Penyakit Sepsis: Definisi, Penyebab, Faktor, dan Pemeriksaan

VOKASI NEWS – Penyakit sepsis adalah kondisi klinik akut yang terjadi akibat adanya mikroorganisme patogen di dalam aliran darah. Kasus sepsis terus meningkat dalam tiga dekade meskipun pemahaman patofisiologi dan terapi telah berkembang. Sepsis muncul ketika respon tubuh terhadap infeksi merusak jaringan dan organnya sendiri. Jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan syok septik, kegagalan organ dan kematian.

Penelitian Mengenai Sepsis

Penelitian yang dilakukan di 150 ICU dari 16 negara tahun 2011 menunjukkan angka kematian akibat sepsis berat di Asia sebesar (44,5%). Di Taiwan pada tahun 2006 didapatkan 7.531 pasien mengalami sepsis dan dirawat di rumah sakit. Penelitian di 198 Intensive Care Unit (ICU) pada 24 negara di benua Eropa menunjukkan sepsis merupakan 29,5% dari seluruh diagnosis di ICU. Kejadian sepsis di Indonesia tercatat sebesar 47,27 kasus per tahunnya. Penelitian tersebut melaporkan bahwa 27,08% kasus adalah sepsis berat, 14,58% syok sepsis dan 53,33% kasus sepsis.

Bakteri Penyebab Penyakit Sepsis

Sepsis dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan parasit. Bakteri yang paling sering ditemukan biasanya Gram Negatif. Identifikasi bakteri patogen dalam darah dapat menjadi langkah penting dalam memastikan terapi yang tepat dan optimalisasi terapi antibiotik. Kultur darah yang positif hanya ditemukan pada sekitar 20-40% kasus sepsis berat dan persentasenya meningkat seiring tingkat keparahan dari sepsis.

. Sepsis berat terjadi sebagai akibat dari infeksi yang didapat dari komunitas dan nosokomial. Bakteri Gram negatif atau positif mencakup sekitar 70% isolat, dan sisanya ialah jamur atau campuran mikroorganisme. Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae ialah bakteri Gram positif paling sering. Escherichia coli, Klebsiella spp, dan Pseudomonas aeruginosa yang dominan di antara bakteri Gram negatif.

Faktor Resiko Terjadinya Sepsis

Sebagian indikator berbahaya yang diduga berperan dalam kejadian sepsis, yaitu umur, gender, lokasi pengobatan dll. Perjalanan sepsis ditandai dengan sebagian indikasi serta gejala, termasuk leukositosis atau leukopenia, demam atau hipotermia, sesak napas dan takikardia. Lansia, ialah mereka yang berumur > 65 tahun, memiliki kenaikan tajam dalam kejadian sepsis. Seiring bertambahnya umur, sistem kekebalan pula menurun, membuat infeksi atau sepsis lebih mungkin terjadi. Penyakit komorbid yang telah dihubungkan dengan sepsis mencakup paruparu kronis, penyakit diabetes, gagal jantung kongestif, gagal ginjal kronis.

Pemeriksaan Penunjang Diagnosa Sepsis

Berbagai pemeriksaan penunjang diperlukan dalam mendiagnosis sepsis. Hal tersebut bertujuan untuk melihat peradangan dan melihat sumber infeksi. Pada kesempatan kali ini akan dibahas pemeriksaan penunjang laboratorium untuk sepsis. Kultur darah merupakan gold standard untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri penyebab sepsis serta memiliki peran yang besar untuk menentukan pengobatan. Identifikasi bakteri patogen dalam darah dapat menjadi langkah penting dalam memastikan terapi yang tepat dan optimalisasi terapi antibiotik.

Pemeriksaan laboratorium darah lengkap sebenarnya tidak terlalu spesifik untuk diagnosis sepsis. Namun, pemeriksaan laboratorium dapat menunjukkan tanda-tanda infeksi. Leukositosis atau leukopenia, peningkatan protein C-reaktif plasma (CRP), trombositopenia, anemia atau penurunan hemoglobin. Pemeriksaan panel kimia, seperti fungsi hati dan analisis gas darah, dapat bermanfaat dalam memberikan informasi penting tentang tingkat keparahan sepsis.

Analisis gas darah diperlukan terutama pada pasien dengan sepsis akibat infeksi pada saluran pernafasan. Adanya hiperlaktatemia dapat mengindikasikan adanya hipoperfusi jaringan. Pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan Gram dan kultur bakteri diperlukan pada sepsis untuk mengidentifikasi patogen penyebab. Sampel dapat diambil dari darah, urine atau sekresi organ, misalnya saluran pernapasan atau saluran urogenital.

Nama Penulis : Felicia Kurniasari Putri

Nama Pembimbing : Aliyah Siti Sundari

Editor: Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR