karena efektivitas obat jangka panjang akan sangat berkurang jika pasien kurang patuh.
Minat yang besar dalam patuh minum obat sesuai dengan dosis dapat mencegah keterbatasan aktivitas yang ditimbulkan oleh dampak dari gout arthritis. Dengan begitu, pasien dapat mencapai kualitas hidup yang baik.
***
Penulis: Riszka Pertiwi
Editor: Puspa Anggun Pertiwi