VOKASI NEWS – Peran kualitas tidur terhadap insiden jatuh pada lansia, sebuah kajian Mahasiswa Vokasi UNAIR.
Gangguan tidur pada lansia dapat secara signifikan mempengaruhi keseimbangan tubuh dan meningkatkan risiko jatuh. Data menunjukkan bahwa sepertiga dari individu yang berusia lebih dari 65 tahun mengalami insiden jatuh setiap tahun, dengan 20% hingga 25% mengalami insiden jatuh berulang (Fillit, Rockwood, & Young, 2017). Risiko ini semakin besar seiring bertambahnya usia, terutama pada lansia yang lebih tua yang mengalami perubahan fisiologis seperti penurunan kemampuan lokomotor dan memburuknya keseimbangan (Naczk, Marszalek, & Naczk, 2020). Selain itu, faktor multifaktorial seperti penurunan kekuatan otot, komorbiditas, serta gangguan penglihatan dan pendengaran turut berkontribusi terhadap risiko jatuh (Endeshaw, 2019).
Hubungan antara gangguan tidur dan risiko jatuh pada lansia telah terbukti sangat kuat (Blajovan et al., 2023). Penurunan efisiensi tidur, terutama pada lansia yang mengalami frailty, terkait dengan meningkatnya insiden jatuh. Deprivasi tidur menyebabkan kantuk pada siang hari yang berdampak pada fungsi keseimbangan dan perhatian (Yoshimoto et al., 2021). Studi lainnya juga menemukan bahwa wanita lansia dengan kualitas tidur yang buruk lebih rentan mengalami jatuh (Serrano-Checa et al., 2020).
Peran Kualitas Tidur terhadap Risiko Jatuh Lansia
Durasi tidur sangat mempengaruhi risiko jatuh pada lansia. Tidur yang terlalu pendek (< 5 jam) maupun terlalu panjang (> 8 jam) sama-sama meningkatkan risiko jatuh (Kuo et al., 2010). Durasi tidur pendek seringkali dikaitkan dengan gejala insomnia, yang menurunkan kesadaran dan konsentrasi di siang hari, menjadikannya prediktor independen risiko jatuh (Goldman et al., 2008). Durasi tidur yang pendek juga dapat menyebabkan anemia, yang menurut penelitian, merupakan faktor risiko independen untuk insiden jatuh pada populasi lanjut usia (Jackowska, Kumari, & Steptoe, 2013; Al Tehewy, Amin, & Nassar, 2015).
Sebaliknya, durasi tidur yang terlalu panjang dikaitkan dengan penurunan massa otot dan performa fisik yang dapat memicu jatuh. Durasi tidur panjang juga seringkali disebabkan oleh gangguan tidur seperti Obstructive Sleep Apnea, yang menyebabkan kantuk berlebihan di siang hari (Stone et al., 2006).
Strategi Memperbaiki Kualitas Tidur pada Lansia
Untuk mengurangi risiko jatuh akibat gangguan tidur, beberapa strategi dapat diterapkan:
- Membuat jadwal tidur — Tetapkan waktu tidur yang teratur untuk membantu tubuh mengatur jam biologis.
- Menghindari tidur siang — Mengurangi tidur siang agar dorongan tidur di malam hari meningkat.
- Beraktivitas fisik secara teratur — Olahraga intensitas moderat 3-4 kali seminggu membantu meningkatkan kualitas tidur.
- Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman — Hindari konsumsi kafein, nikotin, dan alkohol, serta pastikan ruangan tidur nyaman, sejuk, dan gelap.
- Meninjau obat-obatan — Konsultasikan dengan dokter untuk mengevaluasi pengaruh obat-obatan terhadap tidur.
BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital
***
Penulis : Maria Tektonika Wardhani
Dosen Pembimbing : Rwahita Satyawati Dharmanta, Neny Erlawati
Program Studi : D4 Fisioterapi